Hinata mengikuti jejak Sasuke keluar dari rumah. Sebuah taman dihalaman rumah mengalihkan fokus Hinata.
Taman itu dirawat dengan baik dengan rerumput yang dipotong rapi dan halus, bahkan ada beberapa petak tanaman sayuran yang bisa dimakan.
Dedikasi dari perawat taman ini begitu terlihat dari betapa rapi dan indahnya itu.
" Apakah anda yang menanam seluruh tanaman ini ? "
Hinata bertanya dengan sopan mengenai topik hortikultura tersebut. Dirinya pernah memiliki pengalaman tentang menghias taman tempat tinggal nya dulu.
Tempat dia tinggal dulu...
Tunggu sebentar.....
di mana dia dulu tinggal ?
Kenapa ia merasa tidak bisa mengingatnya dengan tiba-tiba ?
" Kita merawat halaman itu bersama-sama, tetapi kau bersikeras untuk membuatnya menjadi kebun sayuran. dan yang hampir mengurus segalanya adalah dirimu, aku tidak banyak membantu "
jawab Sasuke, terdengar agak biru.
Dengan kata lain, Hinata dipenuhi kekaguman atas mahakaryanya sendiri.
Betapa lucunya...
" Maaf, aku tidak meningatnya " Hinata meminta maaf, dan kemudian bertanya, " Dan apakah aku sudah lama tinggal di sini ? "
" Sudah cukup lama, Aku tidak terlalu mengingatnya "
Sasuke tersenyum meminta maaf, dengan santai menghindari pertanyaannya.
Hinata tidak bisa menyelidiki lebih jauh dan memalingkan muka, mengamati bangunan di sekitarnya. Hinata tiba-tiba merasa seolah-olah dia telah menjelajahi waktu ke abad ke 19 atau ke 20, dengan bangunan-bangunan kuno berlapiskan bata dan beton yang berjajar. ia belum pernah yang seperti ini sebelumnya.
Tidak ada orang yang terlihat di jalan, dan begitu sepi. seolah-olah kota ini tidak berpenghuni. Hanya Sasuke dan dirinya lah yang berjalan di sepanjang trotoar berubin abu-abu.
Begitupula dengan kabut putih yang menyebar, dari langit menuju dijalanan. Seolah-olah sedang memakan seluruh isi dari kota ini.
Itu adalah perasaan yang sangat aneh.
Tidak akan ada yang menyukai suasana menyeramkan seperti itu, atau setidaknya tidak untuknya.
" Perhatikan langkahmu "
Sasuke memperingatkannya, tetapi Hinata telah tersandung batu bata dan hampir terjatuh cara memalukan. Untungnya, seseorang menariknya ke belakang, tetapi itu malah menyebabkan tubuhnya jatuh ke belakang. Bersandar kepada Sasuke.
Sasukd terkekeh, dengan Hinata yang bersandar di dadanya.
Hinata bisa merasakan getaran dari tawanya. ia merasa begitu sangat malu sehingga ingin menggali lubang dan bersembunyi di dalamnya.
" Terima kasih "
Ucap Hinata, menjauh dari pelukan Sasuke yang berdiri kokoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Rain City
FanfictionKota ini sendiri bagaikan sebuah rahasia. entah kenyamanan atau kekacauan, entah hujan atau cerah, semuanya bergantung kepada satu orang. orang-orang yang tinggal dikota ini tidak pernah jatuh sakit, juga tidak pernah terluka. tetapi, mereka tidak p...