Hidup Baru

185 7 0
                                    

Setahun kemudian.

"Pergilah, Andre. Bawa Keira dan Kayla pulang", ucap Rachel pada Andre yang sudah bersiap pergi dengan tas ransel.

Andre sudah mencari Keira dan Kayla kemana-mana selama setahun ini, namun hasilnya nihil. Keira memblokir telefon dan sosial medianya, tapi kali ini akhirnya pencariannya membuahkan hasil.

Andre mendapat info melalui koneksi tentang keberadaan Keira dan Kayla sekarang.

"Doakan aku ya", ucap Andre sambil mencium Rachel.

"Kau pasti bisa! Semangat!"

"Aku akan segera pulang. Kalau ada apa-apa hubungi aku".

"Jangan khawatirkan aku, Andre. Aku bisa menjaga diriku sendiri, Reynald dan Anna".

"Baiklah, Rachel. Aku janji akan segera pulang. Sampai bertemu lagi. Aku mencintaimu", bisik Andre

"Aku mencintaimu juga", balas Rachel.

Andre tersenyum padanya dan melambaikan tangan terakhir kali sebelum masuk ke ruang check in pesawat.

"Keira, pulanglah. Kami tidak akan bisa bahagia tanpamu. Terutama Andre", gumam Rachel sambil melihat punggung Andre yang menjauh.

Walau Andre terlihat bahagia bersamanya dan kedua anak mereka, namun Rachel merasa ada sisi kosong Andre yang tidak bisa diisi olehnya.

°°°

Sementara itu, Keira terbangun hanya menggunakan daster. Bersama Kayla menuju ke ruang makan.

Hari ini minggu, jadi tidak ada sekolah. Tugas memasakpun dialihkan ke orang lain agar Keira bisa libur sehari dalam seminggu.

"Selamat pagi!", ucap Keira pada anak-anak sambil menguap.

"Selamat pagi, mama Keira!", ujar anak-anak kompak.

Keira tersenyum dipanggil "mama Keira". Hal itu mengingatkannya pada Reynald yang suka memanggilnya sama.

Apa kabar anak itu ya? Tiba-tiba Keira kangen. Rachel juga pasti sudah melahirkan anak keduanya. Apa dia dan anaknya baik-baik saja? Pikir Keira.

Keira menyiapkan makanan untuk Kayla. Ketika ia duduk bersiap makan juga, salah satu penjaga berkata sambil senyum-senyum, "tadi ada pria yang mencarimu".

Apa? Pria? Siapa ya? Pikir Keira. Sejak pindah kesini sepertinya ia tidak mengenal pria manapun.

"Siapa namanya?", tanya Keira.

"Kalau tidak salah, namanya Andre. Ia memasuki ruang bunda Lola terakhir kulihat".

Keira langsung tersedak begitu nama Andre disebut. Ia langsung buru-buru minum.

"Apa kau yakin? Andre... Andre Wijaya?", tanya Keira.

"Aku tidak tahu, hanya mendengar nama depannya. Ia tinggi dan tampan sekali", jawab si juru masak masih senyum-senyum.

Keira langsung meninggalkan makannya, menitipkan Kayla dan berlari menuju ruang bunda Lola. Jujur ia sangat merindukan pria itu.

Keira sudah sampai di depan ruang bunda Lola, ia merapikan rambutnya dulu dan mengetuk pintu.

"Masuk", suara bunda Lola.

Keira yang berdebar-debar membuka pintu perlahan-lahan berharap melihat wajah Andre. Namun ternyata hanya ada bunda Lola.

"Selamat pagi, nak", ucap bunda Lola lembut.

"Selamat pagi, bunda", balas Keira. Matanya melirik sekeliling mencari Andre, ingin bertanya tapi malu. Bunda Lola yang memperhatikan Keira jadi terkekeh.

"Tidak perlu kecewa, nak. Ia akan kembali lagi siang nanti. Tadi ia kesini pagi-pagi sekali. Tampak kusut dan lelah, jadi aku menyuruhnya istirahat di penginapan terdekat", ujar bunda Lola tersenyum.

"Oh, begitu", ucap Keira merasa malu dan lega. Terlihat sekali ya "mupeng"nya.

Keira pamit undur diri. Bunda Lola senyum-senyum, "dasar pasangan muda".

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang