***
Ayo share cerita ini ke instagram, whatsapp, twitter kamu! Atau, mau kamu rekomendasikan ke teman - teman kamu juga boleh! ^^
Happy Reading. <3
***
Ia mendudukan bokongnya di sofa. Lalu, ia menatap Tina dengan tatapan yang tidak bisa di artikan lagi. "Kamu kenapa lihatin tante begitu banget? Emangnya, tante ada salah sama kamu?" tanya Tina, dia curiga, karena Rena menatapnya.
"Aku mau nanya satu hal, tentang meninggalnya mama dan papa."
Degup jantung Tina tiba - tiba berhenti. Ia langsung takut, jika Rena menanyakan hal tentang meninggalnya kedua orangtua Rena. Sebenarnya, Tina yang membunuh kedua orangtua Rena hanya karena dendam saja.
Flashback on
"Aku mohon, kamu jangan lakuin itu ke aku, Tina! Aku mohon.." ucap Sarah memohon.
Tina menoleh, dan menatap ke arah Sarah dengan tatapan tajam. "Ini semua gara - gara kamu. Ya, gara - gara kamu, Mas Bara meninggal." ucap Tina dengan senyuman smirk yang terukir di wajahnya.
"Itu semua murni kecelakaan, aku mohon, kamu percaya sama aku. Penyebab semua ini bukan karena aku, Tina!"
"Aku sayang banget sama Rena. Aku nggak mau dia kehilangan orangtuanya saat dia masih kecil. Aku juga ngga mau nanti nasib dia seperti kita,"
"Soal Rena, itu bisa diatur. Dan sekarang, aku mau membalas dendamku."
( Fyi : suami pertama Tina meninggal akibat kecelakaan. Setelah beberapa bulan, ia menikah kembali dengan pria yang 2 tahun lebih tua darinya. Dengan dendam yang masih tersimpan dengan Sarah. )
Tina menyodorkan pisau panjang dan tajam itu tepat di wajah Sarah. Ingin saja Sarah kabur, tapi tidak bisa. Kedua tangan dan kaki nya sudah di ikat dengan tali. Ia tidak bisa bergerak sama sekali sekarang. Ia hanya bisa pasrah.
"Tin.." lirih Sarah, dengan keringat dan air mata yang sudah bercucuran.
DEG!
Darah segar bercucuran di sekitar tubuh Sarah. Dimulai dari tangan, kaki, dan perut nya. Kedua mata Sarah pun sudah tertutup. Sedangkan Tina, wanita itu langsung tersenyum puas.
"Akhirnya,"
Flashback off
"Tante?" panggil Rena.
Panggilan dari Rena tadi, membuat lamunan Tina pecah. "Tante kenapa sih?" tanya Rena sedikit kebingungan. Ia terus mengerutkan keningnya, heran.
"Eh, enggak kok." jawab Tina, sembari tersenyum tipis.
"Tante. Aku mau nanya serius, ini benar - benar serius. Boleh?"
"B-boleh." jawab Tina sedikit gugup.
"Siapa yang bunuh mama dan papa?
Rena janji, akan penjarakan orang itu yang bunuh mama dan papa."Ancaman dari Rena tadi membuat Tina menelan ludahnya dengan susah payah. Ia menundukkan kepalanya, lalu kembali menatap Rena—keponakan nya itu.
"Tante ngga tau. Yang pasti, tante akan bantu cari siapa pelaku yang bunuh mama dan papa kamu." janji nya.
***
Rena menghembuskan nafasnya kasar. Tidak lupa menggerutkan keningnya, mengerjakan soal matematika yang berada di lembar kertas. "Jawaban nya apa lagi!?" Rena melempar beberapa kertas yang berisikan angka - angka soal matematika. Ia sudah beberapa kali mengerjakan nya, tapi sama sekali tidak menemukan jawaban.
Tok.. tok.. tok..
Suara ketukan pintu terdengar dari arah luar kamar Rena. Sama sekali ia tidak menoleh, karena gadis itu sangat fokus dengan apa yang tengah ia kerjakan sekarang.
"Ren?" panggil seseorang, yang seperti nya suara pria. Rena lantas langsung menoleh ke arah sumber suara, ternyata itu adalah Om Atmaja.
Atmaja langsung berjalan menghampiri Rena yang sangat fokus itu. Mengusap bahunya keponakan nya itu dengan sangat lembut. "Kenapa, om?"
"Nggak. Om sengaja aja kesini, mau lihat kamu lagi apa." jawab Atmaja sembari melepaskan usapan nya dari bahu Rena.
"Oh iya om. Rena mau nanya sesuatu sama om."
"Mau nanya apa?"
"Om tau, siapa pelaku yang bunuh mama dan papa? Rena yakin, om tau. Karena, om dan tante menikah sebelum meninggal nya mama dan papa."
***
[ TO BE CONTINUE ]
Chapter 2 sudah di upload. Kepo kan sama kelanjutan nya? Tungguin author buat update dulu ya. Sebelum itu, jangan lupa follow dan vote agar author makin semangat update nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COOL GIRL
RandomRennata Oliver Anastasya. Itulah namanya. Seorang perempuan cantik, yang sudah kehilangan kedua orangtuanya saat berumur 11 tahun. Dan kini, Rena harus tinggal bersama paman dan bibi nya di suatu kota besar. Ia tidak mempunyai teman, karena sifat ny...