Esok harinya.
Andre dan Kayla mengantar Keira sendiri ke bandara sebagai perpisahan terakhir kalinya.
Sepanjang jalan, Andre hanya diam menyetir. Keira terus bermain dengan Kayla, karena ini momen terakhirnya.
"Sudah sampai", ucap Andre.
Keira tidak sadar karena daritadi ia fokus ke Kayla.
"Ayo turun! Kayla, ucapkan selamat tinggal pada mama", ucap Andre.
Keira mau tidak mau turun, walau hatinya berat. Ada sedikit rasa menyesal dalam hatinya.
Andre mengeluarkan koper Keira dari bagasi.
"Mama mau kemana? Kok bawa koper?", tanya Kayla.
"Mama... mama pergi sebentar, sayang. Kayla jadi anak baik ya. Nurut sama papa, sama nenek, mama Rachel. Jaga adik-adik Kayla juga. Jadi kakak yang baik dan rukun dengan adik. Mama... mama sayang Kayla", ucap Keira berusaha menahan tangis. Dipeluknya Kayla erat-erat.
Andre yang melihat adegan Keira dan Kayla jadi ikut merasa sedih, namun egonya membuat dia bersikap dingin. Ini kemauan Keira bukan?
Keira akhirnya melepaskan Kayla dan berkata ke Andre, "jaga baik-baik Kayla dan... selamat tinggal, Andre".
Andre hanya mengangguk singkat dan langsung menggendong Kayla ke dalam mobil.
"Mamaaaaa", teriak Kayla tidak ingin berpisah dari Keira.
Kayla memberontak, namun tenaga Andre jauh lebih kuat. Ia berhasil memasukkan Kayla di kursi belakang dan mengunci pintu mobilnya.
Keira dapat melihat Kayla melalui kaca belakang sedang menangis dan menggedor-gedor kaca ke arahnya.
Air mata Keira sudah tidak terbendung lagi, ia menangis tersedu-sedu. Apalagi ketika mobilnya mulai menjauh. Tanpa sadar Keira mengejar mengikuti mobil hingga tak terlihat lagi.
"Oh... Kayla... Kayla!!!", teriak Keira. Ia sungguh sangat menyesal. Kenapa ia bertindak bodoh? Ia baru sadar Kayla adalah hidupnya, namun semuanya sudah terlambat. Ia hanya bisa meratapi kepergian Kayla. Keira berjongkok dan menangis. Tiba-tiba hidupnya terasa sepi dan hampa.
Tak berapa lama, ia mendengar suara mobil kembali. Keira mendongak dan melihat mobil Andre berhenti di sampingnya. Andre segera keluar mobil dan memeluk Keira.
"Aku tidak bisa berpisah darimu lagi, Keira. Aku mencintaimu!", ucap Andre.
Ketika Andre memperhatikan Keira dari kaca spion, Andre baru sadar siapa yang ia cintai. Keira, cinta pertamanya, cinta sejatinya, istrinya. Segala kenangan lama meledak di otaknya.
"Kembalilah, Keira. Kumohon jadi istriku lagi. Kita hidup bertiga bersama seperti dulu lagi. Kau, aku dan Kayla. Aku... aku akan meninggalkan Rachel jika itu maumu", Andre memelas.
Keira hanya bisa tersenyum sambil menangis. Tawaran yang menggiurkan. Jika saja sejak dulu Andre seperti ini, maka Keira dengan senang hati menerima. Namun nasi sudah menjadi bubur. Ia tidak ingin bahagia di atas derita wanita lain.
"Aku... aku juga mencintaimu, Andre. Aku tidak ingin berpisah seperti ini. Aku ingin kau rela melepasku, maka aku juga akan rela melepasmu", ucap Keira.
Andre langsung mencium bibir Keira. Kali ini ciuman penuh cinta. Ciuman pelan yang semakin lama semakin dalam. Keira mengalungkan tangannya ke leher Andre seolah tidak ingin berpisah. Seandainya saja waktu berhenti saat ini, pikir Keira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Main Lead
RomanceKeira dan Andre sedang diterpa badai pernikahan ketika Keira divonis mengidap kanker rahim. Sedangkan Andre sebagai penerus keluarga butuh keturunan. Pada saat itu, datanglah seorang perempuan yang bernama Rachel. Bagaimana cerita pernikahan mereka?