Terpedaya

222 6 0
                                    

Sudah berhari-hari Raja tidak menghubungi Keira lagi. Entah kenapa, Keira merasa kehilangan dan mulai bertanya-tanya. Ia mengingat ciuman Raja malam itu. Apa gara-gara itu? Apa karena aku tidak meresponnya? Duh, sepertinya aku mulai ada rasa pada pria menyebalkan itu, pikir Keira.

Terdengar suara bel di rumahnya. Keira segera membuka. Ternyata Raja! Lengkap dengan hidung merah, bunga dan boneka besar.

"Surprise!", teriak Raja.

"Raja, apa-apaan?", Keira merasa Raja sangat konyol. Tapi Keira lega melihat pria itu lagi. Raja tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam rumah.

"Hei, aku belum menyuruhmu masuk", teriak Keira.

"Aku tahu, tapi orang-orang mulai melihatku. Jadi lebih baik aku masuk saja, kecuali jika kau suka jadi pusat perhatian", ucap Raja.

Keira memperhatikan sekeliling dan orang-orang mulai saling berbisik sambil menunjuk ke arahnya. Aduh, Raja benar. Keira segera menutup pintunya.

"Sekarang jelaskan!", ucap Keira sambil menyilangkan tangannya.

"Dimana Kayla?", tanya Raja.

"Sedang main di rumah Andre".

Bagus, sesuai rencana, pikir Raja. Ia memang sudah menyelidiki waktu kosong Keira, ia hanya pura-pura bertanya saja.

"Ini semua untuk Kayla?", tanya Keira. Raja memang selalu memanjakan Kayla sejak pertama kali kenal. Bahkan walau tahu Kayla bukan anaknya, Raja tetap baik padanya. Hal itu membuat Keira terharu.

"Iya. You're welcome", jawab Raja. Keira hanya memutar bola matanya menghadapi kelakuan Raja.

"Untukku mana?", tanya Keira bercanda.

"Untukmu? Hmm", Raja kelihatan berpikir. Kemudian ia mengambil setangkai bunga dari bunga besar itu, "ini".

Keira menerimanya dengan sebal.

"Eh, tunggu. Aku punya yang lain", ucap Raja merogoh-rogoh sakunya. Ia mengeluarkan sekotak cincin dan Raja segera berlutut. Keira bingung.

"Keira, menikahlah denganku", ucap Raja serius sambil memandang mata Keira dalam-dalam.

"Raja... kau.. sedang tidak bercanda kan?", tanya Keira.

"Aku serius, Keira", jawab Raja.

"Tapi... kenapa? Aku cacat, aku tidak bisa memberimu anak", jawab Keira.

"Ssst... Keira, jangan berpikir begitu. Kau adalah wanita sempurna. Kau cantik, baik dan lucu. Aku menyukaimu dulu, sampai sekarang pun rasa suka itu masih ada. Bahkan semakin dalam. Jadi... jangan merendahkan dirimu lagi, oke?", ucap Raja sambil memegang kedua pipi Keira.

Keira melihat sorot mata Raja, ia terdengar tulus. Keira jadi menangis, antara terharu sekaligus trauma. Ia terharu karena masih ada pria yang meninginkannya sebagai istri. Tapi trauma akan diduakan seperti dulu lagi akibat kekurangannya ini.

"Lho... kenapa jadi nangis?", tanya Raja. Ia reflek memeluk Keira agar menangis di dadanya. Ia biarkan Keira menangis sesaat.

Raja mulai melepaskan pelukannya untuk melihat Keira, namun Keira menutup wajahnya karena malu.

Second Main LeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang