Sebuah Rencana

194 29 4
                                    

"Memangnya aku barang apa yang bisa dimiliki seenaknya?" Dahyun memelototi Sana dengan marah, Dahyun berharap tatapannya bisa membuat Sana takut, tapi sebaliknya Sana malah tersenyum dan menarik Dahyun kedalam pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memangnya aku barang apa yang bisa dimiliki seenaknya?" Dahyun memelototi Sana dengan marah, Dahyun berharap tatapannya bisa membuat Sana takut, tapi sebaliknya Sana malah tersenyum dan menarik Dahyun kedalam pelukannya.

"Aku kira sifat mu yang ini akan membosankan, siapa tau ternyata cukup menghibur ~ " Sana mendekatkan wajahnya ke leher Dahyun, dan menghirup aroma wanita itu dengan rakus, harum tubuh Dahyun seperti susu murni. Sana menyukainya.

"Huh.." Dahyun mengadah memejamkan mata saat wajah Sana berada di dekat lehernya, nafas Sana yang hangat membuat Dahyun merinding. Ingin Dahyun memukul wanita kurang ajar ini, namun sekarang dia tengah berakting sebagai wanita biasa.

"Aku suka aroma tubuhmu, tidak bukan aroma tubuh saja, semua yang ada padamu aku suka" puas mengirup aroma yang disukainya. Sana menatap Dahyun dengan senyum menggoda.

Kalau anak buah Sana ada disini mereka pasti pingsan karena bahagia melihat senyuman pimpinan mereka, dimata bawahannya Sana adalah sosok pemimpin dan wanita yang sempurna, apapun yang Sana lakukan semuanya itu benar tidak peduli apapun itu, sementara dimata Dahyun saat ini senyuman Sana masih membuatnya merinding.

"Berhenti menggodaku! Dan tolong lepasin aku, aku mau pulang aku mau kuliah~" Dahyun melihat Sana dengan ekspresi memelas, ada ketakutan dan harapan dimata Dahyun.

"Wajahmu itu seperti anjing yang memelas meminta makanan, aku suka~" Sana mencubit pipi Dahyun, kemudian melepaskan pelukannya.

"Sakit!" Dahyun dengan sedih mengelus pipinya yang memerah karena dicubit, namun Sana tidak memedulikannya, ia menyerahkan pakaian pada Dahyun dan meminta Dahyun untuk berpakaian.

"Kenapa tidak dipakai? Mau aku yang pakaikan?" Goda Sana pada Dahyun yang hanya berdiri diam ditempatnya setelah menerima pakaian.

"Bukan begitu! Kamu keluar dulu, masa ia aku pakai baju di depan orang lain?" Ucap Dahyun dengan wajah memerah karena malu.

Sana terkekeh geli "Aku bukan orang lain, aku Minatozaki Sana mulai hari ini dan seterusnya adalah kekasihmu~" Kalimat Sana sukses membuat Dahyun terdiam karena kaget dengan deklarasi sepihak nya, mengenai hubungan mereka.

Melihat Dahyun terdiam Sana pergi meninggalkan Dahyun dengan suasana hati yang bahagia, setelah Sana pergi barulah Dahyun sadar kembali.

Sambil memakai pakaiannya Dahyun mengutuk dan memaki Sana dalam hati.

'Wanita sinting, bisa bisanya baru bertemu belum lama sudah mengklaim diriku sebagai kekasihnya' selain memaki Dahyun juga merasa malu, karena selama berpakaian dia sadar baik itu baju, rok sampai pakaian dalam yang diberikan Sana, ukurannya pas dengan tubuhnya.

Dahyun langsung berpikir yang tidak tidak, memikirkan tubuhnya di jamah Sana saat dia tertidur, Dahyun merasa merinding dan marah, ingin rasanya dia memukul wanita itu namun saat ini dia harus bersabar, karena dari pengamatan sekilas saja Dahyun tau. Sana bukan wanita sembarangan.

Dendam Yang Harus Dibayar TuntasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang