Kehidupan Sebelumnya #1

212 30 10
                                    

"Selamat ya! Kami bangga padamu!" Dahyun begitu bahagia, pipi putihnya merona merah karena kebahagiaannya itu, hari ini dia resmi menyandang gelar sarjana, setelah beberapa tahun berkuliah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat ya! Kami bangga padamu!" Dahyun begitu bahagia, pipi putihnya merona merah karena kebahagiaannya itu, hari ini dia resmi menyandang gelar sarjana, setelah beberapa tahun berkuliah.

Tapi yang paling membahagiakan adalah orangtuanya bisa hadir di acara wisudanya! Sebelumnya Dahyun sudah pesimis kalau hanya sang ibu yang datang, karena ayahnya sibuk bekerja, siapa tau ternyata keduanya memberikan kejutan dengan datang bersama.

"Terimakasih ayah, ibu!" Keluarga beranggotakan tiga orang tersebut berpelukan, saling menyalurkan kebahagiaan yang mereka rasakan.

"Oke oke, sudah cukup menangis nya! Sekarang ayo kita pulang dan mengadakan pesta!" Ayah Kim berbicara duluan, memecahkan suasana bahagia dan haru yang menyelimuti.

"Ayah, kamu merusak suasana!" Dengan pipi mengembung Dahyun pura pura marah.

"Sudah sudah, benar kata ayahmu ayo kita pulang dan mengadakan pesta" Ibu Kim tersenyum, kemudian mengapit lengan suami dan anaknya, bersama ketiganya pun menaiki mobil dan pulang ke rumah.

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, sekarang sudah sebulan sejak Dahyun menyelesaikan kuliahnya, namun sampai saat ini dia belum mendapatkan pekerjaan.

"Hyun, bantu ibu beres beres!" Teriak ibu Kim pada anak perawan nya yang masih galau memikirkan tentang pekerjaan di dalam kamar.

"Ia ia!" Dengan tampang malas. Dahyun keluar kamar, meski penampilannya acak acakan itu tidak bisa menghalangi kecantikan Dahyun.

Dahyun pun mulai membantu sang ibu membersihkan rumah, meski dengan bibir manyun Dahyun tetap melakukan tugasnya dengan benar dan setelah tiga puluh menit akhirnya dia selesai membersihkan seluruh area rumah.

"Ah pegalnya!"

Baru saja berisitirahat sembari memukul mukul pundaknya yang pegal karena mengepel dan menyapu, ibunya sudah berdiri di depannya sambil mengulurkan uang.

"Apa nih Bu, duit buat Dahyun jajan kah?"

Senyum lebar pun tercipta dari wajah seputih tahu itu, saat mau mengambil uang tersebut tangan Dahyun langsung ditepis sang ibu.

"Bukan untuk jajan, ibu mau suruh kamu beli telur sama mie." Ucap ibu Kim yang langsung membuat Dahyun cemberut.

Melihat anak semata wayangnya itu cemberut ibu Kim pun tertawa pelan, ia mengelus elus kepala Dahyun seperti saat dia masih kecil dulu.

"Jangan manyun, nanti kembaliannya buat kamu"

Mata Dahyun langsung berbinar mendengar itu, dia pun segera mengambil uang dari ibunya dan pergi keluar rumah.

Namun tidak lama kemudian kepala Dahyun nongol melalui pintu yang baru tertutup, dia menatap ibunya sambil cengengesan.

"Beli telurnya berapa kilo Bu?"

Ibu Kim hanya bisa menghela napas atas sifat ceroboh putrinya. Dahyun sudah berusia 25 tahun namun kecerobohannya masih suka membuat dirinya khawatir.

"Makanya kalau ibu ngomong, dengerin sampai habis! Jangan langsung kabur!"

Mendengar intonasi nada bicara sang ibu berubah, Dahyun diam diam menutup telinganya, kalau sudah begini ibunya pasti bakal menceramahi nya.

Benar saja Dahyun harus mendengarkan omelan ibunya hampir satu jam, sebelum diberitahu berapa kilo telur yang harus ia beli.

"Haduh gini amat nasib anak yang masih jadi beban keluarga, sering kena omel" Dalam perjalanan menuju minimarket Dahyun terus menerus mengomel, karena kesal dengan ibunya.

Setelah tiba di minimarket Dahyun segera mengambil telur dan mie, saat hendak membayar tiba tiba saja Dahyun dihentikan oleh seorang pria yang memakai masker.

"Maaf bisa kita bicara sebentar?"

Ternya pria itu sembari menunjuk ke sudut minimarket. Dahyun memicingkan mata curiga.

"Baik" Namun dia tetap setuju karena banyak orang di minimarket saat ini, dan tidak mungkin pria di depannya akan macam macam.

"Namaku Bambam, aku pencari bakat dari HB Entertainment" ucap pria itu sambil memberikan kartu namanya pada Dahyun.

Dahyun menerima kartu tersebut, setelah memastikan kartu nama itu asli barulah dia kembali memandang Bambam.

"Jika kamu berniat, aku berencana mengundangmu untuk bergabung dengan HB Entertainment"

Segera Bambam meluncurkan kemampuan merayunya, sebagai pencari bakat profesional dia memiliki banyak kalimat manis untuk menggoda orang orang.

"Hmm akan aku pikirkan, terimakasih!"

Dahyun sendiri sudah mulai tergoda oleh kata kata Bambam, supaya tidak memutuskan secara gegabah Dahyun langsung kabur dari minimarket setelah membayar.

"Hei nona tunggu!" Bambam dibelakangnya berteriak meminta Dahyun untuk berhenti, namun Dahyun mengabaikan Bambam dan terus berlari.

"Kok aku lari sih? Goblok banget" Setelah berlari cukup jauh barulah Dahyun berhenti dan tersadar, kenapa coba dia harus berlari dari Bambam!

"Dahyun!"

"Iya kenap-" Saat mendengar ada yang memanggilnya, Dahyun refleks menoleh dan menjawab.

Namun jawabannya terhenti ditengah jalan, karena ternyata Dahyun yang dimaksud bukan dirinya. Di ujung jalan dia melihat dua orang siswi SMA, sepertinya salah satu dari keduanya memiliki nama yang sama dengannya.

Kedua murid SMA itu sepertinya baru pulang sekolah, entah apa yang mereka bicarakan namun senyum bahagia dari raut wajah keduanya tidak bisa disembunyikan.

"Indahnya masa SMA, masih bebas dan tidak pusing tentang kehidupan" lirih Dahyun, untuk sesaat dia galau kemudian pandangannya ia alihkan ke kartu nama yang tadi diberikan Bambam.

"HB Entertainment ya?" Dahyun sepertinya sudah memutuskan sesuatu, digenggamnya kuat kuat kartu nama itu dan berjalan pulang dengan mantap.

Continue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dendam Yang Harus Dibayar TuntasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang