1

61 6 0
                                    

"Baekhyunaaa, sudah siang!!!" Teriak lelaki bermata bulat yang tengah sibuk membersihkan meja makan dengan lap warna cyan ditangan kanannya.

Cklek

Suara pintu terbuka, menampakkan lelaki berkulit seputih susu itu keluar dengan kedua mata yang masih tertutup rapat. Langkah kakinya yang pelan berjalan pasti menuju dapur, ia sudah hafal tempat ini. Ya dia Baekhyun. Byun Baekhyun.

Lelaki bermata bulat itu meliriknya lalu ia melihat tangan Baekhyun, "huh? Lagi?"

"Eum?" Akhirnya Baekhyun yang baru bangun itu membuka matanya dan melihat tangannya yang sedang menjadi pusat perhatian lelaki bermata bulat. "Mianhae, kyungsoo-ya" ucap Baekhyun dengan nada bersalahnya.

Kyungsoo adalah nama dari lelaki bermata bulat itu, ia hanya menghela nafasnya dan mendekati Baekhyun. Dengan lembut ia meraih tangan kiri Baekhyun dan membawanya ke wastafel. Mengarahkan tangan kanan Baekhyun untuk diarahkan ke aliran air yang keluar dari keran.

Mencium aroma bau badan Baekhyun membuat Kyungsoo menghela nafas lagi, entah sudah berapa kali ia menghela nafas di pagi hari yang cerah ini. "Semalam minum dengan siapa?"

"Presdir" jawab singkat Baekhyun, sesekali ia meringis ketika Kyungsoo mengusap beberapa kali tangan kanannya. "Jika itu tidak penting jangan lakukan, kau tahu kan kalau mabuk kau seperti ini" ucap Kyungsoo dengan nada khawatir.

Baekhyun menganggukan kepalanya, ia juga sudah lelah dengan dirinya, mungkin dalam sebulan bisa sampai 5 kali ia melakukan ini jika dalam keadaan mabuk. Ditempat kerjanya setiap pekan pasti mengadakan acara minum bersama, jika tidak ikut bisa kena potongan gaji.

"Aku tidak lelah untuk menawarkanmu kerja ditempatku" ucap Kyungsoo sembari membawa Baekhyun kekamarnya. "Aku tidak mau, aku sudah cukup menyusahkanmu kan" balas Baekhyun.

"Tinggal dirumah ini saja sudah membuat diriku terasa jadi beban untukmu" ucap Baekhyun lagi.

"YAAKKK!!" Teriak Baekhyun ketika Kyungsoo dengan sengaja menekan luka ditangan kanannya. "Beban katamu? Keluargamu telah memberikanku pendidikan selama sekolah dasar sampai sekolah menengah! Kau bilang kau beban untukku?!" Ucap Kyungsoo marah.

Ya, sebenarnya ini adalah rumah Kyungsoo, Baekhyun hanya menumpang dirumah ini. Ia tak memiliki rumah dan juga keluarga. Kyungsoo adalah sahabat Baekhyun sejak sekolah dasar sampai sekolah menengah.

"Tapi mereka bukan keluargaku lagi"

Dan soal keluarga, Keluarga Byun telah mengeluarkan Baekhyun dari keluarganya.

Kyungsoo terdiam, ia salah mengucapkan kata. "Lupakan, intinya jika kau sudah lelah dengan pekerjaanmu, pindahlah ketempatku!" Ucap Kyungsoo dengan nada kesalnya.

Ia mendudukan Baekhyun ditepi kasur lalu Kyungsoo mencari kotak P3K di laci samping kasurnya, setelah dapat ia menarik kursi dan duduk dihadapan Baekhyun.

Mengeluarkan kassa, cairan NaCl dan salep dari kotak P3K miliknya. "Kau tidak lelah?" Tanya Baekhyun sembari memperhatikan Kyungsoo yang dengan teliti menyirami luka Baekhyun dengan cairan NaCl.

"Tidak..."  Lalu Kyungsoo mengeringkan luka Baekhyun dengan kassa ditangannya, ia mengeluarkan salep sedikit untuk ia baluri diluka tangan Baekhyun.

".....Jika lelah aku tidak akan melakukan ini" sambung kyungsoo ketika luka tersebut sudah selesai ia obati.

"Gomawo, kyungsoo-ya" ujar Baekhyun dengan senyuman yang terukir diwajahnya. Kyungsoopun menepuk pelan pundak Baekhyun, "lainkali jika mabuk, aku akan mengunci kamarmu, biar kau tidur dikamarku" ujar kyungsoo

"Ahhh tetap saja, aku sudah melakukan itu berulang kali." Sambung kyungsoo yang kini kesal terhadap baekhyun. Karena Baekhyun selalu mempunyai kunci cadangan untuk kembali membuka kamarnya sendiri.

Puk

Kyungsoo menepuk pelan kepala Baekhyun, "sudah sana sarapan, aku akan merapihkan ini semua" ujar Kyungsoo sambil merapihkan kotak P3K nya. Baekhyun hanya terkekeh lalu ia keluar dari kamar Kyungsoo menuju dapur. Ia menyiapkan makanan untuk dirinya dan Kyungsoo.
.

.






.
Brak

Suara sebuah kotak ukuran sedang bermerk mewah dilempar begitu saja kearah wanita yang tengah sibuk bermain ponsel diruang keluarga.

"Yakk!" Teriak wanita itu, segera ia mengambil kotak tersebut dan memeluknya erat-erat, "apa yang kau lakukan?!" Teriaknya, lagi.

"Lagi?!" Balas teriakan lelaki yang tak kalah kencang dari wanita itu.

"Tas ini hanya ada 3 di dunia ini!" Ujar wanita tersebut yang sepertinya tak takut dengan kemarahan pria dihadapannya.

Kini kedua orang yang tersulut emosi itu berhadapan, saling melemparkan tatapan kebencian.

"Appa"

Suara lelaki lembut menyapa indra pendengarakan Pria yang tengah emosi, ia mengubah ekspresinya secepat mungkin dan berbalik "oh.. renjun-ah, wae?"

"Aku ingin main dengan temanku"

"Kalau begitu hati-hati, renjun" ujar wanita yang kini tersenyum sembari memeluk kotak bermerk mewahnya.

"Ne, eomma"

Renjun keluar dengan cepat sembari memakai headphone dikedua telinganya.

"Tidak usah menjadi ibu jika kau sangat egois" ucap Pria itu sembari berjalan menjauhi wanita yang kini hanya menatap kesal kearah punggung Pria tersebut.

"Yak! Bukan hanya aku yang egois, bahkan kamu juga!"

Pria itu jelas berhenti dan berbalik, kedua alisnya mengernyit, "mwo?!"

Wanita itu berdecih, melempar kotak mewah itu dan berjalan mendekati Pria tersebut, ketika sudah berhadapan, wanita itu berjinjit dan mendekatkan kepalanya ke atas pundak Pria tersebut,

"Bagaimana jadinya jika anakmu tahu bahwa ia terlahir dari rahim lelaki?"
.




.






.

TBC



















   

    

    

   

  
Babybee🍓

DisappointedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang