TIGA PULUH DUA

181 6 0
                                    

"Lo pilih gue atau Arkan?"

Maira yang mendengarkan kalimat itu lantas menatap Hazel bingung, sementara Hazel masih tetap menatap serius ke arah Maira.

"Harus itu banget yang lo tanyain?" Tanya Maira memastikan dan hanya diberikan anggukan oleh pria yang tengah duduk dihadapannya saat ini.

"Hm, pilih siapa ya.." Ucap Maira seolah tengah berpikir. Hal itu membuat Hazel merasa sedikit kesal karena gadis itu sampai harus berpikir untuk pertanyaan yang gak perlu dipikir jawabannya.

"Lama lo, udah next aja." Putus Hazel.

"Dih apaansih kan belom gue jawab!"

"Kelamaan, udah lanjut aj-"

"Lo." 

Hazel yang mendengarkan ucapan Maira menjadi terdiam, dan tanpa melanjutkan omelannya pria itu hanya menatap gadis dihadapannya dengan tatapan intens.

"Ma-maksud gue ya.. gue pilih lo karena lo kan temen dekat gue!" Ucap Maira sembari tersenyum memamerkan giginya.

Hazel yang mendengar jawaban Maira lagi-lagi hanya diam, tak tahu harus berkata apa.

"Udah ah lanjut, Truth or Dare?" Ucap Maira lagi karena sejakk tadi Hazel hanya diam dan menatapnya membuat dirinya merasa aneh sendiri.

"Dare."

Maira yang mendengarkan ucapan Hazel lantas tersenyum kemenangan.

"Hm.. apa aja kan?" Tanya Maira memastikan yang lantas diberikan anggukan oleh Hazel pertanda ia setuju.

"Ambilin gue minum dong dibawah gue haus ehehe.." Kekeh Maira sembari tersenyum kepada Hazel. Hazel yang mendengar itu hanya memutar bola matanya malas dan segera turun mengambil air untuk Maira.

Maira kini tertawa sendiri dikamar Hazel karena ia berhasil mengerjai pria itu, tak berselang lama Hazel kini muncul dengan memegang segelas air ditangannya yang langsung diberikan pada Maira.

"Truth or Dare?"

"Kalo gue ambil truth lo marah gak?" Tanya Maira.

"Terserah." Jawab Hazel dengan singkat.

Maira yang tidak ingin mendapatkan olokan karena ia tidak mengambil dare lantas memutuskan mengambil dare yang membuat dirinya menyesal setelahnya.

"Yaudah deh, karena gue sportif gue juga ngambil dare aja."

Hazel kini mendekat pada Maira membuat Maira memundurkan wajahnya.

"A-apaan lo, lo ma-mau ngapain?!"

Pertanyaan Maira tidak digubris oleh Hazel, pria itu lantas menahan kedua tangan Maira agar gadis itu tidak dapat bergerak. Maira yang merasa takut lantas berbicara dengan setengah berteriak.

"Ih apaan sih! Mundur gak lo, a-atau gue teriak!"

"Tatap mata gue dan bilang kalo lo gak suka gue, kalo lo beneran gak suka sama gue."

Mendengar ucapan Hazel, Maira lantas terkejut untuk dare yang pria itu berikan padanya, bagaimana bisa pria dihadapannya saat ini begitu licik.

"Apa sih, gue gamau!"

"Harus."

"Gak!"

"Ini dare buat lo."

"Gak mau Hazel."

"Kenapa?"

Pertanyaan Hazel lantas membuat Maira bingung, kenapa ia tidak bisa melakukan hal yang Hazel perintahkan padahal ia hanya disuruh berbicara saja.

HazelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang