ENAM

331 18 0
                                    

Hazel mengendarai motor dengan kecepatan rata-rata. Entahlah langit malam ini begitu indah, bintang-bintang bertebaran di langit berdampingan dengan bulan sabit yang sangat cantik.

Entah mengapa Hazel kini berhenti di mini market tempat Maira bekerja, ia lalu mengumpat dirinya sendiri karena telah datang ke tempat tersebut.

"Loh, Hazel? Lo ngapain di sini malem-malem?" Tiba-tiba saja suara seorang gadis memecahkan lamunannya.

Dia Maira. Gadis itu memakai Hoodie berwarna pink, rambut yang di Cepol asal, dengan bawahan celana jeans hitam dan sepatu sneakers putih hitam.

Hazel memandang Maira beberapa detik lalu segera turun dan masuk kedalam mini market tersebut tanpa menjawab pertanyaan Maira. Maira yang melihat sikap Hazel hanya mengangkat bahu acuh dan segera berjalan mencari angkutan umum untuk pulang.

Setelah Hazel membeli dua minuman kaleng, ia lalu mencari kemana perginya Maira. Setelah merasa Maira tidak ada dan mungkin belum terlalu jauh ia lalu menyalakan motornya dan segera mencari Maira. Bukan karena dia peduli hanya saja sekarang sudah pukul 11 malam, gadis itu tentu saja akan pulang menggunakan angkutan umum, dan menurut Hazel hal ini sangat berbahaya.

Maira kini tengah berdiri di sebuah halte tempat ia menunggu angkutan umum, entah angkutan tersebut akan lewat atau tidak. Hari ini Maira lembur tidak seperti biasanya yang sudah pulang pada pukul 9 malam, tapi hari ini ia baru pulang sekarang karena banyaknya kerjaan yang tengah menumpuk.

"Woi cebol Lo pulang bareng gue." Teriak Hazel yang entah bagaimana sudah berada di hadapan Maira.

"Sejak kapan Lo di sini? Lo ngikutin gue yah!" Ucap Maira memicingkan matanya menatap Hazel yang hanya memutar bola matanya malas.

"Enak aja Lo kalo ngomong, rumah gue emang lewat jalan ini."

Maira hanya menganggukkan kepalanya paham.

"Jadi Lo mau bareng gak? Ini udah jam setengah 12 malam gabakal ada angkot yang lewat."

Dengan menimbang-nimbang tawaran Hazel akhirnya Maira setuju dan menebeng pada Hazel untuk pulang.

Seperti biasa tak ada yang berani membuka suara, mereka berdua hanya diam hanya deruman motor milik Hazel dan suara-suara angin yang menghiasi perjalanan mereka berdua.

Hazel dan Maira kini sudah sampai, Maira lalu mengucapkan terima kasih pada Hazel.

"Sekali lagi makasih Lo udah anterin gue pulang." Ucap Maira.

"Iya santai. Btw rumah Lo kok sepi banget, Lo tinggal sendirian?" Tanya Hazel karena memang pria tersebut sangat penasaran.

Maira yang di tanya akan hal yang sensitif baginya langsung saja mengalihkan pembicaraan.

"Zel gue capek mau istirahat, Lo pulang nya hati-hati sekali lagi gue ucapin makasih udah mau nganter gue balik." Ucap Maira lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Hazel yang tak mengerti dimana letak kesalahan dalam pertanyaannya tersebut hanya menatap punggung gadis yang kini sudah tak terlihat lagi dan hanya menampakkan pintu yang telah tertutup rapat.

Hazel lalu pergi meninggalkan rumah tersebut.

🍂

"Maira jangan lari-lari sayang nanti kamu jatuh." Ucap seorang wanita paruh baya yang wajahnya tak menua termakan usia tersebut.

"Mama cepetan entar babang es creamnya keburu pergi." Ucap gadis kecil berusia 8 tahun tersebut.

HazelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang