Bagian 6

199 23 6
                                    

"Tenang saja, semua pasti akan baik-baik saja." 

Berkali-kali kalimat itu dilontarkan. Sebaik apa pun kalimat penenang yang diberikan tidak ada yang berhasil. Tenn tetap tidak bisa tenang. 

Kabar dari Mitsuki benar-benar mendadak. Di saat Tenn berhasil menemukan dokter kenalan Takamasa yang mungkin dapat membantunya. Bagaimana bisa tenang di saat harapan muncul malah kabar buruk datang.

Apalagi kini mereka berada di pesawat. Tentu saja Tenn tidak bisa mendapatkan kabar terbaru dari Mitsuki. Tidak ada yang dapat  dihubungi saat ini.

Pikirannya hanya satu. Tidak lain dan tidak bukan adalah keluarga yang bisa ia pertahankan saat ini. Cukup saja ia kehilangan di masa lalu. Jangan sampai terjadi lagi. 

"Ngomong-ngomong apakah Takamasa tidak masalah jika Aya ikut pulang ke Jepang?" 

Pertanyaan itu muncul dari Tetsuo, dokter kenalan Takamasa yang bekerja di luar negeri. Berusaha sedikit mengalihkan perhatian Tenn yang terlihat sangat amat tidak tenang. 

Tenn menatap Aya yang sedang tertidur di pundaknya. Ia sampai lupa sesaat tentang anak itu. Tampak sekali anak itu kelelahan. Berpergian tanpa adanya persiapan lebih sangat melelahkan. 

"Entahlah. Saat ini tidak ada gunanya memikirkan pertejuan Kujou-san. Kau tahu kan?" balas Tenn pasrah. 

Tetsuo hanya menanggukan kepalanya. Memang tak ada gunanya meminta izin pada sahabatnya itu. Lebih baik melakukan dulu daripada menunggu keputusannya. Sejak dulu memang seperti itu. 

"Tenang saja. Seharusnya dengan alasan ini ia tak akan marah. Aku akan mengurusnya nanti," balas Tenn. 

Takamasa tidak mungkin marah jika alasan seperti ini. Seharusnya ia mengerti dalam kondisi terdesak seperti ini nantinya. Tidak mungkin meninggalkan Aya dalam suasana tidak meyakinkan seperti ini.

...

Pagi telah datang. Malam terasa begitu panjang. Menunggu setiap putaran sambil memastikan tidak ada panggilan darurat dari ruang ICU. Seseorang yang menjadi tanggung jawabnya selama sang keluarga sedang berada di luar negeri. 

"Kita cancel jadwal hari ini. Aku sudah menghubungi pelatihmu. Seharusnya baik-baik saja," ucap Tsumugi. 

Mitsuki hanya meng-iya-kan. Jadwal hari ini tidak terlalu darurat seperti penampilan langsung ataupun kerja sama dengan brand besar. Hari ini hanyalah kelas harian yang wajib dilakukan oleh setiap membernya. Seharusnya hari ini Mitsuki mendapatkan pelatihan bahasa inggris dan vokal. 

"Bagaimana dengan yang lain?"

"Aku sudah meminta Banri-san untuk mengurusnya. Kita fokus dulu di sini." 

"Kau benar juga." 

Lebih baik tidak melibatkan orang banyak. Bisa-bisa ada media massa yang kembali memenuhi rumah sakit karena mereka berkumpul. Sangat amat tidak berperikemanusiaan jika menggundang massa yang tidak diundang. Terlebih wartawan yang kegilaannya tidak dapat diukur lagi. 

Padahal Yamato dan Sougo berkali-kali menghubunginya. Menanyakan perkembangan lebih lanjut. Hampir saja Yamato ingin menyusulnya ke rumah sakit. Untung saja sedang ia bisa menahannya mengingat ia sedang berada di Hokaido untuk syuting. Menambah beban jika Yamato memaksakan diri. 

"Kau pulang saja. Aku khawatir dengan Iori," tutur Tsumugi. 

"Kau yakin?" tanya Mitsuki. 

Pasalnya gadis ini juga sama kurang istirahatnya dengannya. Mitsuki tidak tega meninggalkannya sendiri di rumah sakit. 

Efuola [TIDAK DILANJUTKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang