Dengan jantung berdegup kencang, Yeosang dan Jongho melanjutkan pelariannya.
Mereka berusaha menghindari area ramai, berbelok-belok di gang-gang sempit dan menyelinap melalui lorong-lorong tersembunyi. Keduanya saling memperkuat satu sama lain, menemukan kekuatan dalam tujuan bersama.
“Kenapa kau begitu berani menyelamatkanku?”
Yeosang tersenyum hangat. “Sejak pertama kali melihatmu disudutkan lima pria itu, aku merasa bertanggung jawab untuk melindungimu.” Selain itu, ia juga merasa bahwa ada sesuatu yang istimewa tentang Jongho yang membuatnya tergerak untuk membantunya. Bukan sekadar empati karena Yeosang merasakan hal sama saat berada dalam kesulitan di tengah-tengah sasaeng.
Jongho mengangguk mengerti, merasa terharu dengan kebaikan hati Yeosang. Ia merasa beruntung memiliki seorang malaikat penolong berparas bidadari seperti Yeosang di sisinya. Meskipun baru saja bertemu, Jongho merasa bahwa hubungan keduanya bukanlah kebetulan semata, melainkan takdir yang mengarahkan mereka untuk bersama saat ini.
Ia juga bertanya tentang ketenaran Yeosang, “Kenapa kau menjadi begitu terkenal?”
Yeosang bercerita, “Awalnya, aku hanya bermimpi untuk berbagi bakatku di dunia musik. Tapi kesempatan dan dukungan dari banyak orang membawaku ke puncak popularitas. Meskipun terkadang ketenaran membawa kesulitan, aku merasa beruntung bisa memberikan inspirasi dan kebahagiaan bagi penggemarku.”
Saat mereka terus berbicara, Jongho mulai memahami bahwa kehidupan Yeosang tidaklah semulus wajahnya. Di balik sorotan kamera dan pujian dari banyak orang, ada kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi Yeosang. Jongho mengagumi kekuatan dan keteguhan hati penyelamatnya itu.
Keduanya berjalan semakin jauh dari bahaya, dan saat matahari terbenam, mereka menemukan tempat berlindung yang aman. Yeosang mencoba menghubungi anggota tim pengawalnya dan manajernya dan menyampaikan pesan tentang keberadaannya dan Jongho.
Sementara menunggu respon, Jongho melihat Yeosang yang tampak lelah, tapi tetap tersenyum. Ia menyadari betapa besar beban yang harus dipikul idol satu ini, dan ia bertekad untuk memberikan dukungan sepenuh hati.
Ketika anggota tim pengawal tiba untuk menjemput Yeosang, Jongho merasa berat untuk berpisah dengannya. Namun ia tahu bahwa kini idol itu akan selalu memiliki tempat khusus di hatinya.
Yeosang tersenyum ceria. “Apa kamu mau datang ke apartemenku? Aku ingin melanjutkan perbincangan kita tadi.”
Jongho terkejut. “Benarkah? Tapi apa aku tidak merepotkanmu?”
“Tidak, sama sekali tidak merepotkan. Aku senang kamu datang. Kita bisa makan malam bersama dan berbicara lebih banyak tentang hidup kita.”
Jongho membalas dengan senyum senang. “Baiklah, kalau begitu aku akan datang. Aku ingin lebih mengenalmu juga.”
“Bagus, aku akan menyiapkan makanan ringan dan beberapa camilan. Aku ingin tahu lebih banyak tentang pengalaman hidupmu.
Jongho menggaruk tengkuknya, malu-malu. “Aku juga ingin tahu lebih banyak tentangmu. Kau adalah seorang penyanyi terkenal, itu pasti menarik.”
“Yeah, tapi ada banyak hal tentangku yang mungkin belum kamu tahu.” Yeosang merendah.
“Aku ingin tahu semuanya, kita bisa bertukar cerita dan belajar satu sama lain,” ujar Jongho antusias.
“Tentu.”
Keduanya bertukar nomor telepon.
Sambil menatap Jongho dengan penuh kehangatan, Yeosang berjanji bahwa mereka akan bertemu lagi.
Jongho tersenyum.
“Aku akan selalu berdoa untuk kesuksesan dan kebahagiaanmu.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.