B I D A D A R I

357 63 14
                                    

Manusia selalu merasa iri terhadap manusia lainnya.

Ini bukan soal seseorang memiliki kekurangan, melainkan soal mereka yang tidak pernah memandang apa kelebihan mereka ketimbang orang lain yang tidak lebih beruntung darinya.

Semisal kau merasa iri dengan tetanggamu yang lebih dulu membeli mobil. Pemerintah Korea Selatan menetapkan harga pajak yang sangat tinggi kepada pemilik kendaraan, karena itu kenapa di negara ini kendaraan di jalanan tidak sepadat negara lainnya yang sering mengalami kemacetan. Tapi tetanggamu memiliki kemampuan untuk membeli mobil sedangkan kau tidak, hal yang wajar jika kau berpikir bahwa mereka lebih kaya darimu.

Intinya, rasa iri lebih sering tumbuh pada diri seseorang yang tidak lebih tinggi dari orang lainnya.

Tapi tidak dengan Kang Yeosang.

Ia tampan, kelewat tampan malah. Ukiran wajahnya seperti lukisan tangan seniman mumpuni. Tubuhnya indah, meliuk guratan hasil pemahat profesional. Fisiknya adalah sebuah mahakarya. Buatan jiwa melankolis yang selalu memeriksa ulang hasil karya seninya agar bagus tanpa cacat.

Ia terkenal, sebagai seorang soloist idol yang melelehkan gendang telinga penikmat musik dengan deep voicenya. Memanjakan mata pemirsa dengan gerak gerik elok koreografi yang ia suguhkan dengan kemampuan menarinya.

Ia sukses. Tidak kekurangan uang karena penghasilan selalu mengalir lancar padanya. Dan dengan kehidupan seperti ini, ia sempurna.

Ya, itu menurut apa yang orang orang pandang soal dirinya.

Tapi tidak dengan apa yang ia rasakan.

Tadinya ia pikir akan sangat menyenangkan jika bisa menjadi populer seperti idolanya. Jadi ia berusaha. Melakukan audisi di sebuah agensi hiburan sebesar Big Hit Entertainment--yang sekarang sudah berganti nama--dan diterima. Berjuang dengan menjalani kehidupan trainee selama setahun penuh dengan mengorbankan waktu bermainnya bersama teman teman sekolahnya. Dipromosikan untuk debutnya, dinantikan kehadirannya karena visual dan skill yang ia tunjukkan dalam teaser menarik minat penggemar, dan akhirnya kariernya meledak saat didebutkan. Agensi benar benar tahu cara mempromosikan Yeosang dengan baik.

Hingga popularitasnya membuat society demand semakin bertambah, dengan begini tentu saja agensi memanfaatkannya dengan baik dengan cara membuat Yeosang menjadi seperti sapi perah, yang hasil susunya sangat menguntungkan bagi mereka. Hingga Yeosang lelah, bahkan nyaris menyerah.

Dan seperti sebuah pepatah, semakin tinggi pohon, makan akan semakin kencang angin meniup. Haters dan antifans mulai bermunculan ke permukaan. Menggunakan media sosial untuk mengemukakan betapa mereka membenci Yeosang. Atau secara tidak langsung seperti menebarkan hujatan.

Menuliskan bahwa Yeosang berwajah jelek, gemuk, berhidung besar, tidak berbakat, tidak berguna, suara dan musiknya sangat buruk, lebih baik ia berhenti, bahkan lebih baik ia mati. Juga statement menyakitkan lainnya. Yeosang tidak membaca semuanya, tapi itu sudah lebih dari cukup untuk menekan kejiwaannya.

Ia berusaha untuk berpikir positif bahwa penggemarnya lebih banyak dibanding orang orang yang membencinya. Betapa para fans itu berusaha untuk membangkitkan Yeosang kembali dengan ucapan ucapan semangatnya. Bahwa masih banyak orang yang mendukung dan mencintainya.

Tapi tidak semua penggemar itu menguntungkan.

Ia yang harus memakai masker dan sunglass setiap kali ia keluar. Ia tidak menyukai masker. Membuatnya pengap dan tidak bisa menghirup udara segar di luar sana. Ia tidak menyukai sunglass. Menggelapkan penglihatan matanya. Ia ingin melihat warna cerah dunia. Ia harus dikawal bodyguard atau setidaknya manajernya. Ia tidak selalu suka ditemani. Ia terkadang ingin sendiri. Tapi dengan begini, ia tidak bisa pergi kemanapun sesuka hati, semau kaki, seingin diri. Tidak bisa berjalan di kota dengan tenang.

Bless My Lucky Star ⭐ JongSang [▶]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang