Aku menunduk

6 1 0
                                    

Nama : Shofi
Isi tugas :

Sekarang sudah pukul sepuluh malam dan aku masih di kantor. Tanganku bergerak dengan lincah di atas keyboard. Mengetikkan kata demi kata. Sekali dua kali mataku terpejam, lalu terbuka lagi. Aku benar-benar mengantuk. Lelah, aku ingin cepat pulang.

Tiba-tiba, kakiku terasa geli. Seolah, ada yang menggelitik. Apa itu semut? Aku menyentuh kakiku, meraba. Namun, yang kudapati adalah sehelai rambut. Rambut siapa ini?

Aku menunduk, mengamati bawah kolong mejaku. Di bawah kolong mejaku, ada seorang wanita. Wanita berambut panjang dan bergaun putih. Wanita itu tersenyum mengerikan menatapku. Jantungku berdetak kencang seolah habis lari maraton. Aku membeku di tempat. Ketakutan menjalar di seluruh tubuhku.

Benar, aku bisa melihat hal-hal yang aneh. Aku bisa melihat hantu, mendengar suaranya, dan merasakannya dengan sangat jelas. Semuanya terjadi ketika aku berusia 17 tahun. Berbagai kejadian menyeramkan juga sering menimpaku. Aku sampai kesulitan memejamkan mata di malam hari karena di plafon kamar ada hantu yang bergelantungan.

Kau tahu rasanya harus berhadapan dengan hantu-hantu itu setiap hari? Sangat menakutkan. Aku mencoba bersikap biasa saja, tetapi sangat sulit. Empat tahun aku habiskan dengan penuh kegelisahan karena kemampuan aneh ini. Bahkan, aku sampai dicap sebagai perempuan aneh dan pembawa kutukan. Jika bersamaku, orang-orang akan terbawa sial. "Mengapa aku harus menjalani kehidupan dengan kemampuan aneh ini? Lebih baik aku mati saja." Berkali-kali aku merengek, menangis, menjerit agar kemampuan aneh ini menghilang. Namun, kemampuan aneh ini terus membelengguku hingga aku sesak.

Di Ujung Jalan Kita BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang