Move

48 6 0
                                    

Aku tak berhenti memandangi Zayn, hingga dia menyadari saat aku memandanginya.
"Claire, dari tadi kau memandangiku terus. Mengapa?" Ucap Zayn pelan hampir berbisik dan lalu pindah, duduk di sebelah ku.
"Tidak, mungkin kau terlalu percaya diri Zayn." Ucap ku gugup, Zayn pun terkekeh mendengar ucapan ku.
"Claire kau harus pulang. Jane akan marah padaku jika kau ada disini sampai besok pagi!" dia menariku keluar.

Saat tiba diluar pub aku langsung melepaskan cengkeramannya.
"Kau ini apa-apaan sih? Kau yang harusnya pulang! Bukannya tadi siang aku memaksamu pulang kan? Bukan ada di tempat seperti ini! Kau harus pulang Harry, kau egois. Ayahmu sudah menunggumu Harry!"
Aku membentaknya agar ia mengerti.
"Kau. Kau tak mengerti aku, aku tak mau pulang!" Harry membentakku balik.
"Yasudah jika kau tak pulang aku juga tak akan pulang."
Tak tahu mengapa aku bisa berbicara seperti itu, hari ini ia sunggu membuatku lelah.
"Kau merepotkan ku saja Claire. Baiklah kali ini kau menang. Aku mengalah karena aku tak mau membuat Anne malu dan Jane memarahi ibuku." ternyata Harry masih ada rasa peduli pada ibunya.

Ia membawaku ke mobilnya. Sedari tadi hening menyelimuti aku dan Harry.
"Kau sedang apa tadi dengan Leah?" Aku memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.
"Dia memang sudah beberapa kali tidur bersamaku. Dan tadi aku hampir melakukannya tapi itu semua gagal karena kedatanganmu." Ucap nya dengan nada rendah.
"Kau pacaran?" Tanyaku.
"Tidak. Aku hanya memanfaatkannya. Jika Anne tidak memberiku uang, aku minta pada Leah. Dia anak orang kaya."
Saat aku hendak membalas perkataan Harry, mobil terhenti di rumahku. Sangat cepat sekali jika naik mobil, paling sekitar 5 menit.
"Sudah turun sana. Aku malas bertemu Jane pasti ia akan terus bertanya padaku." Ucapnya dengan sedikit nada humor.
"Baiklah."

Aku masuk ke dalam rumah, aku tahu ibu sudah pulang dari beberapa jam yang lalu. Dan aku tahu ibu tidak akan memarahi ku karena pulang se larut ini. Dia selalu memaksaku untuk bersosialisasi.

"I'm home." Teriaku.
"Hai Claire, kemana saja kau? Dengan siapa? Mom ingin membicarakan sesuatu padamu."
"Tadi aku hanya jalan-jalan saja. Dan tak sengaja bertemu dengan Harry. Jadi aku putuskan pulang bersamanya. Membicarakan apa?"
"Perkembangan yang bagus Claire, jadi kau sudah dekat sekarang? Tentang kuliah beasiswamu. Bagaimana jika kau pindah saja? Aku tak bisa hidup tanpamu. Jika aku sakit tak ada yang mengurus mom disini."
Aku sedikit terkejut mendengar perkataan mom. Mungkin ada benarnya jika aku pindah ke universitas yang ada di London. Tapi di satu sisi sangat melelahkan jika harus berpindah-pindah, sedangkan aku sudah betah di sekolah lama ku.
"Baiklah mom akan ku pikirkan."
Aku pergi meninggalkan mom lalu pergi ke kamar. Aku melempar tas dan langsung membaringkan tubuhku sambil memikirkan perkataan mom tadi. Mungkin aku akan menerima tawaran mom untuk melanjutkan kuliah disini.

Drrtt.. drtt..

Aku merogoh saku celanaku lalu mendapatkan handphoneku yang bergetar.

From: 78881xxxx
Claire? Besok kau tak ada acara? Aku ingin bertemu denganmu. Xx -Z

Aku sedikit bingung dengan pesan ini, dan di akhir kalimat terdapat inisial Z. Aku tebak pasti ini Zayn. Ya aku tak mungkin salah.

To: 78881xxxx
Ini Zayn? Okay kau bisa menjemput ke rumahku besok. See you.

From: 78881xxxx
Ya. Tolong simpan nomor ku. See you too.

Tebakan ku benar. Dari mana ia mendapat nomor ku?

----
Malam berganti menjadi pagi.
Aku turun kebawah dan mendapati mom yang sedang sarapan di meja makan.
"Claire. Aku ingin kau ikut lagi denganku pergi ke rumah Anne. Kali ini tidak dinner tapi membicarakan soal perjodohanmu dengan Harry. Kau tak bisa menolak sayang."
"Ta-tapi mom."
"Jangan buat mom kecewa sayang."
Okay baiklah aku mengalah.

----
Harry's POV

Pagi ini aku berniat untuk pulang dari pub, entahlah aku merasa tak enak hati.
Dan ternyata benar saat aku pulang dirumah ternyata mom dan Geema sedang menangis. Entah mengapa.

"Kalian kenapa?" Tanyaku dengan nada khawatir.
"Ayahmu pingsan, jantung nya melemah kembali. Sekarang dokter pribadi sedang menangani ayahmu." ucap mom. Aku merasa bersalah karena telah membantah perkataan mom.
"Baiklah aku akan mengganti pakaianku dulu. Kalian jangan terlalu larut dalam kesedihan ia pasti akan sembuh." ucap ku.
Aku pergi ke kamar, dan membasuh wajahku dengan air.

Tok..tokk..

"Har, dad ingin berbicara denganmu." Ucap Gemma.
Aku langsung keluar dan masuk ke kamar dad.
"Dad ma-maafkan aku kemarin. Aku sangat pusing kemarin jadi aku membentak-bentakmu lagi."
"Tak apa nak. Dad ingin kau hidup bahagia dengan wanita itu. Bisakah kau mengikuti hal yang dad inginkan? Aku akan memenuhi apapun yang kau inginkan. Kau tahu aku sangat berhutang banyak pada Josh dan Jane. Dia yang membuat kita seperti ini, kau bisa makan dan berfoya-foya berkat keluarga Kennedy."
"Dengan Claire maksudmu?" Disatu sisi aku tidak ingin karena aku ingin hidup bebas hal nya remaja yang lainnya, dan aku tak mau menyakiti hatinya jika dia tahu aku lelaki yang suka berganti-ganti wanita. Tapi di sisi lain aku menyukainya karena kepribadiannya. Entah mengapa aku merasa nyaman di dekatnya.
"Dan Harry, sekarang kau tahu? Josh meninggal 3 tahun yang lalu membuat keluarganya sangat miskin. Begitu jahat kah kita sampai tak mau membantunya. Kau pasti bisa mencintainya, dia anak yang baik. Dad pastikan dia akan membahagiakan mu kelak."
"Beri aku waktu untuk memikirkannya." Ucap ku.
"Kau bersiap-siap sekarang. Claire dan Jane akan datang kesini lagi."

----
Claire's POV

To: Zayn
Zayn. Maafkan aku, kali ini kita tak bisa bertemu karena ada urusan mendadak. Mungkin lain waktu?

Drrrt..drrt..

From: Zayn
Oh ya aku mengerti. Okay.

Sebenarnya aku ingin sekali ikut ajakan Zayn, tapi aku tak mau mengecewakan mom.
Aku menggunakan dress lamaku, yang berwarna merah polos. Aku mencatok rambutku yang agak ikal, lalu membiarkan terurai.
Setelah beres aku turun kebawah dan terlihat mom sedang menyalakan mesin mobilnya. Lalu aku pun ikut duduk bersamanya di mobil jadulku.

"Claire, bisakah kau mengikuti permintaan ku? Aku lelah dengan beban ini semua, mom tak sanggup lagi membiayai hidup mom dan kau, Claire. Pekerjaan di toko kue tak seberapa dan lagi, mom harus membayar hutang-hutang ayah mu dulu. Aku tak bisa Claire. Dan tak mungkin kita akan hidup seperti ini terus. Jika aku memohon kau menikah dengan Harry apakah kau bersedia?" Perkataan mom membuatku terharu dan kaget. Aku tak tahu apa yang harus lakukan, aku juga tak mau membebani mom lagi. Sudah cukup banyak aku merepotkan dia dan membuat mom pusing 7 keliling karena uang kuliahku yang kurang walaupun sudah mendapatkan beasiswa. Tapi jika aku menerima, akan kah bisa aku mencintai dia? Mungkinkah aku bisa bahagia? Sedangkan perasaanku sama sekali bukan untuknya, melainkan untuk..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Btw, chapter ini bosenin banget ya. eh iya, minta Voments nya ya. Makasih!

BREAKEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang