Prepare

51 6 1
                                    

1 Minggu kemudian..

Kini aku tiba di sekolah baruku. Aku sudah memutuskan pindah sekolah. Dan selamat tinggal Amerika, aku akan merindukan teman-temanku yang berada disana, termasuk Sue dan Ashley.
Aku berjalan melewati lorong dan memasuki kelasku. Aku duduk di pinggir wanita berambut blonde.
"Hai kau anak baru ya? Aku tak pernah melihatmu." Bisik wanita yang ada di pinggirku.
"Umm.. yeah aku Claire."
"Sedang membicarakan apa kalian? Apa kalian memperhatikan ku?!?!" Bentak Mr. James.

Semua mata pelajaran berakhir. Aku memasukan buku catatan ke dalam tasku.
"Hai Claire." Ucap wanita blonde itu.
"Hai, btw aku belum tahu namamu."
"Aku Grace Smith. Kita bisa menjadi teman?"
"Tentu Grace. Aku duluan, ibuku sudah menjemputku. Bye!"

----
"Bagaimana hari pertamamu?" Tanya mom.
"Tidak terlalu buruk."
"Baiklah. Eh.. Claire sekarang kita akan kerumah Anne lagi."
"Ya mom whatever."

Silahkan masuk Jane, Des sudah menunggu. Aku duduk di ruang tamu, sudah terdapat Harry di hadapanku.
"Jadi.. aku memutuskan pernikahan kalian akan di selenggarakan Minggu depan tepat hari Selasa." Ucap Des dan Anne bersamaan"
"Hah?!?!?!" Teriak ku bersamaan dengan Harry.
"Jangan buat kami kecewa sayang. Mulai besok kalian siapkan semua yang kalian mau. Des akan membayar semua pesta pernikahan kalian." Ucap Anne dengan wajah bahagia. Aku hanya mengangguk setuju.

----
Kini aku berangkat kuliah menggunakan bus. Mobil jadul ibuku sedang rusak dan harus di servis.

Aku sampai di sekolah sekitar 20 menit. Kali ini aku lebih cepat 30 menit sebelum masuk kelas.
"Hai Claire." Teriak seseorang di cafetaria yang ada di kampusku. Aku menyipit kan mataku, karena tidak terlalu terlihat jelas. Aku mendekat dan mendapati Zayn bersama Harry,Liam,Niall dan Louis. Aku pun menghampirinya.
"Ada apa?" Tanyaku kepada Zayn.
"Mari bergabung dengan kita." ucap Zayn.
"Oh mungkin tidak. Dia sepertinya akan masuk kelas. Benar begitu?" Ucap Zayn sangat cepat, ia langsung menarikku keluar dari cafe.

"Claire, aku harap kau tidak memberi tahu siapa-siapa jika kita akan menikah. Dan setelah jam pelajaran berakhir aku akan mengajakmu pergi ke beberapa tempat untuk merancang design pernikahan dan gaun yang akan kau pakai nanti." ucap Harry antusias, mengapa dia sangat perhatian?

----
Aku memainkan pensil ku karena merasa bosan dengan pelajaran terakhir oleh Mrs. Moore. Aku juga merasa terganggu dengan lelaki di sampingku yang terus memandangiku entah mengapa.
"Grace, kau tahu dia siapa?" Ucapku pada Grace seraya menunjuk lelaki yang di sebelah ku dengan mataku.
"Dia Luke, kau harus hati-hati dia sangat playboy dan jika dia sudah suka dengan seseorang ia akan melakukan hal apapun demi mendapatkannya." bisik Grace.

"Terimakasih perhatiannya. Sampai jumpa minggu depan." Ucap Mrs. Moore.

"Umm.. Claire? Bisa aku berkunjung kerumahmu nanti malam? Sepertinya malam ini kesepian karena orang tuaku sedang diluar kota." ucap Grace sambil menampakkan wajah yang sedih. Aku memang sudah agak dekat dengan Grace sekarang, ia lumayan baik dan pintar.
"Baiklah. Kau bisa memberi aku pesan jika kau sudah di rumahku."

Aku berjalan keluar kelas dan mendapati Harry yang sudah menungguku di depan kelas.
"Mengapa kau lama sekali? Tadi teman-temanmu sudah keluar terlebih dahulu. Kau sedang apa di dalam? Sedang melakukan sesuatu dengan lelaki?" Ucapnya curiga sambil memeriksa keadaan kelasku yang hanya ada Grace yang sedang membaca buku.
"A-ada apa Harry?" Tanya Grace gugup, entah mengapa saat Harry masuk wajah Grace berubah menjadi senyum-senyum sendiri. Tapi Harry hanya membalasnya dengan tatapan tajam.
"Ayo kita pergi sekarang." ucap Harry. Aku mengikuti nya dari belakang, dan masuk kedalam mobil mewahnya.

----
"Bagaimana dengan yang itu? Menurutku itu tak terlalu kampungan seperti yang kau pilih tadi." Ucap Harry.
"Kau ingin aku memakai gaun warna kuning seperti itu? Tidak Harry aku akan terlihat kampungan dengan gaun itu. Aku suka yang ini Harr."
"Baiklah kau akan terlihat cantik dengan apapun." Ucap Harry.
"Hah?" Aku sedikit terkejut mendengar ucapannya, apa dia tak sadar?
"Um.. A-aku, maksudku tidak. Lupakan. Ayo kau coba dulu gaunnya."
Aku menangguk dan masuk kedalam ruang ganti. Terlihat bagus memang. Aku keluar dan memperlihatkan kepada Harry gaun pilihanku yang pasti sangat bagus ini.
"Kau terlihat can-, kau terlihat berbeda. Mungkin itu cocok, ya itu bagus." ucap Harry wajahnya terlihat beda seperti melihat setan. Apa aku terlihat seburuk itu?

Setelah memilih gaun dan tuxedo yang di inginkan, sekarang aku mengungjungi tempat yang akan kami sewa untuk pernikahan kami.
Kami memilih pernikahan di taman, daripada di gereja atau di gedung-gedung.
"Menurutku bagusnya berwarna hitam, itu akan terlihat gagah dan keren Claire."
"Oh, lagi-lagi itu tidak sama dengan pikiranku. Menurutku aku akan memilih warna putih agar terlihat bersih dan tenang. Dan aku ingin bunga-bunga menjadi penghias dengan air mancur kecil disitu." Ucap ku.
"Baiklah, lagi-lagi aku harus mengalah denganmu." Aku dibuat terkekeh oleh ucapannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sorry for typo(s) btw chapter ini gaje. I need ur Voments!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BREAKEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang