Kami tiba di kediaman Styles. Kami di sambut lalu duduk di ruang tamu.
"Bagaimana Jane apa kau sudah memberi tahu kepada Claire? Dan apa jawabannya?" Tanya Anne kepada mom.
"Tanyakan saja kepada Claire, aku takut salah lagi."
Jika Anne bertanya padaku, aku harus jawab apa? Aku sangat bingung sekarang. Tak bisakah mereka memberi waktu?
"Claire, bagaimana? Kau tak kasian dengan ibumu? Aku tau kau sama sekali tak menyukai putraku dan begitu juga dengan Harry. Tapi kita selaku orang tua kalian, hanya ingin melihat kalian bahagia. Asal kau tahu dulu Des dengan Josh sudah merencanakan ini dari sebelum kalian lahir. Jika Josh mempunyai anak perempuan dan aku mempunyai anak laki-laki, akan kami jodoh kan, begitupun sebaliknya." Ucap Anne antusias.
"Apa tidak bisa kah memberi aku waktu? Um.. aku takut Harry tak suka padaku."
"Tidak, Claire. Des sudah memberitahu ini kepada Harry dan sepertinya ia menerima tawaran ini." Ucap Anne seperti meyakinkan.Kulihat lelaki berambut keriting itu berjalan mendekati kami.
"Harry, sini sayang. Claire sudah disini." teriak Anne.
Harry duduk di samping Anne. Lalu Des pun keluar dari kamarnya menggunakan kursi roda yang di dorong oleh Gemma."Ayo semuanya kita rundingkan dengan baik-baik. Harry, aku yakin kau sudah memikirkan perkataan ku tadi pagi dan kau pasti sudah punya jawabannya. Kau tak akan mengecewakanku kan?" Ucap Des.
Jika Harry menerima, sudah habis riwayatku. Aku pasti akan menikah dengannya dan melepas status lajangku, mempunyai keluarga dan melupakan cita-citaku sebagai pelukis.Setelah beberapa menit Harry berdebat kecil dengan Anne,Des dan mom. Harry kini dipaksa mengatakan ya atau tidak.
Beberapa menit ia terdiam, lalu ia memutuskan.
"Jika ini yang membuat kalian bahagia, yasudah aku mengalah. Dan aku mau menikah dengan Claire." ucap Harry.
Rasanya aku serangan jantung sekarang, pikiranku mulai tak fokus, antara bingung,kecewa dan sedikit bahagia karena mom tak akan kesusahan lagi mencari uang untuk aku kuliah. Kini semua sudah di tanggung Harry.
"Jadi Claire bagaimana denganmu sayang?" Ucap mom padaku.
"I-iya mau bagaimana lagi. Jika kalian merasa bahagia dan tenang aku juga merasa seperti itu." aku tersenyum di paksakan.----
Kini hari sudah berganti, kemarin malam adalah suatu bencana bagiku. Sekarang kepalaku tak lagi pusing karena sudah tidur dengan cukup lama.Drtt... drtt..
Aku membuka tasku untuk mengambil handphoneku yang sedari malam belum aku keluarkan.
From: Zayn
Claire bisa kah kau temani aku makan siang nanti?To: Zayn
Okay. Kau akan menjemputku?From: Zayn
Yes Princess. Aku akan menjemputmu jam 12 nanti.Akhirnya, kini aku bisa bertemu dengannya.
----
Kini aku ada di dalam mobil bersama Zayn. Aku sama sekali tak berani untuk memulai pembicaraan. Sedari tadi aku memandang ke jendela, rasa gugup tak karuan ini terus ada dalam diriku."Hei Claire. Kau sedang memikirkan apa?" Suaranya sedikit membuatku kaget, tapi sangat indah untuk di dengar.
"Tidak. Aku hanya belum terbiasa saja."Setengah jam perjalanan akhirnya aku masuk ke salah satu cafe yang berasa di London. Aku duduk berhadapan dengan Zayn.
"Oh iya Claire. Ngomong-ngomong kita belum kenal terlalu jauh ya. Kau asal dari mana dan sekolah dimana?"
"Aku-" ucapanku terpotong saat pelayan menanyakan pesanan kami.
"1 lasagna dan 1 lemon tea. Dan kau?" Tanya Zayn
"Aku bacon dan air mineral saja."
"Bisa di tunggu 15 menit. Permisi." Ucap pelayan."Bisa kau lanjutkan lagi yang tadi?"
"Aku Claire Kennedy. Aku lahir di Holmes Chapel. Tapi karena pekerjaan ayahku, jadi aku harus pindah ke London bersama ibuku. Aku hanya anak tunggal. Aku selalu di manja oleh ayah dan ibu. Tapi saat aku berumur 17 tahun ayahku meninggal karena kecelakaan saat pulang ke London. Itu membuat ibuku agak putus asa, semua uang habis karena kebutuhan sehari-hariku dan ibu. Ibuku pun bekerja pada toko kue pamannya. Sedangkan setelah 1 tahun kematian ayah, aku mendapatkan beasiswa sekolah di Universitas yang berada di New York, Amerika. Dan sekarang aku berada disini untuk berlibur, tapi entah lah. Ibuku menyuruhku untuk melanjutkan kuliah di sini. Tapi aku belum memikirkan hal itu, aku masih bingung."
"Aku sekolah di universitas yang sama dengan Liam,Harry,Louis dan Niall. Kau bisa masuk ke universitas yang sama dengan kami. Aku bisa membantumu Claire."
"Benarkah? Jika itu tak membuatmu repot baiklah." akhirnya aku tak kebingungan mencari universitas.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Voments? Sorry pendek bgt chapter ini. cuma stuck sampe sini. Ada ide ga harus gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAKEVEN
Fanfiction"I feel in love with you. Not for how you look, just for who you are."