Cuaca minggu sore yang kelabu sering dimanfaatkan Gemilang untuk berlatih fisik di taman bermain komplek. Daerah rumahnya memang cukup bagus dan terawat. Ada banyak arena bermain untuk anak, juga tempat olahraga yang beragam untuk kaum remaja serta lanjut usia. Semuanya lengkap, pun tak jarang komplek mereka kedatangan penduduk tempat lain sampai sempat diprotes warga setempat karena memicu kerusakan fasilitas taman oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
Sebagai mantan anggota karangtaruna dan penikmat aktif fasilitas taman, Gemilang yang paling gencar protes pada bapak Ketua RT agar membuat larangan kunjungan dari warga selain komplek mereka ke taman tercintanya. Beruntungnya, aspirasinya di dengar oleh Bapak Ganendra Bintang yang menurutnya pribadi merupakan calon mertuanya sendiri. Ayah si triple R itu pun tipe perangkat warga yang sangat mengayomi, jadi keluhan-keluhan yang masuk selalu dipertimbangkan dengan baik.
"Ga, coba deh, Babe suruh nambahin sit up board. Pasti ABG komplek pada banyak yang dateng dan lebih aware sama olahraga." Usul Gemilang pada Auriga di sebelahnya.
Kedua manusia itu sedang melatih fisik dengan cara masing-masing. Gemilang di sebelah kiri dengan gerakan sit up, dan Auriga di sebelah kiri dengan pull up. Mereka memanfaatkan arena anak tangga bermain untuk dijadikan sarana bantu. Sementara itu, Orion, Guntur, Keef juga Meru bermain badminton lalu Aries, Jimbo dan Ibas memilih ikut Ibunda Rasi untuk bergabung senam bersama Ibu-Ibu komplek di lapangan futsal.
Auriga melepas genggamannya pada besi tangga dan mengibaskan topinya yang dibasahi keringat pada wajah Gemilang. Sontak saja, cewek yang tengah dalam posisi terbalik itu mengumpat karena panik akan terjatuh.
"Itu mah lo yang mau!"
"Bangsat! Kalau gue nyungsep gimana?!"
Orion yang menyadari perdebatan Auriga dan Gemilang sontak menghentikan kegiatannya. Posisi Gemilang yang masih di atas cukup berbahaya. Apalagi kini cewek itu tengah diganggu oleh kembarannya.
"Bodo! Nyungsep gak lo! Nih!" Auriga mencolek telinga, leher dan ketiak Gemilang sampai cewek itu kegelian, "Mampus lo! Pecicilan sih! Nih!"
"Riga!" Gemilang menahan tawa karena kegelian, tapi dia juga kesal karena ditahan Auriga saat akan bangkit, "Jatoh, Anjir! IBUNNN!"
"Mas! Jatoh!" Tegur Orion dari tempatnya, "Kalau ada setan lewat, nyungsep beneran aja, benjol itu anak orang."
"Iyok, bantuin Gemilang." Adu Gemilang saat sudah bisa duduk di atas anak tangga, dia meraih rambut Auriga dan menjambaknya dari belakang, "Tolol SIA!"
"ASTAGHFIRULLAH!"
Semua mata tertuju pada arah suara dan melihat Yayahanda Bintang yang datang menghampiri. Telunjuknya mengarah pada satu orang dan pelototan tajamnya seolah peringatan sang target sedang dalam bahaya.
"Kamu ngapain di atas situ? Udah kayak belalang sembah jumpalitan." Tangannya terulur, membantu Gemilang turun, "Kamu kira ini paving bikinnya dari tahu? Kalau jedotin kepalamu bisa benjol, Nduk!"
Gemilang mengusap telinganya yang dijewer halus oleh pria yang dianggap Calon mertuanya itu, "Riga yang nahan Gemi turun, Be. Babe tanya aja sama Iyok, ya Yok, ya??"
"Enggak, Om. Ini cewek emang caper sama Rion. Sengaja petakilan biar nyungsep terus ditolong Rion, Om." Cecar Guntur sembari tertawa.
"Yang kayak gini jangan diterima jadi mantu, Be." Sahut Keef tidak perduli pada ekspresi sengit kakaknya.
"Lo adek gue bukan sih?! Bukannya belain!"
Auriga mengapit leher Gemilang dan tertawa, "Adek lo aja ogah punya sodara kayak lo!"
"Keringet lo bau kecoa sumpah, Riga!" Gemilang mencengkram lengan Auriga sampai cowok itu mengaduk kesakitan, "Rasain!"
"ADADAHHH!!" Auriga meringis kesakitan saat tangannya terpelintir ke punggung, "Gem, sakit, Gem! YahㅡGemilang, Yah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Photophile
Teen Fiction(me). who loves youㅡlight. Orion dan cahayanya. *Spin off Rasi Bintang & Astrophile. 100723 -