Chapter 7 : Games

2.2K 162 1
                                    

"benar tidak apa-apa?" tanya Jungkook pada Jaera yang sedari tadi mengusap matanya yang berair, dan hanya dijawab anggukan kecil oleh Jaera, mereka berjalan menuju kelas bersiap untuk segera pulang, walau begitu Jungkook tetap saja merasa khawatir pada gadis yang tiba-tiba menangis sejadinya itu, ia terus mengikuti langkah kecil Jaera. Jungkook yakin Jimin sedari tadi sudah menemukan catatan yang tertinggal di laci mejanya. Kini Jungkook memilih untuk mengantar Jaera pulang

"kau pulanglah, sudah hampir malam" terang Jaera masih berjalan menuju kelas

"kau akan ku antar pulang"

"Aku bisa sendiri"Jaera langsung memasuki kelasnya, mengambil beberapa buku untuk ia masukkan dalam tas biru tua miliknya.

"Hei!" Jungkook terlihat khawatir melihat Jaera yang seperti itu, ia berdiri diambang pintu kelas Jaera, mantap punggung gadis itu dengan kerutan didahinya

Sementara itu, Jaera merasa aneh, kemana Taehyung? Bukankah seharusnya ia masih ada dikelas? Bahkan tasnya pun sudah tak ada. Apa Taehyung sudah pulang duluan. Saat ia mengambil buku terakhir di mejanya, ada secarik kertas yang terjatuh disamping kakinya. Dalam secarik kertas itu ada sebuah tulisan, ia segera mengambil jertas itu dan membaca sebuah tulisan disana

'aku pinjam sahabat kecilmu sebentar, My Sweet Jewel.. jangan harap bisa menemukannya hari ini ;-)

Byun Baekhyun'

Seketika mata Jaera membulat, badannya seperti mati rasa. Nafasnya tak beraturan. Ia hanya bisa memegang dadanya yang terasa sakit. Kenapa kali ini lebih sakit dari saat ia melihat Chanyeol?

"Hei kau tak apa?" Jungkook berlari kecil menuju Jaera yang kini sedang terduduk di bangku sembari memegang dadanya yang terasa seperti di tusuk "apa sangat sakit? Ku antar ke rumah sak-"

Sebelum Jungkook menyelesaikan perkataannya, Jaera buru-buru keluar kelas, tak memperdulikan Jungkook yang kini ia yakini semakin khawatir padanya. Tapi masa bodoh bagi gadis tersebut. Ia segera menghubungi Taehyung, ia tak mau Taehyung masuk kedalam lubang yang sama, ia tak mau melihat Taehyung sakit karenanya lagi.

'nomor yang anda tuju-'

"Kim Tae, kau dimana??" tanya Jaera pada dirinya sendiri, tangannya terasa dingin karena takut, dadanya masih bergemuruh sakit, tak memperdulikan sakit yang ia rasakan, ia hanya tak mau seseorang tersakiti karenanya-lagi. Tangannya masih menggenggam Iphone miliknya dengan geram. Ia jadi teringat senyuman smirk Chanyeol yang semakin membuatnya geram

'Park Chanyeol, tak akan kubiarkan kau menyentuh mereka' batin Jaera, masih berlari ditrotoar jalan, matanya menyiratkan kebencian. Pertama, baru pertama kali Jaera terlihat begitu marah hingga terdengar gemertuk gigi gerahamnya. Jaera terus saja berlari, walau ia tak tahu kemana tujuannya. Ia akan terus berlari hingga menemukan seorang Kim Taehyung, meskipun harus berlari keujung dunia, ia tak ingin seorangpun tersakiti karenanya, ia tak ingin orang yang tak bersalah dan tak tahu apa-apa terhisap lubang hitam yang sama dengannya. Baginya, cukup ia saja yang masuk kedalam black hole tersebut, meski ia sangat takut, ia sadar ia tetap harus melaluinya. Jaera harus melalui lubang hitam menyeramkan itu, apapun akhir yang akan ia dapat, entah bisa bertahan ataupun tidak, entah bisa melawan makhluk-makhluk menyeramkan itu atau tidak, yang jelas ia tak ingin orang-orang yang ia sayangi ikut terseret.

"KIM TAEHYUNG!!" dari tadi kata-kata itu yang selalu keluar dari mulut Jaera. Tak perduli pita suaranya akan rusak jika ia terus berteriak seperti itu, tak perduli juga banyak orang yang heran melihatnya berlari dengan masih mengenakan seragam sekolah, tak perduli jika penampilannya sekarang tampak kacau, dengan mata sembab, rambut berantakan, seragam yang tak kalah berantakan. Tak perduli juga jika hari sudah mulai malam

My Jewel ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang