bimbang

16 4 0
                                    

Sejak kejadian itu mereka binggung harus apa sekarang antara kembali ke rumah aslinya atau meninggalkan orang tua angkatnya sebenarnya mereka senang tuhan mempertemukan kembali dengan ibu aslinya tapi  bagaimana cara mereka menjelaskan kepada orang tua angkatnya?

"Ibu aku perlu bicara" ucap kun yang tengah duduk bersama ibunya di ruang tengah lalu ibunya melihatnya..

"Apa yang ingin kamu bicarakan, kun?" Tanya sang ibu.

"Aku,aku.." dilihat putranya kebingungan ibunya pun mendekatinya

"Jangan takut, bilang saja pada ibu kamu kenapa" seraya mengelus tangan putranya.

"Ibu, apa benar aku bukan anak kandungmu?" Tanya kun spontan membuat ibunya terdiam.

"Kenpa bertanya begitu, hm? Apa kamu sakit?" Tanya ibunya dan mengabaikan pertanyaan putranya.

"Jawab saja, ibu! aku perlu jawaban!" Tanya putranya.

"Mau dengarkan ibu dulu?" Tanya ibunya pelan putrannya lantas mengangguk, "memang benar kamu bukan putra kandung ibu tapi ibu tetap menganggap kamu putraku 10  tahun yang lalu ibu difonis tidak bisa memiliki anak dan itu membuat ibu hancur beberapa bulan kemudian seorang wanita muda datang pada ibu lalu menyerahkan bayinya pada ibu sebelum wanita itu pergi dia berpesan untuk merawat bayi itu lalu setelah dewasa ingatannya tentang ibu kandungnya akan mulai muncul perlahan lahan dan tandanya itu harus dikembalikan, 90 tahun ibu merawat mu dan mendidikmu dengan baik dan sekarang kamu sudah dewasa sebenarnya ibu tidak rela jika kamu kembali tapi ibu tidak bisa mencegah kamu jadi maafkan ibumu ini.." tangis kun pecah setelah mendergar penjelasan ibunya dirinya langsung memeluk ibunya.

"Trimakasih sudah merawat aku dengan baik bu, trimakasih sudah mendidik putramu ini, entah sebanyak apa aku harus berterimaksih padamu intinya aku sayang padamu, bu" ucap kun lirih.








Kediaman kelurga lee diisi dengan sang anak yang di dalam kamarnya memberanikan diri untuk bertanya pada ibunya tapi bagaimana caranya dia sendiri binggung, pintu terbuka membuat merhatianya melihat ke arah Pintu disana ada ibunya yang menhampirinya.

"Kenapa tidak turun untuk makan? Jika sakit bagaimana" tanya ibunya setelah duduk di pingiran kasur.

"Aku belum lapar jadi nanti saja" balas ten tersenyum kikuk.

"Ada yang ingin kamu sampaikan, ten?" Tanya sang ibu peka terhadap anaknya.

"Aku, aku binggung harus bertanya bagaimana" ucapnya tangannya merepas selimut guna menahan diri untuk bertanya.

"Bicaralah" minta ibunya menyentuh tangan putranya.

"Ibu maaf jika pertanyaanku menjingung tapi apa benar aku bukan anak kandungmu?" setelah mengucapkan itu ibunya terdiam.

"Boleh ibu duduk di dekat mu?" Anaknya pengangguk lantas ibunya ikut duduk di samping putranya lalu putranya berbaring dengan paha sang ibu sebagai bantalan.

"Waktu itu ibu mengandung tapi setelah melahirkan bayi itu mati membuat ibu menangis dan hancur berbulan bulan kemudian datang seorang wanita menyerahkan bayi itu pada ibu lalu berpesan untuk merawatnya jika bayi itu sudah dewasa ingatan tentang ibunya akan perlahan lahan muncul itu adalah tanda bahwa bayi itu harus dikembalikan tidak terasa waktu begitu cepat kamu sudah sedewasa ini dan antara senang atau sedih membuat ibu binggung, binggung karna kamu harus kembali atau senang melihat kamu tumbuh mejadi seornag pemuda tampan seperti ayahmu meski bukan ayah kandung jadi maafkan ibu jika ibu menahanmu kalau memang kamu ingin kembali maka ibu izinkan lagipula tugas ibu sudah selesai, kan? Jadi ibu izinkan" penjelasan ibunya membuat ten terdiam ada rasa tidak enak saat ibunya bilang "lagipula tugas ibu sudah selesai, kan?" Tapi apa dia harus benar benar kembali?

"Ten? Kenapa diam, hm? Tanya ibunya mengusap rambut hitam milik putranya.

"Ibu, maaf jika aku membuat ibu sedih" ucap ten kemudian menyembuyikan wajahnya pada perut ibunya, putranya menangis.

"Hei, jangan menangis. ten! bangun, mana putra ibu yang pemberani dan katanya akan melindungi ibunya?" Ucap sang ibu.

"Ibu..." ucap ten lirih melihat wajah ibunya.

"Jangan menangis, kamu ini laki laki! Jangan cengeng!" Nasihat ibunya membuat ten bangun lalu memeluk badan ibunya.

"Ten jaga diri baik baik dan turuti perintah ibu kandungmu, jangan sekali kali melangar! Atau ibu akan marah padamu" nasihat ibunya lagi.












Satu persatu dari mereka mulai membicarakan kepada orang tua di dalam hati mereka sanggat tidak merelakan tapi jika melangar akan membahayakan nyawa.

kehidupan lain || WayvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang