Hi!! enjoy!!
Happy reading 🤍‼️………000………
Kini meja makan sudah penuh dengan banyak nya lauk pauk yang di masak langsung oleh Lynda untuk keluarga nya.
Satu per satu anggota keluarga datang ke arah meja makan, piring sudah terisi dengan nasi hanya lauk nya saja yang belum.
"Mamah," panggil Pandu, yang di panggil menoleh ke arah Pandu.
"Kenapa? Ada yang gak enak?" Lynda balik bertanya pada Pandu, anak laki-laki itu panik saat pertanyaan itu terlontar.
"Enggak! Enggak! Enak kok, Pandu cuman mau bilang, uang saku pandu bisa di tambah gak mah? Hehe.." Pandu nyengir, sedangkan Hadi melihat anaknya itu heran, uang saku nambah? Bukannya jajan mereka udah banyak?
"Kok minta nambah? Ayah kasih nya kurang ya?" Pandu menelan Saliva nya payah, sebenarnya dia takut dengan ayah nya, tapi mau bagaimana lagi, dia mau minta tambah uang jajan.
"Iya" dengan lugas dan jelas pandu menjawab, di luar ekspektasi Pandu, dia berfikir kalau dia akan di marahi oleh ayah nya, tetapi ternyata tidak, ayahnya menambah tiga ribu rupiah untuk uang saku nya.
Pandu tersenyum, masih ada yang tersisih nanti untuk adik nya, total uang saku Pandu kini enam ribu rupiah, tiga ribu rupiah untuk nya, dan yang tiga ribu rupiah untuk Nadir.
Nadir selalu bawa bekal, uang saku tak pernah dapat, Pandu selalu melihat Nadir yang duduk di meja kelas nya dan memakan bekal nya sendiri, padahal teman-temannya sedang membeli jajanan.
"Makasih ayah!" Pandu tersenyum sumringah, dia senang untuk itu, demi apapun ya Tuhan, Pandu senang.
"Nadir enggak di kasih?" Senyum Pandu tiba-tiba luntur, dia melihat adik nya itu yang juga melihat dirinya yang di beri uang saku lebih.
"Masih kecil, gak boleh, Mamah kamu juga udah kasih bekal" Hadi menjawab tanpa melihat ke arah anaknya itu.
"Kalau udah besar kayak kak Pandu, baru Nadir dapat uang saku, oke?" Lynda menjelaskan dengan senyum manis.
Bohong, Lynda bohong, jika mau dia juga bisa memberikan Nadir uang saku, jika dia mau, tetapi siapa Nadir? Dia hanya sebagian kecil dari keluarga kecilnya.
"Makan cepet, biar Ayah anter" Hadi beranjak dari duduknya dan membenarkan kemeja nya.
🪐
Pandu dan juga adik nya kini sudah ada di sekolah, sekolah dasar yang bisa di bilang untuk sekolah anak-anak punya.
"Nadir, kamu mau uang jajan?" Tanya Pandu pada sang adik.
Nadir bingung sembari berjalan perlahan menuju kelasnya, dia mengangguk, Pandu merogoh saku baju nya dan mengeluarkan uang kertas dua ribu rupiah dengan seribu rupiah dan di masukkan ke kantong baju Nadir.
"Itu uang buat jajan, tapi bekal nya di makan juga, biar mamah sama ayah gak tau kalau aku kasih kamu uang" Nadir mengangguk, lalu berlari ke arah kelasnya dengan senyum yang tak luntur.
Nadir masuk ke dalam kelas nya dan duduk di kursi nya sembari tersenyum dan melihat uang pecahan itu dengan senang.
"Liat aku di kasih uang jajan sama kakak" pamer Nadir sembari memperlihatkan uang yang ia punya.
"Wahhh iyaa, kak pandu kasih kamu uang ya Nadir? Uang dari Ayah?" Tanya teman sebangku Nadir, perempuan mungil yang di kuncir rambutnya.
"Iya ini uang ayah, tapi kak Pandu yang kasih" Jelas Nadir.
"Ohh uang ayah, kamu bawa bekal Nadir?" Tanya Sirra.
Perempuan mungil di samping Nadir itu Sirra, mereka duduk berdua di saat banyaknya bangku kosong tapi Nadir lebih memilih untuk duduk bersama Sirra.
"Iya aku bawa Sirra, kenapa? Kamu mau?? Iyaa??" Tanya Nadir, dengan cepat Sirra menganggukkan kepalanya.
Nadir mengeluarkan bekal yang di bawa nya, lalu meletakkannya di atas meja, Sirra tak akan makan banyak tapi Terkadang sisa nya dia akan menghabiskan.
Nadir membuka tutup bekal itu, antensi mata anak-anak yang lain ke mereka berdua, Nadir mengabaikan itu dan memberikan satu sendok ke Sirra.
"Makan aja Sirra, ini banyak, aku gak akan habis, itung-itung sarapan, nanti waktu jam istirahat baru kita main" Nadir menyuap kan satu sendok ke mulut Sirra, perempuan itu mengunyah dengan pelan dan tentu dengan senyum yang tak pernah luntur.
Sirra memang tak pernah makan jika di rumah, mengingat bahwa dirinya seperti tak memiliki siapapun, bahwa dia sebenarnya malu menanyakan apakah Nadir membawa bekal apa tidak.
Separuh sudah bekal itu termakan, Sirra menolak suapan kecil dari Nadir, dia merasa bahwa dirinya sudah kenyang, jam masuk juga sudah berbunyi yang menandakan bahwa mereka akan belajar.
"Ayo Nadir susun, buk Tantri pasti nanti masuk" Sirra membantu Nadir mengemas kotak bekalnya dan memasukkan ke dalam Tas Nadir.
"Maaf ya Nadir, aku minta bekal kamu lagi" Sirra berbicara dengan nada tak enak, Nadir mendengar itu bingung.
"Enggak apa-apa Sirra, aku tadi sengaja nyuruh Mamah buat bawakan bekal Yang banyakk, biar bisa bagi-bagi sama kamu" Sahut Nadir, Sirra tersenyum, dan tak lama kemudian Guru mereka pun datang.
🪐
"Lynda" panggil Hadi ke istrinya, yang di panggil pun menoleh ke arah Sang suami.
"Iya? Kenapa?" Tanya Lynda pada Hadi.
Setelah Hadi mengantarkan Pandu dan Nadir ke sekolah, dirinya pulang lagi untuk mengambil beberapa berkas di rumah.
"Kamu gak apa-apa urus Nadir? Secara dia itu dosa aku" Hadi, tanpa filter dan tanpa doa dia berucap seperti itu, ayah mana yang sanggup meng-cap anaknya sebagai dosa?
"Dia cuman anak kecil yang gak tau apa-apa, aku gak cap dia sebagai dosa kamu, sebisa mungkin aku bakal urus Nadir seperti anak aku sendiri" Lynda menjelaskan sembari berjalan ke arah Hadi dan ikut duduk di samping suaminya.
"Yang salah itu kamu, bukan Nadir, dia cuman anak kecil yg gak tau apa-apa, dia cuman butuh pelukan dari keluarganya, walaupun aku bukan Mamah kandungnya, aku harap dia bisa anggap aku sebagai ibu nya, memang berat Nerima anak dari hasil perselingkuhan, tapi waktu aku liat Nadir ngelangkah ke arah rumah kita, aku yakin kalau Nadir bakal sayang banget sama keluarga ini, aku gak tega liat dia di perlakukan buruk sama kamu, padahal kamu Ayahnya, dan setelah ini aku harap kamu bisa Nerima Nadir seperti aku Nerima dia" jelas Lynda, memang benar apa yang dia katakan, Nadir adalah anak dari hubungan perselingkuhan antara Hadi dan mama kandung Nadir, tapi setelah insiden kecelakaan membuat mama kandung Nadir meninggal, dan mulai saat itu, Lynda menjadi Mamah untuk anak laki-laki mungil yang bernama Nadir.
………00………
udaa keliatan sisi gelap dan sisi terangnya??? 🤔🤔
papaii
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejuta Sayang Untuk Nadir
Teen FictionGelombang kehidupan Nadir yang bagaikan gelombang pasang surut nya air sungai sangat membuat kepala siapa pun yng mendengar nya mau pecah. Nadir yang tak pernah mendapatkan rasa kasih sayang dari ayah nya dan di tinggalkan oleh Mamah nya untuk selam...