04. Until i have.

20.1K 1.5K 37
                                    

Jika ada kesalahan dalam penulisan harap bantu koreksi ya, teman teman 😗😗



Beberapa menit berkutat dengan alat alat masak, makanan yang banyak dengan lauk tersaji didepan matanya. Dengan perlahan Irish bangkit dan mengambil nasi serta beberapa laut kesukaan nya. Sayur, Ikan goreng, telur, ayam semur, sambal ijo dan merah, dan lalapan.

Tanpa tersara, Irish tidak menemukan makanan favorit nya di depan matanya. Irish menyuruh pelayan tak jauh dari tempatnya untuk mendekat.

"Tolong bikinin Salad buah, yogurt nya banyakin, kiwi dan juga strawberry juga banyakin." Pinta Irish kemudian di angguki Maid tersebut.

"Ah ya, buah nya di potong jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil. Bikin beberapa salad buah di tempat yang bersih dan higenis. Bikin yang banyak lalu ditaruh di freezer. paham?" Lanjut Irish meminta apa yang dia mau dengan hati hati. Maid tersebut kembali mengangguk.

"Mengerti, nona Irish."

"Bagus. Terimakasih."

Irish kemudian melanjutkan makanannya dengan tenang, namun pikirannya berkecamuk untuk memikirkan alur novel. Bisa saja setelah dia masuk sekolah tiba tiba protagonis wanita juga sudah berada di sekolah itu.

Tanpa sadar Irish mengeratkan pegangan nya pada sendok tatapan matanya kembali datar. Irish tak akan biarkan protagonis pria berlaku kejam pada nya di kemudian hari.

Irish hanya perlu diam tak mengurusi kehidupan mereka bukan?

"...ney!"

Panggilan beberapa kali tak menggubris gadis 16 tahun itu tetap diam. Menatap kedepan dengan pandangan kosong namun masih sibuk mengunyah.

"Honey!"

Irish Tersentak dan mulai terbatuk batuk akibat terkejut. ia memukul beberapa kali dada nya yang terlihat sakit dengan segera wanita paruh baya menyodorkan air putih. Di terima baik oleh Irish.

Irish meneguk air putih hingga setengah nya. Kemudian menghela nafas, untung gue gak mati untuk ke dua kalinya.

"Kebiasaan kamu, makan sambil ngelamun." Irish menengok ke samping, terlihat sang papa yang menenteng tas dan di samping nya ada wanita yang menatap nya dengan penuh ke hati hatian.

"Papa, mama sudah pulang."

Adam husein mengangguk mengusap pucuk kepala anak perempuan kesayangan nya. Ariana Ghea memeluk putrinya penuh kerinduan.

"I miss you so much, sweetheart." Irish mendongak untuk menatap ibunya yang terlihat jauh lebih muda. Cantik, Berpenampilan modis dan juga tinggi.

"Mama! Me too!" Ghea tersenyum lembut kearah bayi nya. Sebesar apapun Irish, Senakal apapun dia, Irish tetap putrinya, bayi nya. Tak ada alasan kenapa Ghea tidak membenci putrinya yang sama sekali di luar batas normal. Ghea menyayangi putri nya. Dan akan melakukan apapun itu untuk anak perempuan satu satunya.

Irish berdiri menyamakan tubuhnya, "Mama, Irish masak lho. Buat mama sama papa yang kebetulan pulang. Makan bareng Irish yuk?"

"Wow, really?" Ghea menatap Irish dengan tatapan bangga nya.

"Look so Delicious," Adam Husein melihat banyaknya makanan di atas meja. "Kamu membuat semua ini?" Lanjut Adam.

Irish mengangguk antusias, "Ya!"

Ghea memberikan kecupan di dahi putrinya, Adam mengelus pucak kepalanya. "Kebetulan mama dan papa lapar, pulang kerja. Tunggu sebentar disini, we must prepare. Karena badan mama lengket. Perlu mandi. Okay?"

Return Antagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang