Jangan lupa voment!
Happy reading
📜
Regina Ramawlaes Soedjatno, atau panggi saja aku Ramla. itu namaku tapi sekarang aku berada di raga Ramala. Tokoh tragis dalam novel {2K}, novel yang mengisahkan gadis sederhana yang bernama Kanaya Cordillera serta ketua geng motor yang bernama Kaivan Diptarata.
Kisah mereka seperti romansa klasik pada umumnya, yaitu ketua geng yang tertarik pada gadis biasa karena berbeda dari gadis lain hinga akhirnya tamat sampai pernikahan.
Jika bertanya bagaimana aku terjebak ditubuh Ramala, aku tidak tahu. Jujur saja, aku bangun-bangun sudah berada di gudang sekolah dengan tubuh penuh dengan bau amis, untung saja ada petugas kebersihan yang membuka pintu gudang yang sengaja dikunci.
Apalagi ditambah aku belum menyadari bahwa aku berada di raga Ramala saat itu, hingga ketika waktu maghrib, beruntungnya adik Ramala yang habis ke musholla itu menemukanku dan saat itulah aku menyadari aku ditubuh Ramala.
Ya allah...capek sama kehidupan nyata malah di pindahin ke tubuh orang mau ninggoy.... pulang" semoga aja keluarga nyariin.
Amiinnn...
Doaku ketika sholat tahajjud. Jarang sekali aku shalat tahajjud itupun sholat tahajjud ketika pengen minta jodoh atau ketika ulangan. Bisa dibilang aku itu hamba yang ada maunya aja.
"Mbak Ramala, sampean dipanggil sama nenek di ruang tamu." ujar Rafka, adik angkatku yang masih di SD. Dilihat dari pakaiannya ia sepertinya hendak bekerja di kebun teh pak Arif menggantikan nenek Ranti yang sudah sepuh dan sakit-sakitan. Aku tentu tidak bisa kesana karena aku harus menjaga nenek Ranti kadang juga kita bergantian untuk menjaga nenek Ranti.
Terkadang, aku tertampar sendiri begitu melihat kondisi keluarga ini yang tanpa keutuhan namun tetap bersyukur dengan apa yang ada. Sedangkan aku? Jangankan untuk bersyukur pada sesama, kepada Tuhan saja aku lebih sering mengeluh.
Dan kini, aku tahu bahwa ini adalah balasan tuhan untukku atas segala keluhan yang sering aku curahkan, tuhan memang sudah menunjukkan secara langsung hingga aku menyadari untuk bersyukur dan menerima segala cobaan yang ada.
"Kamu udah makan apa belum?" tanyaku pada Rafka, tapi selalu aku panggil Raka agar lebih mudah diingat, tentu itu sedikit mencurigakan dimata Rafka tapi untungnya alasanku terbilang masuk akal.
"Belum mbak, nanti aja mbak pergi ke kebun buat nganterin bekal atau titip saja sama Anton."
Aku mengganguk, hampir 2 minggu berada disini memang susah beradaptasi, apalagi aku harus berpura-pura kenal pada tetangga atau bertanya kepada Rafka dengan berdalih lupa. Untung saja aku dan Ramala memiliki kebiasaan yang sama.
Rafka menyalami nenek Ranti dan aku, lalu Rafka pergi menggunakan mobil pick up yang biasa menjemput para buruh, ku pikir para buruh hanya terdiri dari wanita saja, ternyata ada yang dari lansia, pria hingga anak-anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELLIPSISM
JugendliteraturWARNING! 🚨 > MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN NYELENEH > TYPING AMBURABUL > SLOW UPDATE ⏳⏳⏳ Menjadi antagonis, protagonis, serta figuran tanpa terlihat itu sudah biasa. Lalu bagaimana jika kau menjadi seorang gadis yang ternyata hampir menjadi pelacu...