🖇 5. Yanti and Jamal

98 6 0
                                    

📜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📜

Tentu saja kita tahu bagaimana orang seperti Kanaya ini,tidak perlu menjelaskan bahkan dari sikapnya aja sudah menunjukkan semua itu.

Gadis dengan segala mulut ceplas ceplos tanpa filter dan kendali emosi yang minim sekali. Tapi Ramla tidak akan lupa jika gadis ini adalah kartu penyelamatnya suatu hari nanti.

Kalau bukan tokoh penting Ramla sudah meng-blacklist nya dari awal. Bagaimana tidak, setiap ada Kanaya ia selalu ketiban sial. Mulai dari dicakar kucing lah, ketemu kunti merah, sepatu ketuker dan terakhir adalah nantangin orang tua adu panco- bercanda... itu kalau Ramla tapi jika Kanaya mungkin lebih cringe.

Hanya beberapa celutukan dari gadis itu saja Ramla sudah ingin menempatkan gadis itu ke mulut kudanil. Ramla bersumpah bahwa apa yang gadis itu lakukan mestinya menimbulkan masalah yang justru berdampak pada dirinya.

Ibaratnya begini, dia menuangkan air dan Ramla yang menjadi mangkuknya, sejauh ini paham?

Tidak? Gk peduli. Mari kita fokus pada jalan cerita yang baru saja keluar dari prolog ini.

"Kay udah... jangan cari masalah..." ujar Ramla ia berusaha menenangkan gadis itu agar bisa jinak dan kembali ke mood yang normal.

"Gk bisa Ram, ni orang udah tua keriputan bukannya nyari pahala malah nyari keributan. Kau manusia gk sih digituin kok gk marah? Menimal nyindir dong!"

'Lah, malah ngajak... waras po ra to cah ki?' Batin Ramla, ia akhirnya memilih untuk diam beberapa menit untuk memikirkan rencana kabur dari situasi ini.

Pria tua itu terkesan acuh namun mata keriputnya itu tidak bisa membohongi mata Kanaya, pria itu jelas mengejeknya.

Tak lama setelah itu, pria itu tertawa terbahak-bahak. Entah apa yang ia tertawakan namun yang pasti Ramla hanya ingin kabur dari situasi ini.

"Kalau begitu kau yang jalangnya, hahaha!"

Tawa pria itu mengudara yang membuat suasana menjadi lebih dramatis, ibu-ibu pemilik warung bahkan tidak terlihat, mungkin pergi untuk meminta bantuan atau tidak menghindar dari suasana buruk ini sama separti Ramla. Sementara itu teman-teman pria tua itu malah bersorak.

Kanaya yang memegang penuh harga dirinya itu merasa terhina, ia tentu marah dengan celaan yang pria itu keluarkan. Sontak ia hendak menampar pria tua itu sebelum sebuah cekalan tangan Ramla menghentikan.

"Ram, apa-apaansi-"

"-orang tua kayak gini kamu ladenin malah menjadi-jadi." sela Ramla, ia lantas mengambil sebotol air dan menyiramkanya kearah kepala pria tua itu.

ELLIPSISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang