3. Karena ini hidup katarina

95 11 1
                                    

"Selain keluarga berasal dari keluarga Montague dia juga seorang pemberontakan Camelia, apa yang kamu pertahankan dari dia?" Camelia sudah berada di ruangan kerja Sir Capulet sejak dua jam lalu. Semua muanya membahas tentang keuntungan menjadi istri dari count Rudolf yang tadi siang Camelia tinju hingga berdarah.

Asal ayah Camelia tau jika dirinya tidak mengenal siapapun di dunia ini termasuk Aland dan count Rudolf yang dari tadi beliau sebut namanya itu.

"Karena madre dan padre tidak ada niatan untuk membuangmu, maka pindahlah kau ke Roma dan tunjukan jika Capulet adalah bangsawan yang bermantabat dan terhormat." Tidak sudi, Katarina bukanlah keluarga Capulet dan juga dia tidak mau jadi istri ke-6.

Demi tuhan, apa lelaki itu tidak cukup mempunyai hanya 5 istri.

"Pergilah nak, kali ini bukan hanya untuk keluarga ini tapi untuk dirimu juga."

"Tapi..."

"Padre sedang tidak mau dibantah Camelia. Jika kamu menolak kali ini, kau mati sekalipun jasadmu akan padre antar ke Roma oleh tanganku sendiri. pergi ke kamarmu kau harus berkemas."

Camelia tidak habis pikir mengapa di jaman ini semua muanya tentang kekuasaan, tentang tahta, siapa yang bisa mendekatkan diri pada raja dialah yang paling pantas.

Camelia tidak butuh semuanya, tapi terlalu dini untuk kabur karena tidak tau medan dan apa yang akan Camelia hadapi.

"Ayo otak Camelia yang tumpul, lu harus mikir."

"Badan ini aneh, cuma dipake buat nonjok doang langsung kebas. Dasar putri kraton, gue curiga ini badan ngga bisa gue ajak lari"

Disela-sela Camelia yang sedang kemalut mencari cara untuk kabur, Ilona datang menawarkan diri untuk membantu Camelia berkemas.

"Permisi lady, saya akan membantu untuk berkemas"

Camelia tidak membantah, tapi juga tidak menyambut Ilona. Camelia hanya duduk di ranjangnya tanpa bergeming membiarkan Ilona mengacak acak lemari nya.

"Lon, ada coklat ngga?"

"Sepertinya ada, apakah Lady ingin diambilkan?" Camelia hanya mengangguk, ia butuh asupan endorfin karena stress berfikir.

Camelia membiarkan Ilona pergi.

"Biasanya lagi begini ada si Aland, tadi pagi juga gue liat dia di luar kaca tapi kok sekarang dia ngga ada. Lagi dibutuhin malah ngilang. Pacar apaan, mel harusnya lu putusin aja"

Ilona telah selesai mengemasi barang barang Camelia, dan bulan mulai tinggi. Camelia berjalan menuju jendela di kamarnya, Mengukur apa jika dia terjatuh akan membuatnya cacat atau mati seketika.

Baru Camelia akan melihat kebawah, dengan tiba-tiba seseorang terlihat memanjat ke kamarnya. Siapa lagi jika bukan Aland.

"Jangan melihat kebawah seperti tadi Camelia nanti kau jatuh" Ucapnya saat dia berhasil menerobos —lagi masuk ke kamar Camelia.

"Lu titisan spiderman atau apaan sih, bikin kaget aje" sudah dapat dipastikan Aland tidak mengerti apa yang Camelia katakan.

"Aku tidak mengerti?" sengaja, bisik Camelia dalam hati.

"Aku dengar kau besok akan dipindahkan paksa oleh Sir Capulet" pernyataan yang keluar dari mulut Aland sama sekali tidak membuat Camelia bingung, karena disini tembok pun memiliki telinga.

"Hm, beritahu aku caramu masuk dan keluar kamar ini dengan mudah seperti tadi" Turun dari menara di kamarnya terdengar mengerikan tapi harus Camelia coba.

"Aku tidak mungkin membuatmu merangkak di dinding seperti aku tadi" kenapa? jika itu satu satunya cara pasti akan Camelia lakukan, Lagipula rumah ini tidak ketat penjagaan. Capulet hanyalah bangsawan biasa, jika Camelia tidak menikah dengan sesama bangsawan maka anaknya tidak akan punya gelar bangsawan apapun.

"Jika harus, aku sama sekali tidak keberatan"

"Tidak Camelia, nanti kau terjatuh. Aku ada cara lain."

Aland terlihat mengeluarkan kepalan rambut?

Itu rambut palsu!

"Mereka tidak akan menyangka jika lady mereka mempunyai warna rambut hitam legam." ucap Aland, Camelia merindukan rambut lamanya.

Tangan Camelia meraih rambut palsu yang menjuntai panjang persis rambutnta dulu, jujur membuat Camelia sedikit emosional.

"Kenapa? kau ingin rambut berwarna hitam?" tanya Aland melihat gelagat aneh Camelia yang memegang dan penatap rambut yang ada dalam genggaman nya seolah hal yang paling ia rindukan.

Camelia langsung menuju kaca dan memakai rambut hitam legam itu. Pas, tepat seperti Katarina raga yang sangat ia rindukan.

Camelia membalikkan badannya menghadap Aland yang berada tepat dibelakangnya.

"Cantik sekali Camelia." Aland membelai rambut palsu Camelia dengan tatapan memuja. Aland tidak berbohong Camelia memang terlihat lebih anggun dengan rambut hitam legam.

"Terimakasih."

"Apa rencanamu Aland?" Tanya Camelia.
"Jika aku keluar dari sini mungkin orang di dalam rumah akan mencurigai ku dan menangkap kita." Lanjutnya.

"Tentu kita harus keluar dari sini" 

"Saat semua orang sudah tidur, tentu saja rumah ini sepi Camelia. Dan kita pakai jalan yang biasa dayang dayangmu pakai jadi tidak melewati kamar utama, harus tepat sebelum pukul 4 pagi karena juru masak sudah ada di dapurmu jika lebih dari itu." Penjelasan dari Aland membuat Camelia berpikir, lelaki ini gila. Mengetahui informasi sedetail itu tentang rumahnya?

"Lu creepy but ya ok daripada gue harus jadi istri ke-6" bisiknya dengan suara pelan mungkin Aland tidak mendengarnya.

"apa?" Aland mendengar sedikit suara Camelia, sepertinya kekasihnya berbisik.

Camelia hanya menggeleng, Tadinya ia akan menanyakan pemberontakan apa yang bisa dilakukan oleh lelaki ini. Tapi ia tidak peduli.

Seperti nya setelah keluar dari rumah ini Camelia pun akan memisahkan diri dari Aland. Karena Katarina tidak ingin mati bersama Aland. Itukan yang Vivian katakan, keturunan Remoe dan Juliet mengulang kisah tragis. Dengan secara kebetulan Camelia adalah Capulet dan Aland adalah Montague, belum lagi mereka yang terlibat asmara tapi di tentang.

Waktunya tiba, mereka akan mengendap keluar dari rumah Capulet. Tentu saja Aland memimpin di depan, sambil melihat-lihat keadaan. Memang rumah keluarga Capulet tengah malam begini sepi tidak ada suara sedikitpun. Sekarang mereka munuju dapur, dan menuju ke lorong belakang tempat para dayangnya atau orang suruhan kelurganya keluar masuk rumah ini. tinggal beberapa langkah mereka bisa menggapai pintu menuju ke luar, dan dengan tenang Aland membuka pintu dan mempersilahkan Camelia untuk keluar terlebih dahulu

"Hei, siapa kalian?!" baru 50 meter mereka menjauh dari rumah Capulet, mereka mendengar suara nyaring yang berusaha menggapai mereka.

"Tenang itu orang sir Capulet yang baru, dia tidak mengetahui wajahku." bisik Aland. Aland memposisikan wajahnya menghadap Camelia dan tentu membuatnya menghadap ke arah lelaki yang memanggil mereka.

Dengan tiba-tiba Aland menarik tengkuk Camelia dan menciumnya tepat di bibir, Camelia yang sedang kaget ditambah kaget lagi dengan perlakuan Aland. Parahnya itu bukan hanya kecupan biasa tapi, lumatan dan badannya terasa seperti di dorong menuju entah kemana Camelia tidak tau.

"Hei! jika kalian mabuk carilah kamar jangan dijalanan" lalu orang itu masuk kedalam kediaman keluarga Capulet sambil menggeleng geleng kepalanya.

---

Tebak reaksinya Camelia nanti gimana

Marah

Baper

B aja

mims

Rewrite the Stars [KMG X YJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang