Ia pulang sedikit larut kali ini, dengan pakaian yang kusut dan sedikit basah karna hujan gerimis di sana.
Ia memasuki rumah itu dengan tenang, tidak ada banyak orang di rumahnya,hanya ada Jean dan juga pembantu yang bekerja di sana. Haje belum pulang karna pekerjaan nya. Harsa sudah terbiasa dengan keadaan sunyi ini.
6 tahun yang lalu rumah itu penuh dengan kehangatan,keceriaan dan kebahagiaan. Tetapi sekarang pendirian itu telah hancur berkeping keping. Malaikat yang biasanya menemani nya pergi ke tempat yang damai.
Ia langsung menuju kamar nya, membersihkan tubuh nya lalu meminum obat penenang. Obat itu sudah menjadi teman nya sejak 2 tahun yang lalu, tanpa diketahui siapapun.
Setelah meminum obat itu, ia langsung pergi ke taman belakang. Menenangkan diri nya di sana. Karna biasa nya tidak ada orang yang mau pergi ke sana, kecuali hari ini.
"Ngapain lo di situ?" Harsa terkejut, tentu saja. Jarang ada orang yang mau pergi ke taman belakang setelah mereka telah masuk ke SMP lalu.
"Ga ngapa-ngapain, aku pergi ya? Kamu mau disini kan? " Tanya Harsa
"Ga, gw cuma lewat." Setelah berkata seperti itu, ia langsung pergi meninggalkan Harsa yang tak jadi meninggalkan tempat itu.
Ke-esokan nya Harsa tidak kunjung bangun,sehingga membuat Jean harus menunggu nya dikarenakan Supir Jean tak masuk hari ini karna izin untuk pulang ke kampung halamannya. Sehingga ia harus ikut dengan Harsa.
*tok-tok*
Nihil,tak ada yang menyaut di balik pintu tersebut. Mau tidak mau Jean harus masuk ke kamar Harsa dan mengecek keadaan nya.
*cklek*Pintu terbuka, menampilkan nuansa hangat dengan wangi ciri khas lavender dan mint. Dan juga tercium aroma buku di kamarnya.
"Harsa" sama. Harsa tak menjawab apapun dan tetap pada posisi nya.
Jean yang merasa dirinya dicuekin,langsung menarik pundak Harsa agar ia bisa melihat wajah nya.
Wajah nya pucat. Bibir yang pecah akibat dinginnya ac, dan juga keringat yang terus bercucuran diseluruh badannya.
Jean yang mengetahui jika Harsa sakit,langsung meletakkan tas nya,membuka jaket nya dan memberitahukan supir nya untuk memberikan izin kepada sekolah agar ke-2nya tidak dialpakan oleh sekolah.
Setelah itu, Jean langsung saja mengambil es batu yang cukup besar dan kain hangat untuk mengompres Harsa.
Setelah ia rasa sudah menyelesaikan urusan nya dengan keadaan Harsa,ia pergi ke dapur untuk membuat bubur. Terkadang ia sering memasak saat memiliki waktu yang luang,dan membuat bubur bukan perkara besar untuk nya.
Setelah selesai,ia membawa bubur itu ke kamar Harsa, Harsa masih tertidur nyenyak dengan wajah yang kerutan nya sedikit menghilang.
Jean membangunkan Harsa untuk memakan bubur, perlahan Harsa terbangun. Mentralisirkan cahaya kamar yang masuk ke mata nya dan melihat jam. Seketika ia terbangun dan langsung terduduk. Pening kepalanya semakin terasa.
"Gw uda izinin,jangan masuk sekolah dulu. Lo sakit." Ucap Jean yang langsung memegang punggung Harsa untuk membantu menopang tubuhnya yang hampir saja kembali terjatuh ke kasur nya.
"Makan dulu, gw uda buatin bubur buat lo. Tenang, ga gue masukin racun" ucap Jean lalu menyodorkan satu suap bubur ke mulut Harsa dengan perlahan.
"Terima kasi Jean" ucapnya pada Jean, Hati Harsa menghangat saat Jean menyodorkan bubur pada nya.
"Habis makan tidur, info sekolah nanti lagi baru dicek." setelah mengatakan itu, Jean menemani Harsa hingga pada saat tidur nya terlelap ke dalam mimpi nya. Setelah itu ia pergi dari kamar Harsa dan kembali masak untuk makan siang nya karna pembantu di rumah mereka tidak datang.
"Cepet sembuh Harsa, gw ga suka lo sakit."
•tbc..