Kedua belah bibir itu hanya menempel dalam beberapa waktu, menunggu reaksi yang mereka harapkan. Namun daripada itu, yang ada hanya reaksi tubuh mereka yang tidak normal. Shim Jaeyun yang saat ini berada dalam tubuh Sunghoon berusaha menekan detak jantungnya yang berdegup kencang hingga rasanya ingin melompat dari rongga.
Orang mana yang tidak berdebar ketika berciuman tidak peduli apapun hubungan mereka?
Jaeyun menjadi orang pertama yang memundurkan bibirnya sambil membuka matanya perlahan-lahan, berharap yang ia lihat adalah wajah Sunghoon. Sayangnya, yang pertama ia temukan adalah mata bulat miliknya.
Suara ketukan pintu disusul dengan pintu terbuka langsung menstimulasi gerak reflek 'Jaeyun'. Dia dengan cepat mendorong tubuh 'Sunghoon' untuk membuat jarak yang besar. 'Sunghoon' hampir memaki Kakak aslinya itu.
"Kenapa hawanya canggung sekali? Sup hangatnya sudah jadi."
"Sunghoon, apakah kau sakit? Wajahmu merah sekali?" Tanya Jaehee melihat 'Sunghoon' keluar dari kamar dalam keadaan wajah semerah tomat yang membuatnya khawatir.
'Sunghoon' menggeleng disertai senyuman yang sebenarnya terlihat sangat canggung.
Keduanya duduk berhadapan dengan sup hangat tersaji di depan mereka, sementara Jaehee memiliki hal lain untuk dikerjakan. Tidak ada yang bersuara, hening dan canggung hingga rasanya suara jangkrik di luar sana terdengar keras.
'Sunghoon' mengaduk-aduk supnya karena tidak tahu harus apa, bahkan ia malu untuk melihat wajah di depannya. Sial, ia yang menyarankan ciuman itu mengapa ia yang repot sendiri? Sudah begitu hasilnya tidak sesuai pula.
Lupakan itu dan makan saja!
"Ah sial, panas." 'Sunghoon' memekik sakit sembari mengeluarkan kembali sup yang sudah ia seruput. Dia merampas air minum di sebelahnya untuk membasahi bibir dan lidahnya, lalu menyentuh bibirnya yang berdenyut. Suara itu adalah suara pertama yang memecahkan keheningan.
Dalam hati ia merutuki dirinya, sial, aku bodoh sekali. Mengapa harus ada hal konyol dalam kecanggungan ini?
Setelah pamit dengan Jaehee, 'Sunghoon' pulang dengan jemputan online, tentunya saat hujan sudah berhenti. Ia kembali ke rumah yang sudah ditunggu Ibunya, namun ia bilang bahwa ia lelah dan akan segera istirahat yang langsung dipersilahkan Ibunya.
Ia masuk ke kamar, menyandarkan punggungnya pada pintu. Sial, sial, perasaan ini bahkan lebih jelas. Ia merasa terganggu dengan detak jantungnya yang terlalu keras. Kedua tangannya ia letakkan di dada kirinya, untuk menahannya tidak berdetak terlalu keras. Ia mengatur nafasnya untuk menenangkan dirinya.
Jemarinya menyentuh bibirnya, masih terasa bagaimana bibir Shim Jaeyun atau sebenarnya bibirnya sendiri yang memberikan kesan tersendiri baginya. Oh, itu sangat tebal, tetapi lembut dan juga manis. Dia merasakan perlahan wajahnya panas seperti diuap.
Dia mencintai dirinya sendiri, tapi bukan dengan cara aneh seperti itu. Dia merinding, sial!!
Bukankah seharusnya ia bereaksi seperti Park Sunghoon? Yang bersikap seolah tidak ada apapun yang terjadi? Itu normal. Kenapa ia tampak seperti anak gadis yang mendapatkan ciuman pertamanya dari orang yang ia suka?
'Sunghoon' melompat ke kasur, menarik selimut untuk menyembunyikan seluruh tubuhnya yang meringkuk seperti seekor kucing. Dia pasti sudah gila!
📚🔁⚽
"Sunghoon-ie?"
"Nak?"
Mata itu terbuka lebar dan langsung bangun dari posisinya dalam keadaan rambut yang berantakan seperti habis berkelahi dalam tidurnya. Ibunya yang membangunkannya di sebelah ranjang memekik sembari mengusap dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? (Sungjake)
FanficTersedia dalam bentuk PDF (extended version + special chapters + Lee Heseung's diary) Adanya sistem kasta berdasarkan nilai menimbulkan perlakuan diskriminasi yang menyebabkan perselisihan antara kelas Sains dan Sosial. Bagaikan langit dan bumi, di...