.
tok tok tok!..
"Ezio! Bangun kamu!" ucap Mami dari luar kamar Ezio, seraya mengetuk pintu.
Sementara yang didalam, masih terbalut selimut dan bermimpi indah,
"Eziooo! astaga kamu tidur apa gimana sih?!" gerutu sang Mami dari luar kamar,
Ezio terlonjak kaget dari tidurnya, karena teriakan maminya yang melengking diseluruh penjuru kamarnya.
Segera ia melihat jam yang diletakkan diatas nakas samping tempat tidurnya, "Anjing jam enam" ucapnya sambil melempar jam tersebut asal.
Dengan terburu-buru ia membuka pintu kamarnya, dan langsung pergi ke kamar mandi, menghiraukan ocehan pagi yang diberikan Maminya.
"Makanya kalo malem tuh hp ditaro, ini pasti kesiangan gara-gara hp kamu tuh" bukan ibu ibu namanya kalo nggak masalahin hp.
Mami udah nggak asing lagi sama drama pagi ini, kalo nggak diocehin dulu tuh semalem, hp gaakan ditaro. sayangnya semalem mami udah keburu ngantuk, jadi bablas deh ketiduran.
. . .
"Aku berangkat mii!" teriak Ezio dari luar, yang disusul dengan suara deru mesin.
Disepanjang jalan Ezio berdoa 'semoga nggak kejebak macet', nyatanya tuhan sedang tak berpihak padanya, doa nya tak didengar.
ia terjebak macet, "anjing sial banget gua" rutuknya.
Cukup lama Ezio terjebak macet, mau maju gabisa, mundur juga gabisa. memang ini adalah hari sial untuknya.
Sudah menjadi rahasia umum kalo Jakarta pagi itu emang rawan macet sama pekerja pekerja yang berlalu lalang.
Ezio melirik jam tangan yang ia gunakan ditangan kirinya, ia kaget. apa apaan?! ia sudah hampir setengah jam disini, terjebak macet diantara pengendara lainnya.
Kalo tau begini, ia lebih memilih untuk melanjutkan tidurnya daripada harus menikmati padatnya jalan kota ini.
Tak berselang lama, kendaraan mulai bergerak maju, akhirnya Ezio terbebas dari kemacetan ini.
'balik lagi aja kali ya gua?' pikirnya, toh gerbang sekolahnya juga pasti sudah tertutup.
Tetapi ia urungkan niatnya untuk kembali kerumah lagi, karena jaraknya sudah dekat dengan sekolahnya.
..Benar aja kan, gerbangnya udah ditutup. ia turun dari motornya untuk mendekati gerbang.
"Pak! bukain dong." ucap Ezio pada satpam yang tengah berjaga dipos.
satpam itu menghampirinya, membukakan gerbang tersebut lalu memberikan Ezio sebuah bolpoin.
"Ah pak, masa kena point sih, saya kan cuma telat 17 menit."
"Liat sebelah sana, mereka telat 5 menit juga tetap kena point kok."
Ezio menghembuskan nafasnya kasar, lalu menulis namanya pada buku tersebut.
"Parkirin motornya, terus ikut ke barisan sana." ucap satpam tersebut, seraya berjalan kembali pada pos jaganya.
YOU ARE READING
Ezio Hadratama
Fanfiction'Kalo waktu itu gua nggak telat, lu ga mungkin bisa duduk dimotor gua kaya sekarang' ucap Ezio, sengaja menurunkan kecepatan gasnya supaya Abira bisa mendengarnya dengan jelas.