.
Bel sekolah telah berbunyi, menandakan waktu istirahat. Seluruh siswa siswi ramai bepergian keluar dari kelasnya masing-masing.
Beralih pada ramainya kantin disiang itu, Bangku bangku telah berisikan siswa siswi yang duduk diatasnya. Kecuali bangku yang terletak dipojok kantin. Itu sudah mutlak milik 'Darwest' disana.
Padahal tak ada perintah, ataupun keterangan yang menjadikan tempat tersebut dilarang bagi murid yang bukan anggota 'Darwest'. Hanya saja, mereka takut dan tak berani mencoba bermain-main dengan anggotanya.
Walaupun Ezio terdaftar dalam anggota intinya. Ia tak berniat untuk mencari keributan didaerah yang masih terbilang sekolah, ia tak mau namanya menjadi buruk akibat ulahnya sendiri.
Selain begitu, ia pun juga takut orangtuanya dipanggil perihal kenakalannya disekolah. Orangtuanya memang tak mengetahui jika ia masuk dalam sebuah geng motor yang tengah booming dimasa itu.
Oleh sebab itu, ia harus pintar pintar menutupinya. Jika tidak, sudah pasti ia akan diusir dari rumahnya.
"Woy Ezio!" teriak seseorang dari ujung kantin.
mata Ezio membidik, mencari sumber suara. Ah, ia menemukannya.
Ia memberi isyarat mengerti ketika temannya menyuruhnya untuk kesana.
"Hadeh lama banget, ngapain aja lu." tanya temannya begitu Ezio dan Malfi duduk.
Ia adalah Hakim Ganendra. Salah satu anggota 'Darwest'.
"Ngambil soal dulu gua di bu heni." Ezio menjawab sambil meminum es jeruk yang telah mereka pesan.
Hakim tertawa, "Telat lu?" tanya nya lagi.
ingin menjawab, namun Malfi terlebih dulu menjawabnya, "Lagian sok banget ngejar winstreak, padahal besoknya sekolah."
"Hadeh zi.. zi, orang tuh gausah masuk aja sekalian, gua sih gitu kalo jadi lu." ucap Hakim seenak jidat.
"Iya, terus gua dengerin nyokap ngomel sampe maghrib." Ezio menghela nafas.
Penuturannya membuat kedua temannya tertawa, "Ngomong-ngomong, biasanya udah ramean disini kim?" Malfi bertanya.
"Biasa, tugasnya belum pada beres." yang ditanya menjawab.
"Walupun balap liar jalan, tugas gaboleh ketinggalan ya." timpal Ezio.
Hakim menganggukan kepalanya sambil melahap pesanannya, "Anyway soal balapan. Ini gimana? ikut nih?" hakim lagi lagi bertanya.
"Ikut lah gila!" Entah datang darimana, tiba-tiba saja David bergabung bersama Varen dan Opal.
"Gua kayanya gaikut, lu tau sendiri nyokap gua gimana." ucap Ezio pada temannya.
YOU ARE READING
Ezio Hadratama
Fanfiction'Kalo waktu itu gua nggak telat, lu ga mungkin bisa duduk dimotor gua kaya sekarang' ucap Ezio, sengaja menurunkan kecepatan gasnya supaya Abira bisa mendengarnya dengan jelas.