003. Alumni

3 1 0
                                        

.

Jarum jam mengarah pada pukul 16:05, menandakan bahwa waktu belajar telah selesai.

Ezio tengah bersiap memakai tasnya,

"Warjok dulu lah." ajak Malfi ketika Ezio sudah sampai diambang pintu.

Malfi berjalan menuju Ezio berdiri,

"Anak-anak katanya juga mau kumpul disana." ucapnya lagi.

Ezio melirik Malfi sekilas, "Yaudah." lalu fokus kembali pada langkahnya dan meninggalkan Malfi.

"Woy anjirlah pelan pelan kali!"

.

.

.

Sekolah tetap ramai sore itu, banyak siswa yang sedang menunggu jemputan, dan ada juga yang sekedar duduk duduk santai.

"Anjir Malf rame banget?" kaget Ezio saat mengetahui Warung Pojok yang biasa mereka jadikan basecamp begitu ramai, tak seperti biasanya.

"Lah, kok iya dah?" Malfi malah balik bertanya.

Mereka tetap melanjutkan langkahnya untuk bergabung disana, walau mereka tak tahu sedang ada acara apa.

"Nah yang ini nih bang, jagoan kita!" seru salah satu orang disana kala mendapati Ezio datang.

Orang yang disebut dengan embel-embel 'bang' tersebut memerhatikan Ezio dari atas pucuk rambutnya, hingga ke ujung sepatunya.

Boleh juga." ucapnya.

Ezio ditarik duduk disebelah Hakim, sementara Malfi sedang memesan kopsu didalam.

"Jadi lu, yang namanya Ezio.. Hadratama?" ucap seseorang yang lebih tua.

"Iya, gua." jawab Ezio.

Yang lebih tua tertawa, "Oke sih, gua suka sama penampilan lu. Kenalin, gua Luthfi." ucapnya sambil menjulurkan tangannya kedepan posisi duduk Ezio.

Ezio menerima tangan tersebut, "Ezio."

"Dingin juga lu gua liat liat." omongnya lagi.

"Mau lu gimana? gua mau cepet cepet balik." tutur Ezio seraya membenarkan posisi duduknya.

"Yaelah gece banget."

"Jadi gini, nanti malem pembukaan arena baru. Gastar nantangin satu anggota kita, buat lawan anggotanya. Gua mau, lu—" timpal Luthfi, ia menunjuk Ezio.

Yang turun malem ini." sambungnya.

Yang lain melonjak kaget, apa apaan tiba-tiba Ezio yang dipilih?

"Bang, lu gabisa asal nunjuk bawahan lu lah. Kan lu tau, bang Far belum ngasih info lagi." Malfi yang baru gabung, langsung ikut dalam pembicaraan.

"Lu tau apa? disini gua yang alumni, gua yang tau." Luthfi mulai naik pitam.

"Apaansi bang? lu biasanya juga gapernah ikut kumpul, maksud lu apa dateng dateng main asal nyuruh?" Malfi juga kalut dalam emosinya.

Yang lain tak berani menyelisih, mereka lebih baik diam, daripada harus ikut kena getahnya.

Luthfi meremehkan Malfi, ia tertawa remeh, "Atau lu, yang mau turun?"

Malfi tak bisa menjawab ya atau tidak, pasalnya 'Bang Farez' belum bersuara apa apa.

Dan juga, 'Gastar' bukanlah lawan yang sepadan jika ia harus melawannya, skill balapnya 2 kali lebih unggul.

Hanya bang Farez yang bisa melawan.

"Kalo emang lu yang lebih tau, kenapa nggak lu aja yang turun bang?" kali ini Malfi menyeringai, ia membalikkan perkataan Luthfi.

"Kok jadi lu yang ngatur? terserah gua dong?" Luthfi sangat kesal, ia tak suka perkataannya dilawan.

"Gua tau bang, lu sebenernya takut."

Setelah Malfi melontarkan kalimatnya, Luthfi bangun dari duduknya dan langsung mendaratkan pukulan pada rahang milik Malfi.

Suasana menjadi kacau, semuanya panik.

Tidak ada yang berani untuk memisahkan atau menahannya, keduanya sama sama emosi.

Pukulan demi pukulan dihujamkan.

Ezio membiarkan adegan tersebut berlangsung, ia tetap memantaunya.

Saat Luthfi untuk yang kedua kali ingin menerjang rahang temannya, Ezio berdiri, dan..

"Ssshh Kontol!" Luthfi terbaring menubruk aspal, karena tendangan yang diberikan Ezio.

"Gua yang turun." ucap Ezio dan langsung membantu Malfi untuk berdiri.

Mereka berdua pergi, meninggalkan Luthfi si alumni yang terbaring diaspal, dan beberapa temannya.

...

To Be Continue.
Makasih buat temen temen yang udah stay buat baca sampe di part 5 ini.

Selalu berikan comment, dan likenya ya!

excangedr

Ezio HadratamaWhere stories live. Discover now