||𝐒𝐀𝐓𝐔||-

19 3 1
                                    


Pagi hari dengan seorang ibu memang sangat menyenangkan, tapi itu semua musnah karena kejadian beberapa minggu lalu yang membuat keduabelas bersaudara itu kehilangan sosok ibu yang selalu menemani mereka kemanapun dan kapanpun.

Seorang Ratu seharusnya hanya fokus pada tugasnya, berbeda dengan ibu mereka, Everlynne lebih mementingkan anak-anaknya dari pada tugasnya. Sayang... Sosok malaikat berkedok seorang ibu itu sudah tiada.

"Nona, Raja sudah menunggu anda di ruang makan, sebaiknya anda bersiap menemui Raja. "

Zafenia tersadar dari lamunannya.

"Baiklah, terima kasih bibi Yeri. "

Yeri selaku dayang yang di tugaskan untuk menemani Zafenia pun tersenyum dan mengantar Zafenia mandi.

"Saya sudah menyiapkan air hangat untuk anda mandi Nona Zafenia. "

"Jangan panggil aku Nona, panggil saja aku Zafenia. "

"Baiklah... Zafenia" kata Bibi Yeri

Zafenia tersenyum tipis pada bi Yeri

Zafenia langsung bergegas mandi dan menuju ruang makan

Di ruang makan ternyata sudah ada keduabelas saudarinya dan ada ayah nya

"Kak Zafenia uda, dateng Ayo kita makann" kata Leonor putri paling kecil atau putri bungsu

Saat makan sang raja melihat semua putrinya murung

"Mengapa kalian murung?" Tanya ayah pada keduabelas putri

"Kita semua rindu dengan ibunda" jawab Aloræ dengan murung

"Iya kita semua rindu ibunda..." Lanjut semua saudarinya

Raja langsung menduduk sedih

"Ayah kenapa??" Tanya Gabriella

"Ahh, tidak apa apa, lanjut kan makan saja" jawab raja yg sedang berpura-pura baik baik saja. Padahal sang raja sedih teringat istrinya yg sudah meninggal

"Baiklah jika begitu" saut Gabriella

Mereka melanjutkan makan dengan  keadaan hening

~~~

Malam hari telah tiba. Tidak terasa, sudah 5 hari yang lalu setelah kematian sang ibunda.
Kerinduan semua putri itu kepada ratu Everlynne tidak akan pernah habis. Hari ini Rora sedang melamun di balkon kamar nya dan memandang langit gelap yang di penuhi dengan bintang-bintang yang indah.

Anatha datang kekamar Aurora untuk mengecek keadaan Auora, dan kedatangan Anatha membuat Aurora tersadar dari lamunan nya.

"Aurora, kenapa kamu masih ada disini? Sebentar lagi bibi sudah menyiapkan untuk makan malam. "

"Sepertinya aku sedang tidak selera untuk makan." jawab Aurora

"Mengapa? " tanya Anatha

Tidak ada jawaban dari Aurora.

Lalu Mona menyusul mereka dengan kondisi wajah yang tidak ceria, tidak seperti biasanya.

"Ada apa Mona? " tanya Anatha.

"Mona rindu ibu... " lirih Mona.

Anatha terdiam.

Aurora menghembuskan nafas samar dan tersenyum tipis "Mona, lihatlah di atas sana. " Aurora menunjuk ke atas langit gelap yang di penuhi bintang-bintang yang indah.
Lalu Mona mengikuti arah tunjuk Aurora.

"Apa kau melihat bintang-bintang yang indah di atas sana? " tanya Aurora

Mona mengangguk

"Liatlah bintang-bintang itu, ada satu bintang yang paling indah dan bersinar di atas sana, itu adalah bunda. "

Mona dan Aurora tersenyum, begitupun Anatha yang hanya  menyimak percakapan mereka berdua dan salut terhadap Rora yang telah berhasil membuat Mona tersenyum kembali.

Apa ya lanjutannya??
Jan lupa vote and comment yaaww Thankyouu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐁𝐚𝐫𝐚𝐭𝐡𝐞𝐨𝐧 𝐀𝐧𝐝 𝐇𝐢𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞𝐬𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang