31

122 12 0
                                    

Di lapangan, gadis itu mengenakan jersey dengan kemeja hitam di bawahnya. Di bawah sinar matahari, lengannya panjang dan ramping, dan tulang selangkanya terlihat jelas.

Kulitnya dingin dan seputih salju, tetapi agak merah karena latihan itu, seolah-olah diukir dari batu giok yang hangat.

Dengan setiap lari dan setiap serangan, vitalitas tak terbatas keluar dari tubuhnya, menarik perhatian semua orang dari segala arah.

Ada yang terkagum-kagum, ada yang tertegun, dan ada yang heran.

Ada orang lain di lapangan, tapi semua orang hanya memandangnya.

"Cantik dan keren!"

"Kami para gadis terlihat lebih baik daripada kalian ketika kami bermain basket."

"Intinya, Jiang Fuyue masih memimpin."

"Ini sangat memalukan …"

Saat itu, Yi Ci dan Zhong Ziang masih berada di kelas.

Mereka menerima berita hampir bersamaan. Mereka dengan cepat masuk ke forum sekolah dan mengklik postingan menarik di beranda. Layarnya penuh dengan "Jiang Fuyue". Selain nama tersebut, ada juga foto dirinya dalam balutan jersey.

Berlari, menggiring bola, bergulat, melompat, menembak …

Gadis itu berkeringat deras, tapi dia sangat cantik.

"F * ck - siapa yang kamu coba buat terkesan dengan memakai begitu sedikit?" Yi Ci mengutuk dengan suara rendah. Dia meraih ponselnya dan berjalan keluar.

Zhong Ziang mengikuti dari belakang, tidak lupa membawa bola basketnya yang berharga. Dia tampak bersemangat untuk mencoba.

"F * ck! Saudara Ci, apakah kamu gila? Kita masih di kelas, kamu…”

Satu-satunya tanggapan yang dia dapatkan adalah punggung dua orang yang tersapu angin.

"Kenapa Zhong Ziang juga gila?"

⚫️⚫️⚫️

Ketika mereka menuruni tangga, mereka pasti akan bertemu satu sama lain.

Yi Ci: "Kenapa kamu mengikutiku?"

Zhong Ziang: "Jangan bicara omong kosong jika kamu tidak tahu bagaimana berbicara. Siapa yang mengikutimu?"

Yi Ci mempercepat langkahnya.

Zhong Ziang tidak mau kalah.

Pada akhirnya, itu berkembang menjadi permainan sprint.

Sayangnya, ketika mereka tiba, permainan sudah berakhir. Sekelompok orang perlahan-lahan bubar, tapi mereka masih dengan bersemangat mendiskusikan game "subversif" ini—

Subversi gender, puncak skor, dan kesan mapan mereka tentang Jiang Fuyue terbalik!

Namun, pusat pembahasannya bukan di lapangan. Yi Ci dengan santai meraih teman sekelasnya dan bertanya, "Di mana Jiang Fuyue?"

"Saya kira dia dipanggil oleh Guru Meng."

⚫️⚫️⚫️

✔After Rebirth, I Am the White Moonlight of All The Big BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang