Berkali-kali aku dibentur oleh perasaan semu yang mencabik hati.
Mengukir satu nama tak pasti—membuatku hanyut dalam kepingan harapan dan ilusi.
Haruskah aku patah lagi?
Lantas, dimana hatimu, Tuan?
Tak bisakah aku menggapaimu barang sejengkal pun?
Bila harus rasa ini ku hentikan tanpa pernah di mulai, maka biarlah.
Biar aku yang merasakan sakitnya.
Biar kau yang dirayakan.Senin, 7 agustus 2023
21.16 WIB
KAMU SEDANG MEMBACA
Membentang Aksara
PoetrySemoga setiap kalimat yang kutulis mampu mengantarkan pesan yang belum sempat tersampaikan.