01

138 17 6
                                    

Ruangan luas itu berhiaskan lampu-lampu dan bunga yang mempercantik suasana. Riuh rendah obrolan mengisi ruangan yang berisi orang berpakaian formal di acara tersebut. Sepasang bintang utama acara itu sibuk berkeliling, menyambut tamu yang hadir dan menerima setiap ucapan selamat yang diberikan atas pernikahan yang berlangsung pagi hari tadi.

Senyum lebar terus terpulas pada wajah berseri sepasang pengantin baru itu. Lengan yang saling terpaut tidak pernah terlepas selama mereka menyapa tamu yang hadir.

"Selamat atas pernikahan kalian." adalah ujaran sekian yang didengar keduanya hari itu. Kali ini Sora, teman dari Yoonjung, sang pengantin wanita yang mendatangi pasangan itu.

"Terima kasih." ucap Yoonjung.

"Ah akhirnya aku bisa melihat kalian menikah. Tidak terasa sudah empat tahun sejak terakhir kali Yoonjung menangis saat ia mendengar kau dinyatakan koma untuk waktu yang lama. Aku tidak menyangka kalian bisa sampai ke tahap ini." ujar Sora. Sepasang pengantin yang menjadi lawan bicaranya tersenyum menanggapi kalimatnya. Ucapannya benar dan tidak terasa sudah empat tahun berlalu sejak kejadian itu terjadi.

"Kurasa aku beruntung memilikinya yang setia menungguku dan mendampingiku di masa-masa sulitku." balas Jongsuk seraya menatap pada sang istri yang menjadi sosok yang dimaksudkan. Senyum itu saling terpulas saat pandangan itu bertemu.

Panggilan yang berada di seberang mereka, menarik perhatian Yoonjung yang kebetulan tengah mengalihkan pandangannya pada sekitar. Ia menarik lengan Jongsuk untuk mendapatkan perhatiannya dan berkata, "Appa memanggil kita."

Pandangan Jongsuk mengikuti Yoonjung yang melihat pada sosok Ayahnya yang berada di atas podium kecil yang ada di sudut ruangan. Aura kewibawaan itu menguar pada sosok paruh baya yang berdiri di sana dan dentingan sendok pada gelas kaca yang sengaja dilakukannya untuk menarik seluruh perhatian itu nyatanya berhasil. Jongsuk dan Yoonjung terus berjalan hingga mereka berada di barisan terdepan.

Tuan Kim lantas memulai pidatonya, "Para hadirin sekalian. Terima kasih karena kalian menyempatkan diri untuk menghadiri acara berbahagia ini. Hari ini adalah hari yang begitu spesial bagi putriku." kalimat itu terjeda untuknya melayangkan tatapan penuh kasih pada sang putri dan dengan senyum haru yang sarat akan kesedihan dan kebahagiaan, ia melanjutkan, "Putriku satu-satunya yang begitu aku cintai. Hari ini aku harus melepasnya untuk laki-laki lain. Untuk itu, kau, Lee Jongsuk, aku harap kau bisa kupercaya. Masa depan Taesan dan putriku, kini ada di tanganmu."

Semua mata itu mengarah pada Jongsuk yang menjadi sosok yang dimaksudkan. Jongsuk mengangguk dengan senyum tipis membalas tatapan tuan Kim yang menatap lurus ke arahnya dari atas podium.

Gelas yang terangkat tinggi dan meneriakkan dengan lantang kalimat yang mengakhiri pidato singkatnya hari itu.

"Bersulang untuk masa depan Taesan dan pasangan pengantin kita hari ini!"

.

Pengantin baru itu kembali ke kamar hotel mereka sesaat acara selesai. Dengan Jongsuk yang kini berdiri di sisi jendela ruang tengah dimana pemandangan pantai tersaji langsung di bawah sana. Yoonjung datang mendekatinya dan merengkuh tubuh Jongsuk dari belakang.

"Aku tidak sadar hari telah berlalu begitu cepat dan Oppa telah menjadi milikku." ucap Yoonjung. Dagunya bersandar pada punggung kokoh itu, memperhatikan raut serius yang tergambar pada wajah sang suami.

Jongsuk mendeham dan menjawab, "Kita sangat sibuk mempersiapkan banyak hal sejak beberapa bulan belakangan."

"Hm. Appa benar-benar mempersiapkan Oppa untuk semua tanggung jawab yang diberikannya." balas Yoonjung dengan senyum yang tertarik tipis saat ia membenarkan perkataan Jongsuk tentang Ayahnya.

Taking Back What's MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang