chapter 1

0 0 0
                                    

Kalian harus tau bahwa ,menutup mulut saja bisa membuat kalian tak celaka_ Na jiwoo

Perdebatan yang sering ku alami adalah perdebatan Antara kesalahpahaman keluarga dan kewajiban ku. _Na jiwoo.

Jiwoo melewati ruang demi ruang menatap dinding sekolah yang begitu indah.

"Seperti nya kau bukan dari kalangan kami?".

"Kau pasti siswa berprestasi ? Atau lebih tepatnya kau siswa dari kalangan bawah miskin".

Perkataan tersebut seakan masih berlari dipikiran nya ,kejadian ketika uang dolar dilempar di wajahnya untuk menutup mulut atas kejadian yang ia ketahui.

"Aku bisa saja mati ,jika aku melawan". Pekiknya memeluk badan nya sendiri.

Ruangan kamar mandi menjadi saksi atas rapuh nya dirinya dengan perkataan lelaki paruh baya. _jika tuhan mengatakan bahwa aku bisa mengubah takdir ku ,aku akan berusaha.

Satu secarik kertas yang masih ia pegang dengan erat dan wajah yang terlihat sangat rapuh.

"Saya berfikir orang miskin seperti mu bisa saja saja saya bunuh seperti gadis yang kau liat tadi, GADIS YANG MALANG jika kau berada di posisi nya mulut mu bisa saja saya tutup dengan uang".

Harapan nya untuk menjadi murid baik di sekolah ini hancur,diri sendiri merasa bersalah dengan perkataan lelaki paruh baya,harapan orang tua nya berada di tangannya.

Ingin sekali diriku menetap dirahim ibuku jika ku tau hidup se kejam ini,jiwoo memukul dirinya atas kesalahan yang menurut nya tak mungkin bisa di maafkan sekolah yayasan.

Gadis yang mengusap air matanya menatap wajah yang sangat malang ,jiwoo ingin menyembunyikan semuanya dari aera ketika Sampai lah dirinya Dirumah .

"Kenapa kau !" Suara yang terdengar tak asing di telinga jiwoo.

"Aku tidak apa apa," jiwoo yang berlari menjauhi dirinya dari hansu ,gadis yang tak mau jika orang lain tahu bahwa dirinya sudah menjadi murid yang di cap tak baik dikarenakan mengetahui kejadian yang menimpah anak perempuan yang seangkatan dengan dirinya.

"Kau kenapa? Kau punya masalah? Kenapa kau menjauhi ku?" Pertanyaan hansu membuat jiwoo tak nyaman ,dirinya merasa sekolah ini tak nyaman untuk gadis seperti dirinya .

"Aku bisa sendiri".

Dengan keberanian jiwoo berlari menuju lantai paling atas sekolah, menatap dibawah dengan angin dingin yang menjadi teman nya untuk saat ini.

Ketenangan mendatangi dirinya ,raut wajah yang bermula murung kembali normal seperti gadis cantik yang kita kenal.

"Kenapa perkataan seperti itu harus ku dapat kan setiap hari ,setiap saat, kenapa ? Apa salahku jika keluarga dan aku terlahir dari keluarga miskin".

"Ibuku dan ayahku sudah berpisah ,mereka tak bisa bersama dikarenakan ayah ku lebih mementingkan adek adeknya dari pada kami,ayah memang manusia baik tetapi dirinya hanya bisa mengatakan tidak di keluarga ku saja".

"Jika hujan bisa mengganti kan ku untuk menangis dihadapan seluruh orang ,aku sangat berterimakasih atas itu".

Tangis nya semakin membesar ,kelelahan mental dan fisik yang menjadi teman nya ia berfikir bahwa tak ada orang yang akan membantu suka duka yang ia milikih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Na jiwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang