Request diterima!!!
Warning Ooc + Kata-katanya gk sesuai soalnya—udah lama gk ic-in Hokutonya.g juga udah lama gk ploting enstars lmao. Yap happy reading!──────────────
Disuatu pagi hari yang sedang hujan gerimis turun—meskipun musim panas sedang berlangsung di bulan awal agustus, seseorang lelaki bersurai hitam itu berjalan ke arah ruang rawat 108 dengan santai karena setiap hari ia selalu kesini, jadi ia dikenal dokter dan perawat disini.
Hokuto dengan tersenyum coolnya sambil membawa sebuket bunga berwarna biru dan juga kue kecil untuk ulang tahun Shima yang ke 18 itu untuk kekasihnya yang tercinta.
Disisi lain, Shima sedang bermain game D4DJ dengan kedua tangannya—meskipun tangannya di infus, tetapi tidak menghalanginya memainkan game itu. tiba-tiba—
"Aaahhh Bad 1 Lagi Ya!!!! Shima capek! Memainkan Game juday ini gk selesai-selesai. Sudahlah mending Shima mendengar DJ dulu!"
Shima lalu memutar DJ kesukaannya—bukan, tetapi miliknya yang sudah menjadi favoritnya itu. Itu cukup menenangkan hatinya yang gundah karena Bad 1 lagi. Shima rebahan menunggu kekasihnya itu.
Tiba-tiba saja pintu terbuka, sekarang masih jam 7 pagi dan Shima kesenangan karena sang kekasih datang membawakan sesuatu untuknya.
"Wahh Hokuto bawa apa untuk Shima? Bunganya cantik sekali yah!"
Shima tak melihat di balik tangan kirinya Hokuto, terdapat kue kecil ulang tahun yang ia sembunyikan di sana.
"Clara .... "
Hokuto berjalan sedikit mendekatkan wajahnya ke wajah Shima dan membelai rambut Shima dengan menyelipkan rambut ke telinga.
Sesudah itu, Hokuto berjalan sedikit ke arah meja dan mempersiapkan kuenya. Sedikit hening, tetapi Shima tetap menatap wajah Hokuto dengan sendu dan Hokuto menyadarinya.
"Clara, kau kenapa?"
Shima yang masih memandang Hokuto dengan lekat itu memalingkan wajahnya yang memerah karena salah tingkah.
"A-ah Shima tidak apa kok. Oh ya hari ini ... hokuto bawa apa?"
Tanpa berkata-kata, Hokuto membawakan kue kecil itu dan sudah terpasang lilin disana.
"Selamat Ulang tahun, Clara."
Ucap nada cool singkat dari hokuto, meskipun ia tersenyum manis kepada Shima, Ia tahu kodenya kalau harus meniup lilin dan membuat permintaan disana. Shima melakukannya dan selesai meniup lilin itu—Hokuto menanyakan sesuatu.
"Apa permintaanmu di lilin itu , Clara?"
Shima hanya mengucapkan dua permintaan, setelah Hokuto mendengar permintaan yang terdengar mustahil bagi Shima sekarang ....
"Keinginan Shima ingin selamanya bersama hokuto, juga ... sembuh dari penyakit yang ada di tengkuk shima. Walau—walau....!!!"
Tiba-tiba kalimat dari Shima tersendat dan langsung menangis kencang dengan kata-katanya dan Hokuto langsung memeluknya dengan erat.
"Menangislah , Clara. Aku disini untukmu. Hari ini aku tidak usah masuk sekolah untuk menjagamu ... aku janji."
Shima makin terisak dengan sisa umurnya yang sudah di puncak akhir. Besoknya ia di operasi, walau kecil kemungkinannya bisa selamat—yah siapa tahu?
Setelah tenang, Shima mencium pipi untuk berterima kasih kepada Hokuto dan Hokuto langsung memalingkan wajahnya dan seketika suasana menjadi cair karena itu.
"Shima janji! Shima akan selamat saat Operasi itu! Hokuto mau menunggu shima kan?"
Hokuto terdiam dengan nada semangat plus sedikit nada putus asanya ... walaupun semenit kemudian ia kembali membelai Shima dengan lembut dan membuat Shima sedikit mengelak dari sana.