"BANGUN LU ANJING" teriakan menghiasi pagi Arga, Arga di siram air oleh saudara tiri nya.
"LU KIRA LU RAJA DI SINI HAH" tangan pria besar itu memegang wajah Arga hingga terdongak, Arga hanya diam saja tak berani berbuat apa apa karna dia hanya anak adopsi dari panti asuhan, orang tua Arga sudah meninggalkannya sejak ia bayi."iya kak maaf, Arga tadi malem ga bisa tidur karna dingin banget" lirih Arga
"SURUH SIAPA GA TIDUR" bentak pria itu
"semalem hujan kak, di kamar Arga ga ada selimut jadi aku kedinginan"
"CIHH,, ALESAN LU" pria itu pergi, Arga hanya menunduk sedih, kesakitan yang tiada tara, sungguh anak yang malang."k-kak, ibu sama ayah kemana" Tanya Arga
"gatau" jawab pria itu
Arga pergi meninggalkan pria, ia pergi keruang tamu dan melihat poto keluarga sebelum ada dirinya.
"haha senyuman kak Reza tulus banget"
Pria kasar itu bernama Reza.
"ngapain lu" Reza menghampiri Arga, Arga terkejut, ia sedikit gelagapan.
"e-engga kak ini tadi banyak debu nya jadi Arga bersihin"
"ibu ayah pergi bertugas keluar negri, lu sama gua di sini berdua, lu harus nurut apa yang gua bilang!"
"kok mendadak kak?"
"gatau" Reza pergi begitu saja.Arga yang tidak tau mau berbuat apa memutuskan untuk pergi kerumah lamanya yaitu panti asuhan pelita hidup ia pergi tanpa memberi tau Reza karna takut di marahi, ia pergi mengunakan bus karna jarak rumah Arga ke panti asuhan jauh yaitu di luar kota.
hari sudah menggelap, reza menyadari bahwa Arga tidak di rumah, ia tak menghiraukannya, namun jam demi jam telah berlalu Arga tak kunjung pulang, reza sedikit khawatir.
Sesampai di panti asuhan Arga di sambut haru oleh ibu panti dan anak anak yang merindukan Arga, tak terasa hari sudah hampir gelap sempurna, dan reza belum mendapati Arga pulang, emosi reza sudah memuncak, ingin sekali ketika Arga pulang langsung ia kunyah, namun kenyataannya Arga tak kunjung pulang.
malam semakin larut dan udara semakin dingin tak ada tanda tanda Arga pulang, Reza mulai khawatir, ia mencoba menelpon Arga namun tak ada jawaban, Arga bagaikan di telan bumi, kata kata tadi pagi yang Reza lontarkan mendadak teringat oleh Reza ia sedikit kasihan kepada Arga, ia mulai bergerak untuk mencari keberadaan adik angkat nya itu.
Reza yang mencari keberadaan Arga karna khawatir sudah larut malam dia tidak pulang akhirnya mulai bergerak, ia mengendarai motor nya dan mengelilingi tempat yang biasa Arga datangi di taman kota, namun tak ada tanda tanda keberadaan Arga, Reza mulai sangat khawatir karna tadi pagi Reza terus menerus memarahi Arga.
Reza berdiam diri sendiri di tengah taman ia melihat sekeliling yang sudah mulai sepi toko toko udah mulai bertutupan, Reza baru ingat, bagaimana jika Arga pulang ke panti?, tanpa pikir panjang Reza mengegas motor nya dengan cepat, menembus udara dingin, berkendara dengan jarak tempuh yang jauh reza lakukan karna ia terikat tanggung jawabnya sebagai keluarga.
sekitar 3 jam berkendara di malam hari, reza sampai di rumah lama Arga.
Reza berjalan di halaman panti lalu mengetuk pintu rumah itu."tok
"tok
"tok
"permisi" ~
ucap Reza, tak lama seseorang membuka pintu,
"yaa, sebentar" pintu itu terbuka Reza melihat tubuh pendek Arga, saat melihat Arga, reza sangat emosi namun harus kali ini harus di tahan, perasaan Reza sudah tenang melihat Arga.
"e-eh kak Reza" Arga gelagapan
"lu pergi ga bilang bilang ya" nada Reza meninggi iya menggenggam tangan Arga dengan kuat hingga membuat Arga meringis,
"m-maaf kak Arga bisa jelasin" Arga menyuruh Reza masuk kedalam untuk berbicara.
"m-maaf kak Arga g-ga bilang mau kesini karna Arga di rumah bosan terus Arga takut buat izin ke kakak jadi Arga izin nya ke ayah sama ibu" Arga menjelaskan sambil menunduk.Reza perlahan mendekati tubuh Arga lalu memeluknya, sontak hal tersebut membuat Arga terkejut karna hal itu pertama kali nya Arga di peluk oleh kakak angkat nya.
"gapapa, lain kali kamu kalo mau pergi bilang dulu biar gua ga khawatir, e-ehh ibu maksudnya, ibu khawatir" Reza keceplosan jujur jika ia mengkhawatirkan Arga, Arga hanya terkekeh di pelukan reza.
Jam sudah menunjukan pukul 01.02, Reza bimbang antara harus menginap apa pulang, karna esok ia ada ujian sekolah dan begitupun Arga, Reza dan Arga satu sekolah yang sama Arga yang baru masuk dan reza sudah menginjak kelas 11 mereka sama sama menghadapi ujian di minggu yang sama, akhirnya dengan pikiran yang matang Reza mengajak Arga pulang.
Saat ingin berpamitan Arga dan Reza pamit kepada ibu panti lalu mereka pulang.
Saat perjalanan Arga mencari keberadaan handphone nya yang tidak ada di saku, Arga berfikir jika handphone nya tertinggal, Arga yang sangat takut berbicara kepada Reza akhirnya memberanikan diri.
"kak maaf hp Arga ketinggalan"
*citttttt
Reza mengerem dengan mendadak,"DONGO BANGET SI, TAI TAI"
Arga hanya menunduk karna takut
"LU UDAH BEBAN YA ANJING, GUA UDAH RELA JEMPUT LU, SEKARANG UDAH JAUH LU BARU BILANG"
"m-maaf kak"
"GA ADA MAAF MAAF, TURUN LU SEKARANG ANJING BALIK SENDIRI GAMAU GUA"
Arga hanya menunduk dan menangis,
"TURUN ANJING NGERTI BAHASA MANUSIA GA LU"
Arga turun dengan pelan, dan Reza meninggalkan Arga begitu saja.Arga yang tidak tau ia di mana dan ia tak memiliki uang dan handphone nya pun tertinggal ia hanya berjalan tanpa arah ia berada di jalan hutan yang jarang sekali ada bangunan, setelah sekitar 30 menit berjalan tiba tiba air jatuh dari langit, hujan deras tiba tiba turun Arga segera berlari mencari tempat teduh, namun tak kunjung ia temui, badan Arga sudah sangat basah dan kedinginan, saat sedang berjalan dengan lemah ia melihat sebuah pom bensin ia berlari mendekati pom bensin itu dan menumpang untuk berteduh dari hujan.
Reza yang sedang berteduh di sebuah cafe ternyata tengah mengkhawatirkan Arga, ia seharusnya tak meninggalkannya di area yang jauh kemana mana, Reza sangat amat khawatir karna hujan deras dan juga petir yang saling menyambar, reza beranjak dari cafe, ia memutar balik untuk menjemput Arga.
Saat sudah di titik Reza meninggalkan Arga ia mencari namun tak ada seorang pun di sana ia mencari dengan hujan yang menghantam namun tak membuat Reza tinggal diam karna telah mencari namun tak menemukannya bensin Reza pun sudah mau habis ia mencari pom bensin terdekat.
Saat sudah menemukan pom bensin ia masuk dan melihat di ujung gedung ada seseorang yang tengah meringkuk kedinginan, ia mencoba mendekati, Reza menyoroti tubuh orang itu dengan lampu motornya.
Dan benar itu adalah Arga yang tengah menggigil, merasa di soroti Arga menatap motor itu dengan wajah yang memprihatinkan, Reza membanting motornya lalu berlari ke arah Arga dan memeluk nya dengan erat, sangat erat..
____
ini sedikit di revisi ya guys, maaf lama bgt up nya hehe

KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Brother
Teen Fictioncerita ini mengandung lgbt humupubik jangan baca okeh karna mimin ga maksa ⚠️🔞⚠️