5.

1K 42 18
                                    

Ckrekk..
Pintu rumah di buka oleh Arga, Arga melihat sekeliling dan tiba tiba,,,,,

*Brughhh

Wajah Arga di pukul dengan keras oleh Reza, Arga jatuh tersungkur.
"MASI INGET PULANG LU ANJING?"
"SINI BAGUN LU" Reza menarik kerah baju Arga.
"NGOMONG BANGSAT, JANGAN KAYA HOMO LU PERGI PERGI SAMA COWO, CUMA BAWA SIAL LU KALO KAYA GITU GOBLOK" setelah mengatakan itu Reza terdiam menatap Arga yang sedang menangis dan menunduk.
"m-maaf kak, Arga ga izin dulu t-tadi"
Lirih Arga.
"berdiri" ucap Reza
Arga pun menuruti perintah Reza untuk berdiri.

"gua gamau Siksa lu terus, lu pergi aja dari rumah" ucap Reza
"....." Arga hanya terdiam
"gausah lu balik lagi, gua gamau liat muka lu lagi, dasar homo sialan" Reza mengatakan itu dengan lantang..
"siapa yang homo" seseorang datang dan menarik tangan Arga,,
Ya orang itu adalah Nuel, sedari tadi ia mendengar pertengkaran kakak adik itu.
"oh lu pacar homo dia,, cuih" Reza meludah lalu pergi masuk kedalam kamarnya.

"Ar lu gapapa?" khawatir Nuel
"engga kok" jawab Arga
"tapi itu hidung lu berdarah"
"gapapa, kamu pulang sana ini udah malem, biar aku yang ngomong sama kak Reza" yakin Arga
"yaudah hati hati sama iblis satu itu"
Arga hanya mengangguk, lalu Nuel pergi.

Arga memasuki kamar nya lalu mengganti seragam dengan baju tidur sembari mengumpulkan nyali untuk berbicara dengan Reza. setelah 15 menit mengumpulkan nyali, akhirnya Arga memberanikan diri.

Tok,,,
Tok,,,
Arga membuka pintu, dan melihat Reza yang tengah memandangi jendela kamar dengan lampu yang mati, suasana kala itu sangat suram, Arga memberanikan diri untuk mengajak ngobrol Reza yang tengah di kuasai amarah.

"kak" ucap Arga
"kak"

Reza menoleh ke arah Arga, ia mendekati dengan berjalan sedikit lebih cepat, melihat itu Arga berfikir akan di pukul lagi namun yang terjadi membuat Arga terkejut. Reza memeluk erat tubuh adiknya itu dengan sangat hangat, ia meminta maaf karna telah berbuat jahat kepadanya.

"maafin gua" ucap Reza
"gapapa kak, Arga yang salah" Arga membalas pelukan kakaknya itu.
"maafin gua" terdengar isak tangis dari Reza, Arga melepas pelukan itu lalu menatap Reza yang menangis, Arga melihat itu sangat heran karna tidak pernah seorang Reza menangis.

Reza mengelap air matanya lalu menarik tangan Arga keluar kamar.
"gua laper" ucap Reza
"e-eehh a-apa" Arga tampak gagap karna ia memikirkan hal yang lain.
"gua pengen makan, ikut gua"
"Ohhh,," tanpa pikir panjang Arga ikut keluar bersama Reza, ia berkeliling untuk mencari apa yang bisa di makan. Reza berhenti di sebuah warung makan pecel lele. Arga dan Reza turun.

Reza memesan dua potong ayam, ia melihat Arga yang masih berlumuran darah di hidung nya, ia mengambil tisu yang berada di meja lalu mengelap darah yang sudah hampir mengering itu.
Saat sedang mengelap Arga hanya diam karna tidak tahu harus berbuat apa.
"maafin gua" ucap Reza, kali ini ia telah meminta maaf tiga kali
"gapapa kak, jangan minta maaf, bukan salah kak Reza kok"
"maafin gua" Reza terus menerus mengatakan itu, Arga sangat heran ada apa dengannya, karna tidak tahu apa yang harus di lakukan Arga mengiyakan maaf dari Reza
"iya"
Setelah mengatakan itu Reza diam lalu melanjutkan membersihkan darah yang kering, tak lama makanan mereka sampai lalu mereka makan dengan lahap, Arga yang lapar sedari siang dan begitupun Reza yang menunggu Arga untuk pulang karna karna ingin sekali menyantap masakan adiknya nya itu, namun tak kunjung pulang akhirnya memancing amarah Reza yang tengah kelaparan itu (jadi marah marah karna laper doang ToT).

Setelah makan mereka habis Arga dan Reza tidak langsung pulang ia berkeliling malam (night ride).
"dek" Reza mencoba mengajak ngobrol, karna dari tadi adiknya diam saja
"apa" jawab singkat Arga
"kamu gapapa?"
"papa" Arga memeluk pinggang Reza
"hah, papa? Maksudnya" heran Reza
"tadi kakak nanya aku "kamu gapapa" aku jawab papa"

Reza terdiam sejenak, lalu ia tahu apa yang Arga maksud, ia sedikit tertawa.
"maaf ya"
"dari tadi minta maaf mulu ih, apa kali" wajah Arga berubah jutek
"maaf tadi gua bikin lu sakit, maaf tadi gua ga bisa ngendaliin emosi, lagian lu abisnya lama balik, gua lapar nyet"
Arga terdiam sebentar lalu menarik nafas panjang, ia menjawab dengan nada tinggi,
"JADI ARGA DI PUKUL KARNA KAKAK LAPER DOANG?, SAMPE NGATAIN ARGA HOMO KARNA PERGI SAMA NUEL" marah Arga
"maaf, maaf tadi gua hilang kendali, gua ga mau lu pergi sama siapa pun kecuali gua" ucap tegas Reza.
"...." Arga hanya diam karna kesal

mereka sudah sampai rumah, rumah serasa neraka kini bagi Arga, entah kenapa sekarang ia mulai merasa tersiksa, karna terus menerus di kekang oleh kakaknya.

"dek, kok lu dari tadi diem aja" tanya Reza
"gapapa" Arga pergi begitu saja dan memasuki kamar nya. Reza di buat heran, biasanya jika ia memarahi Arga akan membuat Arga takut namun ini tidak, Reza mencoba menghampiri Arga namun kali ini ia mengunci pintu.

Tok,,,
Tok,,,
"dek, lu dah tidur?"
Tok,,
Tok,,

Tak ada jawaban dari Arga, Reza pun menyerah lalu memasuki kamarnya.

Dalam kamar Arga, sebenarnya Arga belum tidur namun ia terlanjur sakit hati karna ucapan Reza tadi.
"tenang kak, Arga bakal pergi dari rumah secepatnya" lalu Arga menutup mata untuk tidur.

Pagi sudah tiba Arga segera bangun dan mandi, biasanya ia akan membuat sarapan untuk mereka berdua namun saat keluar ia melihat pintu Reza yang sudah terbuka padahal masi pagi sekali, ia tak ambil pusing lalu ia turun dan mendengar seseorang yang sedang memasak batin Arga bertanya.
"siapa itu"

Arga bergegas lalu melihat Reza sedang memasak, berantakan sekali dapur di buat Reza dengan hamburan tepung di mana mana.
"astaga" Arga terkejut dengan berantakan nya dapur.
"EH NGENTOT" Reza terkejut ia melempar hingga piring yang di pegang jatuh, untung saja piring plastik.
"lu kalo datang bilang bilang, gua kaget" ucap Reza. Arga sedari tadi menahan diri untuk tidak tertawa karna lucu sekali.
"kakak ngapain, ga sekolah?" ucap Arga
"kan sekarang minggu dek"
"hah" Arga segera mengecek handphone nya lalu melihat tanggal, dan benar sekarang hari minggu.

"sini dek bantuin gua, gua mau bikin kue tapi ga ngerti" ucap Reza
"hmm" singkat Arga

Setengah jam kemudian, kue yang mereka buat jadi, mereka membuat kue brownies, jarang jarang sekali Reza mau memegang barang barang dapur, namun karna masih marah kepada Reza Arga hanya diam.

"Anjay ahahahaha jadi juga kue buatan gua" Reza bangga.
"hmm" gumam Arga sembari membereskan bekas masak masak mereka.
"hehe, makasi yaa dek" Reza menghampiri Arga sedang beres beres dan membantu nya.

setelah semua kembali seperti semula. Arga pergi ke meja makan yang sedari tadi jadi kawasan Reza.
"kue nya buat siapa kak?" tanya Arga
"ga buat siapa siapa, tadi gua gabut aja liat fyp orang bikin kue" fokus nya ke hanphone.

"kak"
"hmm"
"kemarin berantem sama siapa?"
Reza yang fokus ke hanphone nya kini menatap Arga.
"ga perlu tau" singkat Reza
"eum oke" Arga bangkit dari kursi yang di dudukinya namun tangan nya di tarik oleh Reza seakan tak boleh pergi.

"kenapa?" heran Arga
"gua gamau lu cari tau tentang dia, cukup gua aja yang punya masalah sama dia, lu jangan" tegas Reza.
"iya" hanya itu jawaban Arga karna ia tak tahu harus merespon apa.
"ayo makan kue nya" perintah Reza
"nanti, mau mandi dulu" Arga bangkit lalu memasuki kamar mandi.

saat sedang mandi handphone Arga berdering ada notif yang masuk. karna ia tak membawanya ke dalam bilik mandi, hanphone nya berada di meja makan, dan notif itu terdengar oleh Reza, ia mengambil handphone Arga lalu membuka pesan yang baru saja ia dapat.

 karna ia tak membawanya ke dalam bilik mandi, hanphone nya berada di meja makan, dan notif itu terdengar oleh Reza, ia mengambil handphone Arga lalu membuka pesan yang baru saja ia dapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang