Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tok. Tok. Tok. Arga mendegar pintu nya di ketuk. Ia bergegas membuka pintu dengan keadaan lemas. "Nuell, trimakasihh yaa sini masuk" Arga membukakan pintu rumah. Nuel dengan sopan masuk.
"berapa tadi" tanya Arga. "gausah lah, ga perlu di ganti" Nuel mendekati Arga lalu mengecek suhu di dahi Arga.
"lu panas banget, gamau ke klinik aja?" ucap Nuell "gapapa cuma demam biasa" jawab Arga. "udah cepetan minum obat nya, udah makan?" "belum" jawab Arga "benerkan, nih gue beliin nasgor gue tau pasti lu belum makan" Nuel memberikan bungkusan plastik yang berisi nasi goreng.
"eummm" Arga menatap nuel lalu memeluknya. "trimakasih yaaa" dekapan Arga begitu hangat di dingin nya tubuh nuel yang sehabis berkendara di dingin nya subuh.
Arga memakan makanan yang di bawa lalu meminun obat yang di berikan. "nuel, trimakasih banyak ya" "sans, kamar mandi lu di mana?'' "ohh itu di deket dapur" arahan Arga. Nuel beranjak ke kamar mandi.
saat berada di kamar mandi samar samar Nuel mendegar seseorang membuka pintu rumah Arga, ia segera keluar lalu melihat Reza yang datang dengan tatapan terkejut.
Nuel menatap Reza dengan tatapan datar dan Reza menatap Nuel dengan tatapan sinis. "balik" ucap Reza "tar" jawab singkat Nuel "lu mau gua seret hah!" ucap tegas Reza Tanpa bicara Nuel masuk ke kamar Arga. "gue balik dulu ya, kalo ada apa apa lu kabarin gue aja ya" Nuel pergi dengan mengelus rambut Arga dan Arga hanya mengangguk , Reza sedari tadi hanya menatap sinis kepada Nuel dan Arga.
Setelah Nuel pergi Reza menghampiri Arga lalu menyuruh untuk sedikit bergeser karna ia ingin tidur bersama, Reza memeluk tubuh adik nya itu dengan hangat, Arga sedikit bingung apa yang di lakukan abang angkat nya itu, "Tidur" suara berat milik Reza memperingatkan, tanpa sepatah katapun Arga lalu menutup matanya seusai mendengar peringatan. ,,,
Arga terbangun karna kehausan, ia melihat kakak nya dengan sangat amat dekat, Reza tertidur pulas dan itu terlihat sangat lucu, kedamaian berada di wajah Reza saat sedang tidur namun saat terbangun wajah Reza layaknya wajah yang penuh dendam dan depresi, Arga mengelus pipi Reza dengan halus, wajah Reza memang tidak semulus wajah Arga namun hal itu membuat Reza semakin tampan dan garang di mata Arga,,
Pagi harinya Arga terbangun dan mendapati Reza sudah tidak ada, lalu ia bergegas melihat jam, ia terkejut karna sudah jam 10:12, dia sudah sangat telat jika ingin sekolah, terpaksa Arga tidak masuk sekolah, Arga kini sudah pulih, ia beranjak dari kasurnya lalu membereskan rumah dan memasak untuk makan dirinya dan Reza nanti..
Setelah menunggu beberapa jam, Reza pulang dengan wajah datarnya, saat berada di palang pintu Reza sudah di sambut dengan wajah Arga yang terlihat marah. "kenapa tadi ga bangunin Arga?" dengan muka yang memerah "lu tadi masih panas" ucap singkat Reza "tapi hari ini ujian kak, aku gamau ujian susulan ihhhh" muka Arga tampak sangat lucu, namun Reza tetap menatap dengan wajah datarnya "yaudah sih, minggir lu" Reza menyingkirkan Arga dari jalanya.
Tok. Tok. Tok. Pintu kamar Reza di ketuk oleh Arga "kak, Arga udah masak ayo makan bareng" "hmm" Reza keluar tanpa mengenakan baju, hanya celana pendek yang sangat pendek, ia berjalan menuju meja makan lalu menatap makanan kesukaan nya ada di sana. "lu yang masak ini dek?" "iyaa lah kak, siapa lagi coba" Tanpa jawaban Reza langsung menyantap makanan kesukaan nya itu dan ternyata masakan Arga sangat enak, sangat mirip seperti masakan ibu nya, "enak" ucap Reza "makasih" jawab Arga dengan senyuman dan kepala miring Reza terkekeh. "udah minum obat belum" Reza menatap Arga "Arga udah ga sakit kak" Reza beranjak dari kursi nya lalu mengecek suhu dahi Arga,, "pinter" Reza pergi begitu saja ke kamar nya,,.
Arga hanya tersenyum kikuk, tak mau ambil pusing Arga beranjak untuk membersihkan meja makan dan langsung mencuci piring, namun saat ingin mencuci tangan Arga di tepis olah Reza. "lu istirahat aja, biar gua yang beresin" "T-tapi kak, gapapa Arga aja, Arga udah sembuh kok" "gua bilang istirahat ya diem aja, lu disini bukan babu, udah sana sebelum gua tonjok muka lu" Reza sedikit menaikkan nada bicaranya. "i-iya kak" Arga beranjak dari dapur.
"dek?" Reza menggoyangkan tubuh adiknya "dek?" Reza mencoba membangunkan Arga yang tertidur di ruang tamu, karna tak kunjung bangun Reza menggendong Arga ke kamar nya. Saat sedang di gendong Arga terbangun, ia memandangi rahang dan leher Reza yang mengeras, batin Arga bergejolak.
"e-eee kak" Reza menatap Arga dengan tatapan sinis nya "hmm" "turun" Arga meminta untuk di turunkan
*BRUGHH
Reza membanting Arga begitu saja. Ia benar benar menurunkan saat itu juga, Arga yang kesakitan meringis dan tentu saja marah.
"a-aduh pinggang ku" Arga meringis sambil memegangi pinggang nya yang terasa sakit,, "gimana sih kak" "haha sori, lu tadi minta turun, ya gua turunin" Reza terkekeh "BUKAN GITU, ARGA MANUSIA, ARGA PUNYA RASA SAKIT, KAKAK GA BISA SEENAK NYA SAMA ARGA!!!" Arga begitu marah "sorry" Reza mengulurkan tangannya untuk membantu Arga beranjak, uluran tangan Arga di tepis kasar oleh Arga. "BISA SENDIRI".
Mendengar adiknya berkata seperti itu membuat Reza bertanduk lagi,, "NGOMONG APA LU HAH" Reza menarik tangan Arga dengan kasar, "LU GA ADA KUASA DISINI, NGERTI LU" Arga hanya menunduk sambil ketakutan "LU CUMA ANAK ADOPSI!"
DEGGG Arga terdiam, lalu ia menatap Reza yang sedang marah, "tau" Arga melepaskan cengkeraman Reza, lalu ia pergi ke kamar nya.
Saat malam hari, hujan begitu besar, petir menyambar saling bergantian, Arga yang sedari sore di dalam kamar sedang memikirkan perkataan abang nya itu, "LU CUMA ANAK ADOPSI" Rasa sakit yang begitu dalam membuat Arga tak berhenti menangis,, *DUARRRR Suara petir sangat amat kecang membuat Arga terkejut,,
Tok,, Tok,, Pintu kamar Arga di ketuk oleh seseorang, Arga beranjak lalu membuka pintu, ternyata itu adalah Reza "dek, gua mau tidur sama lu plisss" Arga melihat abang nya yang sedang memohon dengan puppy eyes nya tak kuasa menolak walaupun ia sedang sakit hati,, "masuk" ucap Arga datar Reza memeluk tubuh Arga dengan sangat erat,, "dek,, maafin gua,, gua salah" Reza meminta maaf dengan sangat amat tulus "hmm" ucap Arga "dek, gua takut sama petir" Reza mengatakan itu dengan suara yang gemetar, Arga melihat itu tertawa sedikit, "yaudah tidur aja.,"