2.

733 30 4
                                    

"maafin gua" Reza memeluk tubuh Arga yang dingin.
"...." tak ada jawaban dari Arga.
"dek?" tanya Reza
"maafin Arga juga, selalu bikin kakak marah" jawab Arga.
"udah, ayo pulang" Reza menuntun tangan Arga untuk bangkit dan duduk di motor nya, karna baju Arga basah, Reza melepaskan hoodie nya lalu mengenakannya kepada Arga.

"pake" singkat Reza
"makasi kak" jawab Arga.

mereka berdua pulang ke rumah setelah hujan reda, mereka pulang pukul 5:00 yang di mana sebentar lagi mereka harus sekolah karna hari ini hari pertama ujian sekolah. Arga merasa tidak enak badan karna semalam ia terguyur hujan dan kedinginan, namun jika tidak sekolah ia akan ketingalan dan harus ikut ujian susulan, dan Arga tidak mau itu.

"sekarang lu gausah masuk dulu, gua izinin" perintah Reza karna ia tahu kalau Arga tidak enak badan.
"gapapa kak, Arga kuat" tolak Arga
"terserah, buruan siap siap" Reza menyuruh Arga untuk bergegas.

sesampainya mereka di sekolah Arga turun lebih dulu. saat sedang menunggu kakaknya memarkirkan motor, Arga di hampiri seseorang.

"Arga ya?" tanya orang itu.
"eh iya, kamu siapa?" tanya Arga
"kenalin gue Nicollas kartagama, panggil gue nuel" mereka berjabat tangan.
"ohh ketua kelas ya" jawab Arga
"lu nungguin sia-" omongan Nuel terpotong oleh omongan seseorang yang datang.
"gua" singkat Reza. ia merangkul pundak Arga lalu pergi.
"Ehhh duluan ya Nuel, byee" Arga melambaikan tangan.

"anjir, dia siapanya Arga?" batin Nuel bertanya tanya. tak mau ambil pusing, Nuel bergegas ke kelas.

Saat di kelas, kepala Arga benar benar pusing, badannya panas, setelah bel istirahat ia berniat untuk ke uks, namun tak ada sisa tenaga sedikitpun, karna ia benar benar lemas.

*tringggg

bel istirahat berbunyi, Arga hanya diam di bangku nya dengan se botol air meneral. ia mengambil botol itu dan meminum nya, lalu membaringkan setengah tubuhnya di bangku yang ia duduki.

"ga istirahat lu?" tanya Jihan sahabat Arga.
"engga" singkat Arga
"lu sakit?" tangan Jihan mengecek suhu tubuh anak kecil itu.
"panas gila. ayo gue anter ke uks" ajak jihan
"gapapa, bentar lagi juga pulang" tolak Arga, jihan hanya menatap nya sembari menaikkan bahu nya lalu pergi.

tak terasa Bell istirahat sudah berbunyi menandakan anak anak harus masuk kembali untuk lanjut belajar. kini Arga benar benar sudah di titik bernafas saja susah. ia melihat ke sekeliling dengan pandangan mata yang kunang kunang,

*Brugh

Arga terkapar di lembar ulangan yang masih kosong, bahkan satu titik tinta pulpen pun belum menetes di kertas penuh materi itu.

Nuel tidak tahu jika Arga sedang pingsan, ia kira Arga hanya merebahkan tubuhnya di bangku, namun hingga menit jam hampir selesai, Arga belum bangkit dari tempat nya, Nuel menggoyangkan tubuh Arga.

"ar?, Arga!" tangan Nuel menepuk pundak Arga, namun tak ada respon apapun dari Arga, tahu ada sesuatu yang terjadi, Nuel langsung mengacungkan tangan lalu memberi tahu ibu bahwa Arga tak bergerak.

"bu Arga kenapa bu" nada bicara Nuel meninggi, ia takut terjadi sesuatu yang lebih parah.
"astaga, cepat bawa Arga ke uks" jawab guru cekat.

*30 menit kemudian

"de?, Arga!" suara berat itu membuat Arga siuman.
"eugh" Arga mencoba bangkit namun matanya masih saja gelap padahal sudah terbelalak memandang wajah pria di depan nya.
"udah lu tiduran aja, udah gua bilang lu istirahat aja gausah sekolah, bego banget di bilangin" pria itu mengomel,
"maaf kak" Arga hanya menunduk karna ia sebaiknya di rumah saja.

*HUEK

tiba tiba saja Arga muntah dengan menyemburkan muntahan nya ke baju pria tersebut.

"ANJING" pria itu beranjak dari ranjang uks Arga.
"maaf kak reza, Arga ga sengaja" Arga mencoba mengelap elap muntahan di seragam kakak tiri nya itu.
"TAI, NYUSAHIN AJA HIDUP LU BANGSAT" Reza keluar uks dengan penuh amarah, ia membanting pintu dengan sangat sangat keras, Arga hanya menatap sakit ke arah pintu yang bergetar.

"sakit" lirih Arga

Arga menunduk, dengan menetaskan air mata yang hangat. kini hati Arga benar benar terasa seperti di tusuk jutaan tombak.

setelah sekitar satu jam. akhirnya Arga bisa bangkit, karna di uks sendirian dan sekolah sudah tutup, ia keluar dan memandangi hari yang sebentar lagi akan gelap. ia bergegas untuk bersiap dengan letih dan lesu.

ia berjalan menyusuri koridor kelas sembari memikirkan perkataan kakak nya yang masih terekam jelas di pikirannya.

"emang Arga seburuk itu?" lirih Arga, tak sadar Arga ia sudah berada di pos satpam. ia bingung harus pulang dengan apa, karna handphone yang masih ketinggalan, dan uang saku yang sudah habis, karna hari itu Arga tidak membawa uang lebih, karna ia pikir akan berangkat dan pulang dengan kakaknya.

akhirnya ia berjalan dengan terpaksa, ia berjalan dengan jarak yang jauh dan hari yang gelap. Arga berjalan dengan menatap lampu lampu kendaraan dan bangunan, dan tak di sadari ia hampir sampai dirumahnya.

Arga masuk kedalam rumah lalu merebahkan tubuh nya di sofa. melihat jam, ternyata sudah jam 7 malam.

Saat ingin tertidur, pintu rumah Arga di ketuk oleh seseorang.

"permisi"
"sebentar" teriak lemas Arga.

Arga membuka pintu, lalu mendapati ada seorang kurir yang tengah mengantarkan paket kerumah nya.

"apa benar ini rumah Reza?" tanya kurir
"iya" singkat Arga.
"ini ada paket dari Reza, katanya buat yang nama nya Arga" kurir itu menyerahkan paket lalu pergi.

Arga masuk dengan Membawa kotak paket tersebut. ia penasaran, lalu membukanya, ternyata itu adalah handphone Arga yang ketinggalan di panti, namun, mengapa Reza tak ada di rumah, sadar Arga.

"kak Reza kemana ya?" bingung Arga.
Arga merebahkan tubuh nya di kamar, dengan keadaan perut kosong dan rumah tanpa obat.

Arga terbangun dari tidurnya, ia sangat amat lemas karna ia sedang sakit, demam yang tinggi dan tidak ada obat apapun di rumahnya, akan ia minum obat itu walaupun obat hewan, pikirnya karna saking panas dan lemas nya Arga membuatnya tak bisa berfikir jernih.

ia berjalan dengan lemah ke dapur, mengambil air minum karna ia sedang haus, dan ia mengambil roti di dalam lemari makan karna ia belum makan apapun dari tadi sore. ia mencoba menghubungi kakaknya karna ia sudah tidak kuat, ia mengambil ponsel nya lalu mengirim pesan ke kakaknya itu.

 ia mencoba menghubungi kakaknya karna ia sudah tidak kuat, ia mengambil ponsel nya lalu mengirim pesan ke kakaknya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tak ada jawaban dari pesan itu. hanya berubah nya tanda dari warna abu menjadi biru. karna demam yang begitu tinggi dan Arga sudah tidak kuat akhirnya ia meminta bantuan kepada Nuel untuk membelikannya obat, namun ia merasa tidak enak karna waktu sudah sangat malam namun jika Arga tidak meminta bantuan kepada Nuel bisa bisa hal yang tak ingin terjadi akan terjadi. akhirnya ia memberanikan diri untuk meminta bantuan kepada Nuel. Arga mengirim pesan kepada Nuel dan memastikan bahwa Nuel masih terbangun.

____

Posesif BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang