Chapter II

65 8 1
                                    

Hari ini hari Jumat, dan hari ini juga hari yang bikin Echi deg-degan parah. Setelah revisian di grup pudok, logo yang ia buat akhirnya di acc sama ketua panitia. Dan yang bikin deg-degan, ternyata tepat dihari ini juga logo yang udah di acc bakal di ajuin ke KepSek, WaKasek, dan juga Panitia HUT dari pihak Guru.

Kebayang ngga? nanti Echi presentasi didepan ruang guru, di meja pimpinan khusus untuk mimpin rapat. Jadi mejanya lengkap langsung sama mic kecil dan komputer untuk nampilin presentasi. Echi ngga sendiri, dia ditemenin sama Budi di sebelah kanan dan Mulya di sebelah kirinya.

Echi udah nervous banget pas liat Bu Kepsek dateng sama para Wakilnya. Tapi Echi langsung tersenyum kecil ngeliat beberapa temennya ngasi dia semangat. Echi ngedarin pandangan mata dia dan tepat di pojok kiri, kursi ketiga dari belakang. Disana Wido senyum lebar banget dan ngasi dua kepalan tangan tanda semangat ke dia. Dengan mulut yang bergerak mengucapkan "Semangat Chi! lo pasti bisa" -Wido

.

Setelah melihat kursi yang disediakan sudah penuh, menandakan semua undangan telah bersedia untuk hadir. Echi memulai sambutannya.

"Baik, Selamat Pagi semua. Sebelum kita memulai acara pada pagi hari ini, alangkah baiknya kita berdoa demi kelancaran dan kesuksesan acara. Berdoa saya pandu sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing-masing, berdoa dimulai"

"Berdoa dapat diakhiri"

"Terima kasih saya ucapkan atas waktu yang telah diberikan kepada saya, Yechinta Jielani selaku anggota Seksi Publikasi dan Dokumentasi yang akan memandu jalannya acara 'Pertemuan Pengesahan Logo Kegiatan Hari Ulang Tahun SMA Negeri 1 Sennise Tahun 2023' pada pagi hari ini"

.

70 menit berlalu, dan acara pertemuan yang digelar telah berjalan dengan lancar. Tidak ada yang spesial dari rangkaian acara terkecuali pengesahan logo yang ditandai dengan adanya pemukulan gong oleh Kepala Sekolah.

Seperti yang Echi duga, tidak ada protes maupun kontra terhadap apa yang sudah dipaparkan, baik logo, makna, dan kegunaannya nanti. Semua setuju dan mendukung penuh yang Echi sampaikan, karena sebelumnya Budi sudah meyakinkan Echi kalau logo yang ia buat sudah melebihi harapan para panitia. Dengan itu, Echi sangat merasa percaya diri dengan desain yang telah dibuatnya.

.
.
.

"You did it so well, Echi!" Echi yang semula menutup matanya, merasakan hembusan angin pada wajahnya. Kini membuka mata dan melihat kearah sampingnya, Wido dengan sebotol Floridina ditangannya menatap dirinya dengan senyuman kecil.

"Thanks"

Echi memutus eye contact yang mereka lakukan selama 3 detik. Tidak ada yang berbicara kembali sampai Wido menyentuh tangannya dan mengarahkan tangan Echi untuk mengambil minuman yang telah ia beli.

"Buat lo"

"Makasi, kamu ngapain kesini?"

"Tadi gasengaja lewat, abis dari kantin. Kebetulan liat lo disini, sendirian. Jadi yaudah gw samperin, gabaik cewek sendirian di area sepi kayak gini"

"Ohh" Gitu doang yang Echi jawab, padahal mah batinnya bilang 'Terus dengan kita berduaan disini, cowok cewek, di area yang sepi. Lo pikir aman? Kagak kali!'

"Udah mau jam pulang, ke basecamp yuk?" fyi, basecamp yang dimaksud itu basecamp khusus panitia untuk persiapan kegiatan ya. Areanya tertutup, supaya siswa ga bisa liat gimana hecticnya mereka nanti. Bukan basecamp tempat ngumpul gang atau semacamnya.

"Tapi tas aku masih dikelas"

"Ntar aja ambilnya kalo kelas udah sepi, kita masih dalam posisi dispen. Gabaik ke kelas ganggu jam pelajaran cuma buat ngambil tas. Lagi pula, kalo lo mau belajar juga rugi kali Chi. Tinggal 5 menit"

Let the Time Answerin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang