17. Graduation

1.5K 119 12
                                    

Day of Graduation telah tiba. Hari ini adalah hari perpisahan yang berat bagi Jonan. Tentu saja, berat karena harus melepas jabatannya dan status nya sebagai Ketua Organisasi di sekolah ini.
Banyak moment yang terabadikan disini, bersama dengan semua orang. Terutama para temannya.

Ia menjabat tangan sahabatnya, “Happy graduation. All success is always for you, Bro.” Senyum hangat tercetak di bibirnya.

Rendra menerima jabatan sang sahabat dengan senang hati, Ia tersenyum hangat, “The same prayer for you, Jo.” Jabatan tangan mereka terlepas.

“Bakal kangen nagihin duit ke kalian.” Salah satu teman perempuannya membuka suara. Diselingi dengan tawa.

Temannya yang lain membalas, “Ibu bendahara galak ini bisa bercanda juga ternyata,“ Dirinya ikut tertawa.

Jonan tersenyum lebar, ia merangkul teman perempuannya tadi, “Lain kali uang kas jadiin 40rb seminggu,” Bisiknya sambil terkekeh.

Pukulan keras ia dapatkan, “Lo aja sini bayar 40rb ke gue, Lo pernah telat bayar seminggu ya!” Ujarnya sambil tertawa. Jonan melirik sinis padanya.

“Anying, itu juga udah lama..” Ia berkata dengan melas.

“Tau nih, si Bintang sukanya ngungkit-ngungkit masa lalu~” Ledek anak lain.

“Pala lo bintang, Gue Starla ya!” Starla melempar sepatu high heels nya kepada Luke, Anak lelaki yang berujar tadi.

Luke mengaduh sakit, ia mengusap bahunya yang terkena lemparan dari sepatu kilat milik Starla, “Aduh! Dilempar sepatu aja kaya dilempar batu!” Lirih Luke kesal.

Jonan melerai keduanya, agar tak menjadi perdebatan. Karena memang kedua bocah itu selalu ribut jika dipertemukan.

“Udah udah, Berisik ya.” Lerai Jonan.

Starla mengalihkan pandangannya pada Jonan, “Eh Jon, Ntar kalo kita adain acara sekelas, seru kalii. Sekalian buat kenang-kenangan.” Usul Starla sumringah.

Yang lainnya langsung menyahut, “Boleh tuh, Mau gua dokumentasiin buat kenangan.” Jonan mengangguk-angguk. Ia hanya diam seperti memikirkan sesuatu.

“Yaudah, Maunya acara apa?” Tanya nya setelah setuju.

Luke ingin membuka suara, Namun Starla terlebih dulu menyela-nya, “Gimana kalo nanti ke Bioskop dulu, Terus ke Pesta, Terus yang terakhir makan malam bareng di Resto? Gimana?!” Usulnya semangat. ia memandang teman-temannya satu persatu.

“Yaudahlah. Palingan nanti gua langsung miskin di akhir bulan.” Luke merespon sambil tertawa pahit.

Starla merotasikan bola matanya, “Duit lo unlimited, Gausah sok miskin sialan.” Sahut nya main-main. Mereka tertawa menanggapi hal itu.

Sedangkan Jonan hanya mengangguk, dan mengikuti keinginan teman-temannya.

---

Jonan memutuskan untuk beristirahat sejenak di bangku yang terdapat di halaman sekolah. Hari ini sungguh melelahkan. Tubuhnya bersandar di bangku, ia memejamkan matanya lalu menghirup udara dalam-dalam, dan menghembuskannya perlahan. Ia kembali membuka matanya, Matanya meliar melihat ke sekeliling. Dan tanpa sengaja pandangannya terpaku oleh sesuatu.

Telapak tangannya mengepal saat itu juga. Maniknya terfokuskan oleh hal itu. Dahinya mengerut dalam. Nafasnya sedikit memburu.

Dapat ia lihat, Rendra dan Jean yang sedang bersama disana. Hanya sekedar saling membantu untuk membereskan alat-alat yang digunakan untuk acara tadi. Namun ia terlihat tak suka.

Wish I Knew || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang