3. Bos Cuma Bisa Maklum

179 23 4
                                    

VOTE DAN COMMENT

Carl sampai di kantor atasannya, matanya masih sembab karena sempat menangis tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Carl sampai di kantor atasannya, matanya masih sembab karena sempat menangis tadi. Ia hanya memikirkan bagaimana jika ia digantung terbalik? Para cupid lain akan menertawakannya. Yang lebih parah, dia akan diberhentikan, dan jadi pengangguran?

Oh, BIG NO!

"Oh, Carl? Akhirnya kamu kembali, kamu sudah lama dicari Bos."

Tuhan, apalagi ini? Tidak biasanya bosnya akan memanggilnya seperi ini. Padahal, niat hati Carl ingin mengulur waktu terlebih dahulu. Menyiapkan mental misalnya.

"Kenapa bos manggil aku?" Dengan yang lebih senior harus terlihat lebih sopan.

"Kurang tahu, sih. Cuma seputar tugas hari ini mungkin."

Tambah loyo lah dia, bisa tidak sih tugas jari ini skip saja laporannya? Carl tidak bisa berpikir dengan tenang nih alasan apa yang harus dia katakan nanti. Bohong itu juga pake tenaga dan pikiran.

"Bisa tidak katakan pada Bos, aku sedang sakit perut." Carl memegang perutnya seolah-olah dia sangat kesakitan, bahkan sesekali merintih.

"Carl, aku ingatkan kamu ini malaikat, ya? Alasan macam apa itu? Cupid seperti kita mana bisa sakit?" Cupid yang lebih senior menggelengkan kepalanya melihat tingkah Carl.

"Bisa! Buktinya aku!"

"Berhenti membuat drama, Carl. Segera datangi Bos, jika tidak ingin mendapat hukuman." Cupid itu akhirnya meninggalkan Carl sendiri.

Carl yang ditinggalkan hanya menatap melas, dia tidak ingin bertemu atasannya.

"Ini gue bisa menghilang aja gak, sih?! Demi dunia yang gak datar, kenapa ada bos macem dia sih, anjer! Pakyu!" dumelnya sembari pergi menuju ruang atasan.

***

"Wah, cupid kesayangan saya ... akhirnya kamu kembali juga." Carl meringis melihat wajah ceria bosnya. Carl pun tidak mengucapkan apa-apa selain mengangguk pelan.

"Jadi bagaimana tugasmu hari ini, lancar?" Carl menelan ludahnya gugup saat melihat perubahan raut wajah bosnya. Please, siapapun! Tolong keluarkan Carl dari sini!

"Anu ... itu ... em ..."

"Saya menunggu."

Carl jatuh berlutut, "Bos, hueeeee ... jangan hukum Carl ..." Cupid kecil itu mulai merengek pada sang atasan.

Dari sini pun si bos sudah sangat paham jika tugas yang ia berikan pada Carl gagal. Karena setiap Carl gagal hal seperti inilah yang cupid kecil itu lakukan. Berlutut dan menangis dengan keras, bahkan terdengar sampai keluar kantornya.

"Gagal lagi?"

Cupid kecil itu terisak lalu mengangguk pelan, "Tapi, tapi, bukan sepenuhnya salah Carl, kok. Dia tiba-tiba muncul gitu di depan pas Carl udah nembak panahnya, terus ... terus ... jleb kena dia. Jadi bukan salah Carl, kan?"

Fool Cupid  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang