7. Gue Top

196 20 2
                                    

Supp

Tangan Karen mengepal melihat bagaimana dua orang di depannya malah bermesraan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Karen mengepal melihat bagaimana dua orang di depannya malah bermesraan. Bahkan, Jevan dengan mudahnya mencium Rigel di depan matanya. Apakah dua orang ini tidak melihat dia masih di sini?!

Karen merasa tubuhnya bergetar karena marah, tatapan matanya yang kesal dan terlihat polos tersirat rasa marah.

"Kenapa kalian ngabaiin Karen?" pekik Karen saat melihat Jevan masih saja tertegun menatap Rigel.

Jevan menoleh ke arah Karen, ia berdecak pelan saat Karen terdengar sangat menganggu. "Ribet banget dah lo? Kalo gak suka ya pergi."

"Kenapa Jevan belain Rigel, udah jelas Rigel bully Karen. Dia juga nampar Karen, Jevan!" Pekiknya tidak terima, ia berharap Jevan membelanya seperti orang lain saat melihatnya dibully. Bukan malah bermesraan di depannya.

Ini tidak sesuai dengan apa yang Karen pikirkan, ia kira Jevan akan membelanya. Tapi sekarang, Jevan malah berkata datar padanya. Ini jelas membuat Karen kesal setengah mati!

"Yang bener? Entar lo lagi yang ngada-ngada," Nada suara Jevan terdengar mengejek Karen, "Lagian ngapain gue harus percaya sama lo daripada pacar gue sendiri?"

"Pacar? Sejak kapan kalian pacaran?!" Karen memekik tidak terima. Ia tidak akan percaya jika itu keluar dari mulut Rigel, tapi Jevan juga mengakui jika Rigel adalah pacarnya. Karen mendelik tidak percaya, bagaimana keduanya berpacaran jika dekat saja tidak pernah.

Rigel dan Jevan berhubungan hanya karena memperebutkan Hilmi, tapi tidak pernah mengira orang yang sering berdebat itu menjalin asmara. Bahkan, tidak jarang Rigel dan Jevan terlibat baku hantam satu sama lain. Dari segi mana mereka bisa berpacaran.

"Kapan ya? Emang lo harus banget tau?" Kata Jevan semakin memanas-manasi, ia sebenarnya geli dan risih saat perempuan ini selalu mendekatinya, apalagi kejadian di kantin waktu itu benar-benar membuatnya berpikir Karen adalah wanita murahan dan orang yang terlalu percaya diri.

"Harus! Bukannya Jevan suka sama Karen? Kenapa Jevan jadian sama orang lain?"

Karen selalu merasa dirinya cantik hingga disukai banyak orang, semua yang menatapnya akan jatuh cinta. Ia berpikir Jevan juga begitu, karena orang-orang mengatakan Jevan sering menatapnya. Jadi saat dia juga membalas perasaan Jevan, harusnya laki-laki ini merasa sangat beruntung karena perasaannya tidak menjadi cinta sepihak.

Lagi pula, Jevan orang tampan saat mendengar Jevan menyukainya, Karen pun langsung jatuh cinta juga. Ia tidak akan melewatkan orang seperti Jevan untuk dijadikan kekasih. Ia akan famous jika berhasil menjalin asmara dengan Jevan. Siapa yang tidak mau dengan si most wanted universitas? Semua orang akan dengan mudah melemparkan diri ke arah Jevan.

"Wait, what?! Gue? Suka sama lo? Rigel, cium gue."

"Anak anj-!" Umpatan Rigel tersela saat Jevan yang kini malah mendaratkan kecupan di pipinya, membuat Rigel melotot tidak percaya.

Fool Cupid  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang