02.

8 6 0
                                    

"Jangan gitu dong, cantik. Galak banget sih," kata cowo itu, siapa lagi kalau bukan Alvias.

"Lo ngalah aja, Al. Duduk ditempat yang kemarin lo dudukin." pinta Manda.

"Tapi gue mau duduk sama Kinara, cantiknya gue." kekeh Vias.

"Tapi gue nggak mau sebangku sama lo!"

Alhasil mereka bertiga menjadi perhatian dikelas.

"Kin, sok jual mahal banget sih. Beruntung lah lo bisa sebangku sama anak baru yang ganteng." kata seorang cewek.

"Dih, cewek gatel. Kalo lo mau, ya, suruh dia sebangku sama lo aja. Ribet." kesal Kinara.

"Udah Kin, nanti lo malah jadi masuk BK cuman gara-gara masalah sepele ini." Amanda berusaha melerai sambil melirik untuk mencari tempat duduk. "Tuh, kita duduk disitu aja, sesekali mojok nggak papa lah."

"Oke lah, gue nggak mau di deket dia." balas Kinara yang hanya mampu didengar Manda.

Kelas pun dimulai. Salah satu mapel hari ini adalah Fisika, di jam Fisika guru menugaskan untuk membuat kelompok.

"Siapa yang disini belum ada kelompok ?" tanya pak guru.

Alvias mengacungkan tangannya. "Saya pak."

"Vias, dari kelima kelompok yang ada di papan tulis, kamu mau pilih yang mana ?"

"Nomer 3 pak, sekelompok sama Kinara." jawab Vias, lalu melirik kearah Kinara.

"Ya sudah, Kinara kamu setuju ?"

"Tidak pak, mohon maaf kelompok sudah pas jumlah orangnya."

"Nggak papa lah, biarkan dia bergabung sama kamu, dia kan murid baru jadi belum punya teman bergaul, mungkin dia dekat sama kamu."

Kinara hanya memasang muka malasnya disusul dengan hembusan nafas yang berat.

Setelah itu guru memberikan dua LKPD untuk dikerjakan masing-masing kelompok. Saat Kinara sedang mengisi lembar LKPD itu, Vias terus sibuk menatapnya.

"Kerjain." ketus Kinara tanpa melihat ke Alvias.

"Kok lo nggak salting sih? Harusnya lo salting diliatin cowok seganteng gue."

"Nggak usah kepedean."

Tugas Kinara sudah hampir selesai, tapi dari arah pintu seorang cowok yang menghampiri Kinara dikantin waktu itu datang lagi. Namanya Ezza, adik kelasnya.

"Permisi pak, mohon maaf mengganggu waktunya, saya disuruh Bu Henny untuk manggil Kak Kinara disuruh keruang pembina OSIS." kata Ezza setelah sebelumnya memberi salam.

"Oh ya sudah, Kinara silahkan, kamu dipanggil Bu Henny."

Kinara pun mengangguk, lalu pergi setelah meminta izin ke guru.

"Sok sibuk banget sih, Kinara. Udah kelas 12 aja masih ikut-ikut OSIS." kata cewek yang sama.

"Dia kan udah mau masa reor, ya, sibuk lah. Daripada lo, dikasih nyawa cuman buat ngejelekin orang." ketus Manda.

"Nama lo siapa sih, lo punya masalah sama cewek gue ?" Alvias pun angkat bicara.

Manda memukul kepala Vias menggunakan buku. "Lo sakit bang atau kehabisan obat ? Kinara bukan pacar lo, ege."

"Ralat, maksud gue calon pacar."

Cewek itu nampak menahan amarahnya ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut Alvias. "Jeyya."

"Jeblong kali," ujar Manda sambil fokus kearah buku.

Jeyya kesal mendengar itu, ia pun memukul mejanya dengan keras hingga membuat seisi ruangan kaget bukan main.

"Jeyya, apa-apaan kamu ? Kalo kamu nggak mau ikut kelas bapak, kamu tinggal keluar aja. Nggak ada habisnya memang, kamu kenapa sih buat masalah terus, hah ?" Pak guru terlihat marah sekali, karena gara-gara Jeyya, laptopnya hampir saja patah.

"Maaf pak, Manda duluan yang mulai." elak Jeyya dengan memasang muka sok imutnya.

"Nggak usah ngeles kamu, bapak tadi dengar kalian semua."

Jeyya menghentakkan kakinya dengan raut muka sebal.

Diruang Bu Henny nampak Kinara sedang berbincang bersama Ezza yaitu wakil ketos dan juga Bu Henny tentunya.

"Jadi gini Bu, ibu kan minta ada sesuatu yang berbeda di taun reorganisasi ini, tahun kemari kan cuman makan-makan doang di kantin, kalo boleh saya usul, gimana kalo kita coba liburan bareng-bareng ke pantai setelah reorganisasi selesai ?"

"Kalo menurut kamu bagaimana, Za ?" tanya Bu Henny.

"Kalo saya sih setuju, Bu. Biar ada suasana baru, sekalian sharing-sharing sama temen-temen."

"Ya sudah, kalo itu ide kalian nanti ibu pikir-pikir dulu, ya ? Kalo semisal guru-guru yang lain pada ikut, boleh apa nggak ?"

"Boleh dong, Bu."

"Ya sudah, kita mulai bahas yang lain, ya...."

JODOH UNTUK KINARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang