Chapter 3

916 105 2
                                    

Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Story owned by miikka-xx on ffn

◇🔸️◇

Bulan ke-4, minggu ke-4

Melihat Naruto berbincang dengan Hinata di pagi hari saat Sasuke sampai di Akademi terasa seperti mendapat pukulan keras di perutnya.

"Menjauhlah darinya!"

Syukurlah teriakan Si Yamanaka telah meredam semua yang dikatakan Sasuke setelah kata 'menjauh'. Kalau tidak, dia harus menghadapi Hinata tentang ledakannya di pagi hari.

Hinata akan memojokannya dan bertanya 'kenapa' dengan suara lembut. Dan Sasuke akan membeberkan semuanya karena Hinata memiliki efek aneh pada orang-orang.

Perasaan bahwa mereka bisa menceritakan rahasia terdalam dan paling menjijikan yang mereka miliki. Dan Hinata akan tersenyum sambil mengerutkan matanya sebelum berjalan menjauh tanpa suara.

Rahasia itu tidak akan diketahui orang-orang dan kau akan merasa senang karena telah menumpahkan semuanya alih-alih menyimpannya sendiri.

Itachi-aniki pernah bilang kalau Hinata bisa menjadi konselor profesional untuk para jounin dan ANBU.

Dia mengatakan jika kau pernah membunuh seseorang dan merasa tidak enak, selalu ada orang-orang spesial yang bisa kau ajak bicara. Mereka bisa membuatmu merasa lebih baik seperti halnya yang dilakukan mama, tanpa obat atau pil.

Kembali ke topik, murid-murid dari tingkat atas tampaknya juga turun untuk melihat kelas Sasuke.

Seperti TenTen yang blak-blakan membela apapun yang dia yakini. Dan Neji yang pendiam yang kadang-kadang lewat saat makan siang dan berbisik-bisik dengan sepupunya.

Hal itu selalu menyebabkan perasaan tidak enak di perut Sasuke. Hatinya terasa seperti diremas-remas dan kilatan kemarahan muncul di matanya yang hitam pekat.

Sasuke pernah bertanya pada Itachi-aniki tentang hal itu dan yang dikatakan kakaknya hanyalah bahwa Hyuuga bukan mainan dan Hinata adalah manusia. Dan Sasuke tidak boleh memaksa Hinata untuk melakukan hal-hal yang tidak dia inginkan.

Sasuke tidak mengerti apa maksud aniki (lebih tepatnya, dia menyangkalnya) dan terus berusaha menekan perasaan yang muncul di saat-saat yang tidak tepat.

Sasuke benar-benar terpecah dari pikirannya saat dia melihat sesuatu yang tidak asing dalam perilaku Hinata.

Wajahnya merah dan bibirnya terbuka. Tangannya meraba-raba ujung lengan kimono-nya yang panjang. Matanya melirik ke atas dan ke bawah beberapa kali.

Sebelum Sasuke menyadari apa yang terjadi, ia telah memeluk tubuh Hinata yang hangat dan tak sadarkan diri dengan tubuhnya sendiri.

"Hyuuga?" Hinata mengerang pelan dan tidak lebih. Dia telah pingsan. Naruto tampak panik.

"Hinata-chan? Hinata-chan!" teriaknya, "Oh tidak! Bodoh, apa yang kau lakukan, Sasuke?" Sang Uchiha tampak merasa terhina.

"Aku?" Sasuke mengerutkan kening, "Ini semua salahmu, bodoh! Minggir!" Dan Sasuke menggendong Hinata dengan gaya pengantin, berjalan cepat menuju ruang perawatan.

"Bagaimana bisa salahku!" teriak Naruto dari belakangnya, "Kau yang selalu memaksa Hinata untuk selalu berpasangan denganmu! Kau bahkan tidak mengijinkan dia berbicara dengan orang lain! Teme!"

◇🔸️◇

Bulan ke-5, minggu ke-2

Dua minggu setelah kejadian itu dan Hinata masih belum bisa menatap wajah si pirang. Padahal satu aktivitas berpasangan terjadi dan Naruto telah repot-repot mencarinya dan menjadi pasangannya.

Hinata terkejut karena Sasuke hanya duduk dengan murung di kursinya. Mata hitamnya menatap sedih ujung kimono Hinata.

Hinata juga bertanya-tanya mengapa Iruka-sensei memiliki begitu banyak kegiatan berpasangan. Dan mengapa dia sendiri berjalan ke arah Sasuke, menarik lengan bajunya, dan menyeretnya menjauh dari kerumunan fangirl.

Dan kenapa Sasuke dengan senang hati mengikutinya menuju ke dua meja kosong. Dan kenapa ia mengatakan pada Iruka-sensei bahwa ia adalah pasangan Sasuke.

Kemudian Sasuke memberikan senyuman jujur dan Hinata tahu mengapa.

◇🔸️◇

Bulan ke-6, minggu pertama

Sasuke melihat si kelamin ganda bodoh itu mencibir padanya saat ia melanjutkan pembicaraan bisik-bisiknya dengan Hinata.

Sasuke berdiri beberapa meter dari mereka, bersandar dengan santai (dan setenang mungkin bagi anak berusia enam tahun) di batang pohon. Menunggu Hinata datang untuk makan siang bersama.

Hinata terkesiap dan alisnya berkerut. Ia mulai meneteskan air mata, namun Neji memanggilnya 'Hinata-sama' dengan tajam. Hinata menarik napas dan Neji menatap sepupunya dengan tajam.

Mereka mulai berbicara dengan penuh desakan hingga gadis itu menangis dan Neji pergi dengan jengkel.

Sasuke membuat isyarat tangan kasar yang diambilnya dari bocah anjing (Kiba) pada punggung anak laki-laki berambut panjang itu. Ia bangkit dari pohon, berjalan sesantai mungkin (sebenarnya dia berlari) menuju sosok Hinata.

"Hyuuga, berhentilah menangis," kata Sasuke sambil menepuk-nepuk punggung Hinata dengan canggung.

Sasuke menyandarkan tubuhnya pada pahanya sendiri, dan akhirnya jatuh tersungkur. Hinata terisak lebih keras dan merapatkan kedua kakinya ke tubuhnya.

"N-neji-niisan..." ia mengendus, " b-bilang bahwa aku t-tidak boleh berbicara d-denganmu lagi, U-uchiha-san!"

Butuh beberapa saat untuk Sasuke benar-benar mengerti.

"Apa?"

Hinata menangis lebih keras, hanya menyisakan sedikit waktu untuk menghirup oksigen sebelum terengah-engah lagi.

"Hyuuga, t-tolong berhentilah menangis."

Hinata mengeluarkan tawa kecil yang memilukan saat ia melihat air mata mengalir di wajah Sasuke.

Dan mereka menangis bersama.

◇🔸️◇

Bulan ke-7, minggu ke-3

Hampir dua bulan.

Tidak ada kontak.

Sasuke merasa semakin lelah dan sedih.

Dia merindukan Hinata menarik pelan lengan bajunya saat menginginkan perhatiannya. Dia merindukan cara mata lavender Hinata berkerut saat tersenyum dengan senyum kecil yang tersembunyi saat Hinata tahu hal yang tidak dia ketahui. Cara alis Hinata berkerut saat tidak mengerti dan dia akan dengan lelah (dengan senang hati) menjelaskan padanya sampai matanya berbinar-binar karena mengerti.

Namun yang paling ia rindukan, yang paling ia rindukan adalah ketika Hinata terganggu dan 'Sasuke' akan meluncur dari bibirnya tanpa sadar dan pekikan dari para fangirl-nya. Dan Hinata akan tersipu malu dan meminta maaf. Lalu dia akan mengatakan 'Hinata' dan kemudian wajah mereka berdua akan memerah, dalam tawa yang lepas.

Singkatnya, ia merindukan  Hyuuga Hinata. Sangat.

◇🔸️◇

Bulan ke-8, minggu pertama

Hinata terkadang bertanya-tanya bagaimana kehidupan sekolahnya jika Sasuke tidak ada di sana.

Apakah ia akan memahami semua teori rumit tentang chakra atau mempelajari semua segel tangan itu hanya dalam satu kelas?

Siapa yang akan menjadi rekannya jika Sasuke tidak ada di sana? Naruto? Sakura? Siapa yang akan memberinya makan siang saat ia menjatuhkan bekalnya?

Siapa yang akan menggandeng tangannya dan menuntunnya ke meja yang kosong?

Dan siapa yang akan tertawa, menangis, tersipu dan saling memanggil nama asli mereka tanpa gelar kehormatan atau kesopanan?

Dan Hinata tahu bahwa ia senang Sasuke ada di sini.

TBC

It's a Kid ThingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang