Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Story owned by miikka-xx on ffn
◇🔸️◇
Hinata lupa bagaimana caranya bernapas.
Cara bernapas. Menghirup udara dan menghembuskannya benar-benar terhapus dari pikiran Hinata.
Inikah yang Sasuke ingin berikan padanya? Sebuah lamaran pernikahan?!
Dunianya sekarang berputar. Miring secara berbahaya pada porosnya. Bagaimana dengan Naruto?! Bagaimana dengan Naruto?!
"Maaf?" Desis Hiashi, menatap anak kecil berusia 6 tahun di depannya. Dia menginginkan apa dari putrinya?
"Saya ingin menikahi Hinata, putrimu," kata Sasuke, sederhana. Seolah itu adalah hal yang paling bisa dimengerti di dunia.
"Tepatnya berapa umurmu dan mengapa?"
"Saya berusia enam tahun," dan menurut Sasuke, itu sudah cukup umur, "Dan Saya ingin bersama Hinata selamanya." Hiashi merasakan sakit kepala yang sangat hebat menderanya.
"Hinata, suruh pelayan membawakan sake," perintahnya.
Hinata membungkuk sopan sebelum membalikkan badannya dan melangkah keluar ruangan. Pintu tertutup di belakangnya dengan bunyi dentingan tumpul.
"Jadi, apakah itu ya atau tidak?" Sasuke bertanya dengan tidak sabar. Ia merasa sedikit rentan tanpa kehadiran (semoga saja) calon istrinya yang menenangkan.
"Sasuke, itu namamu, benar?" Kedengarannya agak familiar, pikir Hiashi. "Anak umur 6 tahun tidak boleh menikah. Kembalilah saat kau berusia 18 tahun."
"Delapan belas?" Pekik Sasuke, "selama itu?!" Apa Hinata bisa menunggu selama itu?!"
"Hinata bisa menunggu selama yang kukatakan," jawab Hiashi dengan tenang. Sasuke menggeser kakinya.
"Yah, saya tidak bisa. Hinata menyukai orang lain," Hiashi mengangkat alis penasaran.
"?"
"Ya, bocah berambut pirang. Ninja pecundang. Um..." Sasuke menelan ludah, apa ia akan menghancurkan kesempatannya dengan ini? "Dia menyukai Uzumaki Naruto."
Hiashi memiringkan kepalanya ke arah Sasuke, "Dan bagaimana kau lebih baik dari 'ninja pecundang' ini?"
Sasuke membusungkan dada dan menatap Hiashi dengan tatapan memohon.
"Yah, pertama-tama, saya selalu berada di puncak kelas, nomor satu. Saya kaya dan Hinata mungkin juga mencintaiku. Tapi yang paling penting dari semuanya, saya seorang Uchiha."
"Seorang Uchiha?" Ulang Hiashi perlahan.
Uchiha Sasuke, ia membunyikan lonceng. Yah, itu menghancurkan lonceng, karena nama itu adalah milik pewaris kedua mereka yang saat ini berdiri di rumahnya, mengajukan lamaran pernikahan dengan Hyuuga.
Generasi mendiang Uchiha pasti sedang berguling-guling di kuburan mereka sekarang, pikir Hiashi.
Yah, jika anak 6 tahun bisa mengajukan lamaran pernikahan, maka dia mungkin bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diperuntukan bagi seorang tunangan.
"Aku akan bertanya padamu sekarang, Uchiha Sasuke, tentang mimpimu, tujuanmu."
Menit berikutnya terasa lama, Hinata perlahan-lahan masuk ke dalam ruangan dengan membawa nampan sake dan satu cangkir.
Sasuke menjawab dengan hati-hati, kata-katanya diucapkan dengan jeda yang panjang, diyakinkan dengan kehadiran Hinata di sampingnya.
Sasuke bisa mendengar suara napas Hinata, kontrolnya yang mantap dalam menghirup dan menghembuskan udara. Cara dadanya naik dan turun dengan detak yang stabil. Cara bulu matanya yang panjang dan gelap menutup dan membuka setelah setiap tarikan napas yang stabil.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's a Kid Thing
FanfictionDi mana Sasuke mencoba untuk mengubah Hinata menjadi fangirl-nya. Dan, pada akhirnya, gagal.