Bab 4: Mengurai Misteri Di Antara Bicara

1 0 0
                                    


Belum sempat Yuda bertanya tapi Cellyn seakan bisa membaca pertanyaan yang ada di pikirannya. Yuda menghela napas lega, setidaknya Cellyn merasakan hal yang sama. Meskipun jawaban Cellyn masih ambigu, Yuda merasa bahwa ada harapan untuk mengatasi dinding yang memisahkan mereka.
Aku takut, karena yang kucari apakah Varo kamu atau Varo yang lain ucapnya
Sejenak Yuda berpikir, ternyata benar ada seseorang bernama Varo lain yang telah mengusiknya
Kalo boleh tau, Varo siapa? tanya Yuda dengan nada penasaran
Maaf untuk sekarang belum bisa aku jawab, biarkan waktu yang menjawab semuanya. Aku juga sedang mencari jawaban
Kita cari jawaban dari misteri itu sama sama ya ucap Yuda dengan nada lembut
Mungkin
Setelah itu, mereka membahas beragam topik mulai dari sastra, puisi, dan misteri yang mereka bahas dalam mimpi. Namun, Cellyn hanya memberikan jawaban singkat atau bahkan hanya tersenyum tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Setiap kali Yuda mencoba menggali lebih dalam, Cellyn tampak menghindar dan mengalihkan topik pembicaraan dengan gaya bak seorang putri bisu yang tak banyak bicara dan selalu memojok dari dunia.
***
Hari demi hari,
Yuda dan Cellyn terus menjalani perjalanan ke dalam misteri hubungan mereka yang tak lazim. Meskipun Cellyn masih terlihat cuek di luar, mereka berdua semakin dekat di hati. Yuda belajar untuk memberi Cellyn ruang yang dia butuhkan, sementara Cellyn belajar untuk membuka diri lebih dalam kepada Yuda.
Cellyn
Iya? senyuman manis terukir rapi di bibir itu
Yuda sontak terkejud karena diberi pemandangan menakjubkan padahal msih pagi.
Maniss ucap Yuda berbisik hampir dirinya aja yang denger
Maaf, ngomong apa Yud?
Eh gapapa kok
Dan di sinilah mereka, taman belakang kampus. Di mana taman ini sudah menjadi tempat favorit untuk mereka bertemu dan menghabiskan waktu usai kuliah
Cuaca hari ini cerah ya?
Iyaa timpal Cellyn
Diam, hening, dan sunyi. Hanya ada suara pohon menari diterpa angin dan kicauan burung. Memang cuma seperti itulah obrolan mereka, gada yang istimewa bahkan mereka aja kalah dengan seekor burung beo yang pandai bersuara.
Emm hari ini mau ikut ngga?
Kemana?
Ke gramed, mau beli buku. Cellyn mau ikut hmm? dengan nada lembut bikin cewe mana aja pasti luluh
Hening beberapa saat,
Boleh, sekalian aku juga mau beli
Dalam hati Yuda bersorak, setelah beberapa kali Celyn menolak ajakan Yuda
Nanti sore atau mau sekarang aja?
Sekarang aja ya?
yaudah iya, ayukk
Mereka berjalan keluar area kampus. Berjalan kaki mereka menyusuri jalan setapak menuju toko buku tersebut. Hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar tanpa obrolan, karena bagi mereka banyak obrolan tidaklah lebih menyenangkan ketimbang menikmati waktu berdua dengan sesekali melihat sekilas dan tersenyum. Ditemani angin berhembus dan cuaca cerah seakan merestui mereka.
Beberapa menit akhirnya sampai, karena memang toko buku tersebut tidak lah jauh dari kampus mereka.
Kring, pintu toko terbuka
Menampilkan beragam buku di setiap sudut ruangan, tanpa perlu bertanya pada petugas mereka langsung menyusuri rak demi rak
Cellyn,
Iyaa
Cellyn suka buku yang genre apa?
Mimpi
Sontak kaget dengan tanggapan Cellyn
Mimpi?
Iya, mimpi. Karena dengan bermimpi kita bisa melakukan hal yang kita mau dan mereka ngga jahat
sama
Tibalah mereka pada daerah rak yang isinya sejarah dan pengetahuan,
Eh..
Kenapa Cellyn
Buku ini
Kenapa dengan buku itu, kamu pernah baca mungkin?
Buku ini sama dengan yang diberikan....
Sama? tanya Yuda
Ah bukan apa-apa Sembari gadis itu meraih buku itu dan membawanya
Yuda merasa ada yang aneh, namun dia diam karena biarkan Cellyn yang mengatakannya sendiri
Yuda
Iyaa
Di tengah rak buku, tiba-tiba Cellyn memanggil.
Misalkan aku memilih dengan orang lain, emm
Kamu gapapa? tanya dia dengan ragy
Saya tidak tau Cellyn, apakah saya bisa menerima itu karena kamu masih jadi yang pertama di sini sembari menunjuk ke dirinya
Tuhan, masih ada Tuhan Yud, kamu masih punya Tuhan
Saya tau, tapi tidak mudah membiarkan kamu dengan yang lain ucapnya dengan sedih
Kamu cinta aku kan Yud? Kalo iya, berati kamu harus bisa membiarkan cintanya lepas dengan orang lain
Buat apa membiarkan dan mengikhlaskan cinta yang saya miliki direbut orang lain dan membiarkan hati saya sekarat, Cellyn
Tanpa disangka ternyata Yuda menjawab seperti itu
Egois, kamu egois Yuda
Maaf, tapi jika saya berjuang untuk kamu sebentar. Masih diperbolehkan Cellyn?
Aku ngga tau Yud, tapi bagaiman akhirnya nanti kamu harus bisa menerimanya
Untuk hasil saya memang tidak ada kendali, namun masih bisa jika saya dan kamu mau menemukan jawaban ini bersama-sama
Maaf
Menghela napas, dan sabar
Iya gapapa Cellyn, tidak usah terburu-buru jawabnya dengan lembut
Cellyn,
Iyaa
Kamu udah nemuin buku favorit kamu?
Iya udah, yaudah yuk ke kasir
Sesampainya di kasir
Biar saya aja yang bayar
Maaf Yud, aku ngga mau menerima dari orang lain
Yuda pun mengalah
Baik. Maaf
***
Mungkin, bagi banyak orang, hubungan mereka terlihat aneh dan sulit dimengerti. Namun, bagi Yuda dan Cellyn, kisah cinta mereka adalah tentang mengatasi perbedaan dan menghargai kedalaman emosi yang ada di balik sikap cuek dan diam. Dalam perjalanan ini, mereka belajar bahwa cinta sesungguhnya bukanlah tentang kata-kata, tapi tentang kehadiran, pengertian, dan kesetiaan yang tak tergambarkan.
Tidak sedikit teman-teman mereka yang bingung dengan hubungan aneh antara Yuda dan Cellyn. Mereka berdua selalu terlihat seperti pasangan yang belum resmi, namun tak ada satupun dari mereka yang menyebutkan status hubungan mereka secara terang-terangan. Karena kembali lagi, mereka berdua diklaim sebagai seorang tak jelas berkat sifat ketidakpedulian mereka terhadap dunia sekitar.
Saat kelas berlanjut, Yuda semakin dekat dengan Cellyn secara emosional. Dia mulai memahami bahwa sikap cuek Cellyn bukanlah karena ketidakpedulian, tapi lebih kepada perlindungan diri dari luka dan ketakutan. Mereka berdua adalah orang-orang yang penuh perasaan, dan dalam keheningan dan kecanggungan yang mereka hadapi, mereka menemukan kedamaian satu sama lain.
***
Di sebuah tempat, tepatnya tepi danau indah di kaki sebuah gunung. Sinar matahari senja memancar di permukaan air, menciptakan pemandangan yang memikat. Cellyn melihat Yuda dengan senyuman tipis,
"Yuda, tahu kah kamu mengapa aku selalu terlihat cuek?"

2-INT (tentang introvert, sastra dan mimpi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang