Chapter 1

82 22 1
                                    

Haruno Sakura, seorang pegawai kasir disalah satu kafe tongkrongan anak muda. Rambutnya yang merah muda menjadi ciri khas gadis itu. Tak jarang orang-orang memanggilnya dengan sebutan pinky karena menilik warna rambutnya yang nyentrik dan beda dari yang lain. Awalnya orang-orang akan mengira ia mengecat rambutnya, namun setelah Sakura menunjukan foto semasa kecilnya dan semasa ia bayi barulah mereka percaya bahwa warna nyentrik itu memang sudah dari sejak lahir. Warna yang unik.

Tapi bukan itu yang jadi pokok permasalahan di sini. Masalahnya, Haruno Sakura sedang kebingungan parah dengan apa yang ia alami 2 hari yang lalu. Dan ya, sudah 2 hari pula ia melewati keadaan membingungkan ini. Sekali lagi Haruno Sakura berdecak keras ketika tak mendapati pemikiran yang masuk akal pada otaknya. Ia memandang datar pantulan dirinya di cermin besar yang bisa memantulkan seluruh tubuh bagian depannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dan apa-apaan itu rambut merah muda yang tergerai panjang hingga paha. Seingatnya ia baru saja memotong rambut hingga sebahu demi memudahkannya bergerak.

Tidak bukan hanya itu saja. Jika kita membuka tirai jendela, kita akan melihat pemandangan yang menyilaukan mata. Pemandangan asing yang belum pernah rentinanya lihat. Hanya mirip-mirip seperti yang ada di google atau komik atau anime yang pernah ia tonton. Tapi, hei... bukan itu maksudnya. Oh ayolah, siapapun pasti bingung dan bertanya-tanya. DIMANA SEBENARNYA INI?

Sakura menggigit kuku-kukunya yang terlihat cantik dan bersih berseri. Ia kembali berusaha memikirkan segala kemungkinan yang masuk akal akan situasinya saat ini, seperti mungkin ia sedang diculik, bermimpi atau mati tenggelam dan sekarang ia sedang berada di surga. Tapi seketika ia mengernyit saat pemikiran terakhir melintas di otaknya. Memangnya ia akan masuk surga jika mati? Masalahnya Sakura ingat betul dosanya yang sudah sangat banyak bahkan ia sangsi Tuhan akan mengampuninya. Ya, meskipun begitu, di setiap doanya ia selalu meminta ampunan atas segala dosa yang ia perbuat selama hidup.

"Nona Sakura..."

Sakura terperanjat, ia menatap horor pelayan yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. "Ka-kapan kau masuk?"

Pelayan itu menatap datar majikannya. Ini bukan yang pertama kalinya sang majikan termenung dan tak memperhatikan sekitar. Padahal ia sudah berdiri disana sekitar setengah jam.

"Waktunya makam malam. Duke dan Tuan muda sudah menunggu anda," ujar pelayan itu sopan.

Sakura mengangguk pelan. Ia menghembuskan nafasnya perlahan, menetralkan detak jantungnya yang bergemuruh akibat terkejut tadi. Ia sedikit mengangkat gaunnya saat berjalan. Sakura merutuk dalam hatinya, memaki gaun yang ia pakai. Selain ribet, gaun ini juga terasa berat karena kain yang berlapis-lapis pada bagian pinggang ke bawah. Belum lagu sepatu hak yang meskipun tidak terlalu tinggi tapi tetap membuatnya sedikit kesusahan. Ia harus berusaha melangkah dengan hati-hati agar tak tergelincir dan terjatuh akibat salah menginjak lantai.

Pintu besar yang menghubungkan antara lorong yang ia lewati dengan ruang makan keluarga itu terbuka lebar.

Setelah Sakura duduk di kursinya, makan malampun dimulai dengan keadaan hening. Hanya terdengar dentingan alat makan yang bersahutan. Para pelayan berjejer rapih di belakang, mereka hanya diam dengan raut datar. Tak ada obrolan seperti biasanya. Sakura mendesah merasakan suasana yang seperti di kuburan ini. Meskipun makanan di hadapannya terlihat lezat, namun ia tak bisa memakan terlalu banyak. Seorang Lady terikat dengan segala aturan tata krama yang ada.

Setelah makan malam selesai, seperti biasa Sakura beranjak berniat meninggalkan ruang makan karena tak akan ada obrolan. Namun kali ini pemimpin keluarga ini tiba-tiba bersuara dan menyuruhnya untuk kembali duduk. Sakura menurut, ia kembali mendudukkan dirinya di kursi.

"Bagaimana keadaanmu, Sakura?"

Sakura terdiam, ia memandang heran pria paruh baya yang duduk di sampingnya. "Hmm, sudah lebih baik dari hari kemarin." Sakura ingat di tempatnya saat ini, mereka berbicara dengan bahasa yang kaku, jadi ia pun mengikutinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm a QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang