Final

70 1 0
                                    

"Phi.... I'm sorry...."

Yang diajak bicara hanya diam. Ia terlihat sibuk menusuk daging kelinci diselipi beberapa jamur dengan ranting yang juga sudah dicuci bersih sebelumnya. Peter memilih mereda amarah dengan mengacuhkan si anak kecil.

Melihat itu Nodt tak tinggal diam, Ia ikut terjongkok di samping si pria dewasa, menunjukkan wajah bersalahnya. "Sayang...." Panggilnya lagi.

Sang dominan akhirnya menyerah, Ia bersuara jua setelah memperhatikan bibir Nodt yang mulai terlihat pucat, anak kecil itu menggigil di sampingnya "Temperature will drop soon. Just wait in the cabin. I will finish this asap"

Tidak ada lagi nada afeksi yang keluar dari si pria dewasa, Nodt paham bahwa Peter benar-benar sedang marah saat ini. Ia akhirnya menurut, mendirikan tubuh, berjalan perlahan menuju kabin setelahnya.

---

"Here....."

"Wow! It looks well cooked! and smells delicious too" Mata jernih itu berbinar, Nodt melupakan sejenak dingin yang sudah dirasa tubuhnya sedari tadi. Keduanya sepakat untuk menyantap makan malam di depan perapian yang baru saja di tambah baranya.

"Yum yum yum" Si anak kecil makan dengan lahap sampai tak sadar terdapat noda yang tertinggal di samping pipi tembamnya. Amarah itu seakan meluntur, tangan besar si pria dewasa secara otomatis terulur, menyeka noda itu dengan lembut. Peter mengingatkan Nodt untuk makan dengan perlahan, tidak akan ada orang lain yang hendak merampas makanannya, jadi Nodt tidak perlu terburu-buru.

Si anak kecil hanya bisa mengerucutkan bibir, menjelaskan seberapa lapar perutnya karena memang keduanya belum meyantap apapun semenjak pagi. Terlebih daging yang dimasak kekasihnya itu sungguh terasa lembut, seperti meleleh di mulut kecil itu. Ia tak henti-hentinya mengeluarkan kata pujian. Si pria dewasa pun akhirnya tersenyum, Ia sudah kalah. Peterpun akhirnya menyilakan yang lebih muda melanjutkan sesi santapnya. Ia juga menambahkan beberapa potong daging di piring Nodt, melihat anak kecil itu makan dengan lahap entah kenapa membuatnya bahagia. "Eat a lot na...." Tutupnya kemudian.

---

Peter makin menarik tubuh kecil itu ke dekapannya saat si anak kecil tak henti berucap tentang dingin yang dirasa disekujur tubuhnya. Mereka sedang berpelukan di atas alas yang sudah dibentang sebelumnya. Peter berbantalkan lengan kirinya sedangkan Nodt bersandar di dada bidangnya.

"How bout now?" Tanyanya lembut kemudian.

"Masih dingin, Phi...."

Mendengar itu Peter paham, Ia menyingkap selimut yang juga ditemukan di kabin sebelumnya, langsung bergerak ke arah perapian. Sang dominan mengambil beberapa kayu bakar yang ditata rapi di tempatnya dengan niat membesarkan api yang mulai meredup. Suhu udara malam ini terasa lebih dingin dari sebelumnya, mereka memang butuh kehangatan ekstra.

Si pria dewasa baru berhenti dari kegiatannya saat Nodt memanggil namanya lagi, meminta untuk kembali ke tempat semula.

Si anak kecil berpikir Peter akan langsung memberikannya pelukan hangat, namun apa yang dilakukan pria dewasa itu selanjutnya sukses membelakkankan mata jernihnya. Nodt otomatis terduduk dibuatnya.

"Why are you taking off your shirt all of sudden, Phi?"

Peter tidak menjawab pertanyaan itu, Ia malah menyuruh Nodt untuk melakukan hal yang sama.

"I told you... No funny things in our date! We just did that a lot yesterday hmph!" Si anak kecil protes tak suka yang malah mengundang gelak tawa dari si pria dewasa.

Peter pun terjongkok, menjentik dahi Nodt lembut dengan jarinya. "What is your little head trying to think of?"

"Sakit!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ISLAND (PART 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang